Salam Petualang,
Hari Pertama, Medan
Kompasianer, Kali ini kita menjajal Daerah Medan dan sekitarnya, sudah beberapa kali menginjakan kaki kesini, kalau kesini selalu di awali dengan minum kopi duren yang ada di salah satu resto di dalam Bandara  Kualanamu ini, kopinya sangat nikmat, sampai satu hari masih terasa rasa durennya dan saat pulang nanti disamping minum lagi satu gelas juga membeli lima saset atau sepuluh saset, tergantung keuangan yang tersisa.
Bandara Kualanamu
Bandara Kualanamu terletak di Kabupaten Deli Serdang, kalau Bandara yang ada di Indonesia umumnya menggunakan nama Pahlawan di daerah tersebut, beda dengan Bandara ini namanya Kualanamu, saya bertanya dengan driver yang menjemput di bandara kenapa dinamakan Kualanamu.
Kualanamu berasal dari kata "Kuala" dan "Namo", Kuala artinya muara sungai dan Namo artinya Lubuk, ini diambil dari bahasa Karo. Dan Bandara ini hampir mirip dengan Bandara Kualumpur, Â Secara sederhana artinya Kualanamu berarti pertetemuan dua sungai yang berlumpur.
Kepada Driver kali ini saya minta diantar ke Masjid Raya dulu untuk melaksanakan Sholat
Masjid Raya Al -- Mashun
Konon menurut cerita Masjid ini dari dulu sampai saat ini belum pernah di renovasi, katanya dari pihak Pemerintah pernah akan melakukan renovasi terutama pada bagian-bagian yang rusak dimakan usia, namun banyak yang melarangnya dengan alasan takut nilai seni dan gaya arsitekturnya akan hilang.
Beruntung sekali saya beberapa kali di beri kesempatan untuk melakukan Sholat ditempat ini.
Istana Maimun
Istana ini juga sering di pakai acara pernikahan, tetapi bukan sembarang orang yang bisa melakukan pernikahan di tempat ini, biasanya orang-orang yang terkenal atau masih ada silsilah keturunan Sultan.
Nama Maimun sendiri menurut cerita pengurus disini memiliki dua versi, versi pertama menyebutkan sebagai penghargaan kepada istri beliau yang bernama Maimunah, dan versi kedua menyebutkan Maimun diambil dari kata Bahasa Arab Maimunah yang berarti berkah atau rahmat.
Saat kita memasuki Istana, kita di tawarkan mau menyewa pakaian adat atau tidak, masuk kedalamnya kita akan melihat kemegahan arsitekturnya, Istana ini di dominasi warna kuning keemasan, ornamennya berbeda --beda seperti lampu, kursi, meja, lemari, pintu dan jendela.
Pintu dan jendelanya memiliki ciri khas Timur Tengah.
Luas Istana Maimun 2.227 m2 memiliki 30 ruangan, memiliki dua lantai dan 3 bagian yaitu bagian induk, sayap kanan dan sayap kiri.
Kompasioner, yang jelas banyak sekali tempat untuk ber swa foto disini.
Setelah puas, kami ke hotel dulu untuk istirahat, malamnya makan sum-sum khas medan, kemudian menikmati durian Ucok, tetapi tidak berani terlalu banyak, karena besok akan napak tilas ke Brastagi.
Hayoo, Jelajah Indonesia.
Medan #H1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H