Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Horas, Medan (Bag 1)

22 Juni 2019   13:09 Diperbarui: 22 Juni 2019   13:37 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam Petualang,

Hari Pertama, Medan

Kompasianer, Kali ini kita menjajal Daerah Medan dan sekitarnya, sudah beberapa kali menginjakan kaki kesini, kalau kesini selalu di awali dengan minum kopi duren yang ada di salah satu resto di dalam Bandara  Kualanamu ini, kopinya sangat nikmat, sampai satu hari masih terasa rasa durennya dan saat pulang nanti disamping minum lagi satu gelas juga membeli lima saset atau sepuluh saset, tergantung keuangan yang tersisa.

Bandara Kualanamu

Bandara Kualanamu terletak di Kabupaten Deli Serdang, kalau Bandara yang ada di Indonesia umumnya menggunakan nama Pahlawan di daerah tersebut, beda dengan Bandara ini namanya Kualanamu, saya bertanya dengan driver yang menjemput di bandara kenapa dinamakan Kualanamu.

Kualanamu berasal dari kata "Kuala" dan "Namo", Kuala artinya muara sungai dan Namo artinya Lubuk, ini diambil dari bahasa Karo. Dan Bandara ini hampir mirip dengan Bandara Kualumpur,  Secara sederhana artinya Kualanamu berarti pertetemuan dua sungai yang berlumpur.

Kepada Driver kali ini saya minta diantar ke Masjid Raya dulu untuk melaksanakan Sholat

Masjid Raya Al -- Mashun

dokpri
dokpri
Pendiri Masjid Raya Medan adalah Sultan Mahmud Al-Rasyid, beliau jualah pendiri Istana Maimun. Dari catatan sejarah yang ada Masjid Raya Medan berdiri pada tahun 1906 dan diresmikan pada tahun 1909.

dokpri
dokpri
Masjid Raya Al-Mashun merupakan salah satu bangunan tertua di Medan, peninggalan Sultan ini memiliki nilai sejarah yang tinggi serta sangat monumental, luasnya mencapai 5.000 m2, di bangun diatas lahan seluas 18.000 m2, masjid raya ini berusia lebih dari satu abad.

Konon menurut cerita Masjid ini dari dulu sampai saat ini belum pernah di renovasi, katanya dari pihak Pemerintah pernah akan melakukan renovasi terutama pada bagian-bagian yang rusak dimakan usia, namun banyak yang melarangnya dengan alasan takut nilai seni dan gaya arsitekturnya akan hilang.

dokpri
dokpri
Masjid ini merupakan salah satu destinasi wisata religi untuk wilayah medan, di bagian dalam Masjid terdapat delapan pilar sebagai penyokong kubah utama bagian tengah, sedang empat kubah lain terdapat di serambi.

Beruntung sekali saya beberapa kali di beri kesempatan untuk melakukan Sholat ditempat ini.

Istana Maimun

dokpri
dokpri
Ikon Kota Medan yang saya tuju kali ini adalah Istana Maimun, Istana ini menjadi ikon Kota Medan, dan hampir setiap orang yang datang ke Medan selalu menyempatkan diri mampir ke Istana ini.

Istana ini juga sering di pakai acara pernikahan, tetapi bukan sembarang orang yang bisa melakukan pernikahan di tempat ini, biasanya orang-orang yang terkenal atau masih ada silsilah keturunan Sultan.

dokpri
dokpri
Istana Maimun merupakan peninggalan Kesultanan Deli yang berusia ratusan tahun, Istana Maimun di bangun pada tanggal 26 Agustus 1888 dan selesai tanggal 18 Mei 1891, Istana ini dibangun oleh Sultan Makmun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah.

Nama Maimun sendiri menurut cerita pengurus disini memiliki dua versi, versi pertama menyebutkan sebagai penghargaan kepada istri beliau yang bernama Maimunah, dan versi kedua menyebutkan Maimun diambil dari kata Bahasa Arab Maimunah yang berarti berkah atau rahmat.

Saat kita memasuki Istana, kita di tawarkan mau menyewa pakaian adat atau tidak, masuk kedalamnya kita akan melihat kemegahan arsitekturnya, Istana ini di dominasi warna kuning keemasan, ornamennya berbeda --beda seperti lampu, kursi, meja, lemari, pintu dan jendela.

Pintu dan jendelanya memiliki ciri khas Timur Tengah.

dokpri
dokpri
Istana Maimun sendiri di arsiteki oleh arsitek dari Italia bernama Theo Van Erp, katanya Istana ini perpaduan  arsitektur tradisional Melayu, Islam Timur Tengah serta Eropa.

Luas Istana Maimun 2.227 m2 memiliki 30 ruangan, memiliki dua lantai dan 3 bagian yaitu bagian induk, sayap kanan dan sayap kiri.

dokpri
dokpri
Beberapa benda bersejarah juga terdapat di Istana ini, seperti meriam buntung, disini ada cerita tersendiri menurut legenda meriam ini jelmaan dari adik putri Hijau dari Kerajaan Deli Tua bernama Mambang Khayali yang sangat cantik, dia berubah menjadi meriam guna mempertahankan Istana dari serangan Raja Aceh yang di tolak pinangannya oleh Putri Hijau.

Kompasioner, yang jelas banyak sekali tempat untuk ber swa foto disini.

Setelah puas, kami ke hotel dulu untuk istirahat, malamnya makan sum-sum khas medan, kemudian menikmati durian Ucok, tetapi tidak berani terlalu banyak, karena besok akan napak tilas ke Brastagi.

Hayoo, Jelajah Indonesia.

Medan #H1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun