Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Lima (Balikpapan, 2 Agustus 1991)

14 Juni 2019   06:42 Diperbarui: 14 Juni 2019   06:47 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ketika membuka mata, Yoga sedikit ilang filling, ada dimana ini, dia baru teringat  dan mulai tersadar, tidur di Kampung Baru, rumah kakaknya, sayup-sayup terdengar suara azan dari Menara Masjid, dia keluar kamar, melihat ponakanya mulai pada bangun untuk pergi ke Masjid. Keponakanya pada tidur di luar, karena kamarnya dia tempati.

Jarak antara Masjid dan rumah kakaknya sekitar 300 meter, tidak terlalu jauh, mereka semua bersiap untuk bersama-sama sholat berjamaah di Masjid.

Yoga menikmati teh panas dan pisang goreng yang dibuat Kakaknya, dia menikmatinya di teras rumah, seraya melihat hilir mudik anak sekolah yang berseragam putih merah, lewat didepan rumah, Yoga melihat ponakanya Rasyid sedang menghidupkan motornya, dan membersihkan bagian-bagian yang terlihat kotor dari motornya.

"Rasyid mau kemana ?"

"Sebentar lagi kerja, Om,"

"Kantornya dimana ?"

"Kilo meter 3 Samarinda-Balikpapan, Om."

"Om, nanti ikut ke bawah, ada janji dengan teman, Om ya,"

"Iya, Om,"

Yoga bergegas kebelakang, mandi dan siap-siap untuk ke Kantornya Anti, walau janjian jam 09.00, mungkin jam 08.30 Yoga sudah berada di kantor Anti.

Rasyid ingin mengantarkan Yoga sampai tujuannya, tapi Yoga menolaknya, dia akan mencoba naik angkot saja, sudah lama dia tidak naik angkot, walau nanti kalau mau ke kantor Anti harus dua kali berganti angkot.

Di angkot Yoga sengaja duduk di depan sejajar dengan supir, agar lebih menikmati suasana kota Balikpapan di pagi hari, mata Yoga jelalatan liat kiri liat kanan, mungkin berharap ada yang dia kenal. Sampai di Pasar Baru tidak ada seorangpun yang dia kenal, Yoga beralih angkutan yang menuju sepinggan, karena Kantor Anti di Sepinggan tidak terlalu jauh dengan Bandara. 

Di angkot jurusan Pasar Baru sepinggan agak lama nunggunya, penumpang masih sedikit, angkotnya ngetem, setelah penuh baru jalan, Yoga melihat jam tangan yang dia pakai, 08.15 sepertinya sekitar jam 09.00 bener sampai di kantor Anti.

"Bapak mau ketemu siapa ?" tanya satpam setelah Yoga masuk di teras kantor Anti.

"Saya boleh bertemu Bu Anti,"

"Maaf, Bapak sudah ada janji sebelumnya ?"

"Sudah, janjianya jam 09, tapi ini masih jam 09. Kurang 10 menit." Kata Yoga

"Mohon maaf, bisa minta kartu pengenal Bapak," katanya, dan menukarkan dengan badge bertuliskan TAMU.

Yoga mengeluarkan dompet dan mengambil Kartu Tanda Penduduk," Silahkan bapak tunggu di ruang tamu, nanti saya hubungi Bu Anti," katanya seraya menunjuk ruang tunggu untuk tamu.

Yoga duduk menunggu, diambilnya koran Balikpapan Post yang terdapat di ruang tunggu, belum selesai halaman pertama, Nampak Anti dari dalam menuju ke arahnya.

"Abang, Anti sebentar lagi, nunggu di ruang Anti saja ya,"

Yoga berdiri dan mengikuti Anti, mereka berjalanan beriringan, ruangan Anti di lantai dua, Anti tidak ingin naik lift, tapi menggunakan tangga saja,  Ruangan Anti tidak besar, sepertinya ukuran 3 x 5 meter, terdapat meja kerja, ruang tamu, seperangkat komputer dan printer, dan satu meja kecil.

"Abang mau sarapan apa ?"

"Abang sudah sarapan pisang goreng tadi,"

"Abang mau minum apa ?"

"Teh panas aja, ngak pakai gula,"

Anti mengangkat intercom di ruangannya, memencet angka dan berkata," Mbak Nina, minta teh panas ngak pakai gula satu ya, ada tamu diruangan ku, terima kasih," katanya

"Abang, tunggu sebentar ya Bang, dikit lagi," kata Anti

Anti terlihat menggunakan komputer yang ada diruangannya, Yoga mengambil majalah yang ada di meja ruang tamu Anti, sepertinya tidak membaca hanya melihat-lihat gambarnya saja, tidak lama pintu di ketuk, ada seorang wanita muda membawa segelas minuman di atas sebuah baki, dia kearah Yoga, meletakan minumnya, dan mempersilahkan Yoga minum,"

Anti menoleh sebentar dan berkata," terima kasih ya mbak Nina,"

"Sama-sama Bu,"

Sekitar sepuluh menit sepertinya Anti sudah selesai, dia ke arah Yoga

"Minum, Bang,"

"Anti ngak minum ?"

Anti berdiri, kearah mejanya, mengambil gelas yang ada disana, kemudian membawanya mendekat lagi kearah Yoga.

"Anti minumnya ini," memperlihatkan gelasnya ke Yoga.

"Milo, dapat kirim dari calon suami," katanya

"Bang, Abang tuh tadi malam keras sekali, bibir Anti bengkak," kata Anti

Yoga memegang bibir Anti, Anti menarik Yoga dan membawa kearah pintu, Anti mengunci pintu dari dalam, didekapnya Yoga,"keluarin lidah Abang,"

Terlihat Yoga mengikuti perintah Anti," Letakkan di bibir Anti,"

Yoga mengikuti, di gerakannya lidahnya di bibir Anti, benar bibir itu agak bengkak, memang kalau dilihat tidak ada apa-apa, tapi kalau dirasakan pakai lidah baru kita tahu kalau bibir itu bengkak.

Yoga kembali melumat bibir Anti, Anti melepaskan rangkulannya dan sedikit mendorong Yoga kebelakang, seraya berkata," disuruh cuma rasakan, malah ambil kesempatan," kata Anti

Yoga tertawa melihat Anti sedikit cemberut, Anti membuka kunci ruangannya, kemudian mereka kembali ke kursi tamu," Habisin minumnya dulu baru kita jalan," kata Anti

Yoga menghabiskan minumannya, terlihat Anti sedang menelpon seseorang, terdengar dia sedang izin untuk keluar kantor sampai waktu istirahat.

          Rumahnya berada di hook, type 45, luas tanah 90 karena di hook ada kelebihan tanah 20 meter, dua kamar tidur, satu dapur lengkap dengan kitchen set dan satu kamar mandi dengan shower dan closed duduk, ada carport, dan teras. Harga rumah dengan kelebihan tanah Rp. 127.000.000,- belum termasuk pengurusan kredit di KPR, luas jalan 3 meter, pasilitas umum lengkap, bahkan ada kolam renang untuk warga komplek nantinya.

"Bagus Anti," kata Yoga

"Ia, kalau yang ini, ruang tamu kita design ulang di kelebihan tanah, sama ruang tidur utama kita besarin," katanya

"Uangnya cukup," tanya Yoga

"Kita patungan yang Rp. 27.000.000,- uang muka, jadi KPR nya Rp. 100.000.000,-,"

"Ya uang bulannya bagi dua lagi,"

"Asal cukup, dan cukup buat Abang hidup di sana, tidak ada masalah,"

"Kalau dilihat secara kasar cukup, Bang, nanti Anti hitung ulang,"

"Kalau Abang setuju ini, kita tanda jadi saja, tanda jadi nanti diperhitungkan dengan uang muka,"

"Oke, Abang setuju,"

Mereka menuju kantor Developer, dan menyelesaikan administrasi semua.

"Bang, pinjam KTP," kata Anti

"Pakai nama Anti saja, biar tidak repot nanti kalau ada administrasi yang harus diselesaikan," kata Yoga

Setelah semua urusan selesai, baru terasa laparnya,"kita makan di BUMAHAI ya," kata Yoga

"Bumahai ramai kalau siang gini, Bang,"

"Kita di sepinggan yang, di warung bambu saja, ya ," pinta Anti

Kendaraanpun menuju rumah makan bambu, konsep rumah makan prasmanan dengan masakan rumahan, dengan berbagai macam sayur, dan berjenis-jenis lauk pauk, selera pembeli saja, dan yang membikin ramai warung ini adalah harganya yang murah meriah.

Yoga bertemu dengan dua orang teman SMA nya dulu dan tiga orang adik-adik Pramuka yang sudah bekerja, mereka saling ber say hello, Anti pun bertemu dengan dua orang teman sekantornya dan satu orang teman SMA nya.

Yang lucu temen SMA Anti, dia bertanya." Anti, berapa orang anakmu sudah ?"

"Baru satu," kata Anti seraya menunjuk ke arah Yoga

Yoga makan dengan ikan mas goreng, terong goreng dan sayur genjer serta sambal yang digoreng, Anti makan cumi bakar dan sayur kangkung, mereka makan di pojokan, agar tidak dilalui orang-orang yang keluar masuk, agar lebih nikmat menikmati makan siangnya. 

Waktu menunjukan pukul 12.30, waktu istirahat Anti tinggal 30 menit lagi, dari tempat makan ini ke kantor Anti sekitar 15 menit, masih lowong, tidak perlu terburu-buru.

"Abang dari sini langsung ke markas, Anti ikut makan malam apa ngak ?"

"Anti dirumah saja ya, Bang," pintanya

"Abang puas-puasin lah sama sahabat Abang, yang penting sebelum ke Tarakan, sama Anti,"

"Abang, besok pagi langsung ke Samarinda, Abang rencanakan tanggal 6 ada di Balikpapan, karena pesawat Abang tanggal 7 siang,"

"Tanggal 6 .....Heemmmm....., pas ulang tahun, Abang mau hadiah apa,"

"Anti, ngak bisa antar ya, Abang hati-hati," lanjutnya.

Waktu menunjukan pukul 12.50 bersamaan dengan mereka tiba di depan Kantor Anti, Yoga mengulurkan tangan ke Anti, Anti mengambil nya dan mencium tangannya, Yoga memajukan kepalanya ke arah Anti, demikian juga Anti, Yoga mencium pipi kiri dan kanan Anti, kemudian dia bersiap-siap keluar dari mobil, di rabanya pipi kiri Anti dan berkata," Abang sayang Anti,"

"Terima kasih, Bang, hati-hati, salam sama semua cs nya,"

Yoga keluar dari mobil dan menyeberang menunggu angkutan kota yang lewat, sementara Anti, masuk ke area parkir kantornya.

Bogor, 14062019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun