Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gemerlapnya Kota Makkah (Episode 26)

30 Mei 2019   06:56 Diperbarui: 1 Juni 2019   22:49 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Ingat kita hanya beristirahat 2 jam saja, jam 10 malam paling lambat sudah ada di lobby hotel, sekarang silahkan turun perlahan," lanjut ustadz.

Kali ini kelompok Catur dapat kamar 1011, dan ibu di kamar 7010, artinya Catur di lantai 10 dan Ibu Bos di lantai 7, agak berjauhan, dan agak tinggi juga, mungkin karena dekat dengan Masjidil Haram banyak travel yang mengincar hotel ini, agar banyak jamaah yang ikut haji dan umroh di travel mereka.

Seperti biasa, Catur mengurus dulu tas dan kamar Ibu, memastikan tas dan  kamar ibu sudah tersedia, kalau semua sudah beres baru dia mengurus barang dan kamarnya sendiri, Ibu tetap sekamar dengan pasangan waktu di Madinah, sehingga tidak perlu adaptasi lagi, sudah kenal dengan baik, tidak terlalu lama mencari tas ibu di lorong lantai 7, sepertinya rombongan jamaah Catur sedikit yang di lantai 7, temen se kamar Ibu juga sudah berada di sini, untuk membawa tas masing-masing, secara bersamaan mereka menuju kamar 7010, berseberangan lift saat mereka naik tadi," Catur bilang permisi sebelumnya dan meletakan tas ibu ke kamar, si Ibu yang sekamar sama Ibu bos berkata, " Enak ya, Ibu suaminya ngurus istrinya dulu, baru ngurus dirinya, andai suami saya seperti suami ibu," katanya.

Catur memandang Ibu bos, Ibu bos pun memandang Catur dengan senyum di tahan, Catur keluar kamar diikuti Ibu bos, begitu keluar kamar Ibu bos bilang ke Catur perlahan dan tetap senyum seperti berbisik," terima kasih," Catur membalasnya dengan anggukan.

Catur menekan lift naik, Ibu Bos masih berdiri disamping pintu, karena memang berseberangan, setelah terbuka pintu lift Catur masuk, dilihatnya ibu Bos masih memperhatikan dirinya, tetap senyum dan berkata perlahan," terima kasih." Mungkin agar tidak di dengar Ibu yang satu kamar dengannya.

Edtwentysix, 30052019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun