Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bandara King Abdul Azis (Episode 22)

26 Mei 2019   06:57 Diperbarui: 26 Mei 2019   07:41 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi malam Catur menulis di WA grup Gowesnya seperti ini : Sahabat WA ku yang berbahagia, besok pagi aku berangkat ke Makkah untuk melaksanakan Ibadah Umroh, mohon dimaafkan segala salah dan khilaf selama kita berinteraksi, salam.

Sebelum menulis di WA grup Catur terlebih dahulu menilpun kedua orang tuanya, untuk meminta maaf dan pamit untuk melaksanakan Umroh, setelah itu hal yang sama dia lakukan ke pada Dessy dan Azka, kemudian dia menulis di WA grup.

Dalam sekejap, beberapa teman yang masih bangun dan membuka WA menanggapi dengan berbagai komentar atas tulisan Catur di WA grup.

Hartono : Jangan lupa bro, berdoa di 7 tempat yang di ijabah Allah, tentang Janda 1 atau Janda 2, do`a kan kami sekeluarga dan anggota grup WA kita bisa Umroh dan Haji bareng, bro.

Rizky : Allahdulillah, semoga  mabrur om bro, do`a kan aku ya bro

Doddy : Allahmdulillah, jangan lupa oleh-oleh bro

Oie : Alhamdulillah

Anang : Do`a kan aku ya Pak Catur, supaya bisa umroh juga.

Perjalanan umroh ini memang sangat istimewa buat Catur, pertama karena ini adalah perjalanan Umroh pertama yang dia lakukan, kedua perjalanan ini ia tempuh dengan biaya yang keluarkan oleh orang yang sudah meninggal, almarhum Markus Susilo, ketiga perjalanan ini dia tempuh dengan orang-orang yang istimewa, Kang Ilos OB kantor, dan istri almarhum Pak Markus Susilo dan kedua anaknya.

Hanya ada satu yang mengganjal sebelum keberangkatanya ini, Catur belum berterus terang tentang lamaran yang telah di lakukannya ke Ibu bos.

Ketika menunggu boarding Catur membuka chating di WA grup, dia balas secara umum saja di WA grup gowes, ada satu WA dari Dessy yang dia buka dan dia baca secara seksama, bunyinya : "Selamat menjalankan umroh sayang, Do`a kan Des dan Azka ya, semoga dalam waktu tidak terlalu lama, kita bertiga juga bisa umroh bersama, hati-hati, perbanyak ibadah dan do`a di sana, salam sayang, Des dan Azka."

Catur terdiam, dia baca sekali lagi WA dari Dessy, baru sekali ini dia membaca kalimat, salam sayang walau hanya tulisan bukan ucapan, ini baru kali pertama, Catur melihat ketulusan hati dari Dessy, tidak mudah dia lakukan ini bisik Catur, rupanya Catur tidak tahu kalau sedang diperhatikan Ibu bos, " Ada apa pak Cat," tanya si Ibu," eh.....eh...tidak ada apa-apa bu, ini temen-temen tetangga rumah, pesan macam-macam." Kilah Catur.

Setelah agak tenang, Catur membalas WA Dessy," Terima kasih, say....In Sya Allah.....jaga diri baik-baik ya, titip Azka, salam sayang."

Terdengar suara dari petugas boarding memecah keheningan pagi ini, Catur berdiri diikuti oleh jamaah yang lain, jumlah mereka secara keseluruhan ada 42 orang, ustadz dari travel umroh berdiri, mereka membuat lingkaran masih diruang tunggu, si utadz mengangkat tangan diikuti semua jamaah umroh "Bismillahi tawakkaltu`alallahi,laa haula wallaquwwata illah billahil`aliyyil`aziimi," dan serempak mengusapkan kedua tangan ke muka masing-masing.

Catur, mengenakan ransel yang di pakainya, kemudian memegang tangan kedua anaknya bos, Taufiq  diserahkan ke Ilos, dan  Noval bersama Catur,  Ibu bos mengikuti di belakang Catur, berlima mereka diikuti jamaah yang lain menuju pesawat yang akan membawa mereka ke Jeddah.

Di dalam pesawat, Catur duduk satu deret dengan Ibu bos, dan Noval dan Ilos bersama Taufiq duduk persis di bangku barisan depan mereka, Ibo bos minta duduk di samping jendela, ditengah Noval dan Catur berada di ujung, beberapa pengumuman yang disampaikan oleh pramugari, tidak begitu didengar oleh jamaah, beberapa jamaah masih banyak yang minta bertukar tempat, ada yang suami istri terpisah ada juga anak dan orang tuanya berjauhan, ustadz meminta kepada jamaah untuk pertukan tempat duduk diatur masing-masing saja.

Suara mesin pesawat mulai bergemuruh, pesawat mulai bergerak secara perlahan, Catur mencoba menenangkan fikirannya, menenangkan perasaanya, antara harus jujur nanti menyampaikan dengan Ibu bos  serta berdo`a siapa yang menjadi jodohnya nantinya.

Perjalanan sepuluh jam, tentu sangat jenuh kalau tidak diisi dengan hal-hal yang bermanfaat,  Catur mengeluarkan Al-Quran disakunya, karena dilihatnya Noval sudah membaca Al-Quran yang dibawanya begitupun dengan Ibu bos.

Sekitar dua puluh menit perjalanan, jamuan makan di keluarkan oleh pramugari, menunya kali ini nasi goreng, opor ayam dan spagety, Catur dan Ibu bos memilih nasi goreng, Noval memilih spagety, sementara di bangku depan Taufiq dan Ilos terdenger memesan opor ayam, mereka menikmati makanan yang disediakan, sesekali pesawat berguncang karena awan cukup tebal terlihat dari kaca jendela.

Tidak berapa lama makanan yang disajikan sudah ludes habis dimakan, pramugari kembali berkeliling untuk mengambil bekas makanan.

"Nasi gorengnya enak apa ngak om ?" tanya Noval

"Enak, makanya om habis tadi, Ibu juga habis makanya." Kata Catur

"Spagety nya tadi juga enak om." Kata Noval

"Om, Noval misi sebentar mau ke toilet," seraya melepas seatbelt

"Mau om temein," kata Catur ikut melepas seatbelt nya dan berdiri agar Noval bisa lewat.

"Ngak usah om, bisa sendiri."

Sepeninggal Noval, ibu bos sambil mengarahkan mukanya ke arah Catur dia berkata sambil berbisik," Ibu minta sepulang dari umroh nanti, ada kepastian dari Pak Catur ya, apakah melaksanakan wasiat bapak almarhum atau tidak, tidak ada paksaan dari Ibu, apapun keputusannya yang terbaik bagi kita," kata Ibu bos

"Iya, bu sudah lebih satu bulan dari yang ibu sampaikan, saya belum memberikan jawaban, mudahan ada jawaban setelah berdo`a di tujuh tempat yang diijabah Allah," Kata Catur.

Pembicaraan mereka terhenti karena kedatangan Noval, Catur kembali berdiri agar Noval bisa duduk kembali di kursinya, selanjutnya Catur dan Ibu bos kembali melanjutkan membaca Al-Quran, sementara Noval melihat-lihat Film yang ada di kursi dihadapanya untuk mengusir rasa suntuk.

Tidak terasa sudah enam jam perjalanan yang mereka lalui, sejauh ini cuaca masih bersahabat, membawa tamu-tamu Allah, sekitar empat jam lagi mereka akan sampai di bandara Internasional King Abdul Azis, sementara pramugai kembali mengeluarkan makanan ringan dan minuman yang ketiga kalinya untuk para penumpang.

Alhamdulillah dengan kesabaran, do`a-do`a selama perjalanan akhirnya waktu yang dinantikan telah tiba, dalam bahasa inggris pramugari mengatakan, beberapa saat lagi  kita akan mendarat di Bandara Internasional  King Abdul Azis, para penumpang di harap kembali ke tempat duduk masing-masing, mengencangkan sabuk pengaman, membuka jendela dan menutup meja dihadapan mereka, sayup sayup para rombongan jamaah umroh mengucap,"Labbaika allahumma labbaik, Laa syariika lakalabbaik, Innalhamda wa-ni`mata laka wal mulk,laa syariikalak."

Rombongan mendarat dengan selamat di Bandara King Abdul Azis, pemeriksaan di Imigrasi bandara berjalan cukup lancar, kebayakan para jamaah menggunakan bahasa isyarat saja, karena para jamaah bahasa Ingris pas-pasan dan Bahasa Arab tidak bisa, antrean tidak begitu panjang dan lama karena para petugas tidak berbelit-belit dan ada delapan pintu pemeriksaan yang dibuka, setelah selesai pemeriksaan pimpinan rombongan meminta yang sudah selesai pemeriksaan berkumpul dulu, menunggu yang masih diperiksa, nanti keluar dari bandara secara bersama-sama. 

Catur masih tidak percaya ini di Tanah Arab, dia baru pertama kali menginjakan kaki, keluar Negeri dan kali pertama itu adalah Tanah Arab, Bandara King Abdul Azis, sejenak Catur memperhatikan sekeliling Bandara, tidak lama Noval dan Ibu bos selesai di periksa dan menghampiri Catur beserta rombongan yang lain.

Seluruh jamaah digiring menuju bus besar, disini sudah ada perwakilan dari travel umrah yang menjemput, bus besar ini yang akan mengantar mereka sampai ke Madinah, Bus tertulis di Kaca depan dengan stiker besar "BEKASI" rupanya supir dari Indonesia juga ini malah lebih enak, setiap jamaah diberikan air mineral dan nasi kotak yang berisi ayam bakar, tempe dan tahu goreng lengkap dengan sambalnya oleh perwakilan travel yang menjemput mereka di luar Bandara tadi. 

Setelah semua penumpang masuk, beliau memperkenalkan diri namanya Ustadz Mahrus dan menyebut beliau orang Indonesia yang menetap disini, beliau orang Madura, dan bertanya apakah dari jamaah ada yang dari Madura, tidak ada satupun rupanya orang Madura di rombongan ini, beliau nanti yang akan menemani jamaah semua selama berada di Madinah dan Makkah.

Beliau melanjutkan kalau ada yang mau beli nomor HP dari tanah Arab silahkan nanti berhubungan dengan kernetnya, kalau di rupiahkan seharga sertatus ribu rupiah.

Perlahan bus bergerak, meninggalkan terminal setelah sang pemandu membaca do`a syafar. Hampir sebagian besar jamaah belum pernah kesini, terlihat hampir semua melihat ke jendela, yang mereka lihat hamparan padang pasir yang luas.

Hampir semua jaamaah setelah mengucap ,"Labbaika allahumma labbaik, Laa syariika lakalabbaik, Innalhamda wa-ni`mata laka wal mulk,laa syariikalak." Tertidur dalam kelelahan.

Edtwenty-two, 26052019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun