Langit belum terang seutuhnya, dengan sepatu olah raga dan kaos lengan panjang serta celana selutut Catur duduk di teras rumah, menunggu motor yang di panasin siap untuk jalan, pagi ini sesuai dengan tilpun bos tadi malam, akan bertemu di Lapangan Sempur untuk berolah raga, tanpa segelas kopi atau segelas teh panas, Catur berangkat menuju Lapangan Sempur.
Kali ini, langit cerah, dengan embun pagi yang masih melayang-layang di atas lapangan Sempur, sudah lebih dua ratus orang yang sedang beraktivitas pagi ini di lapangan Sempur, ada yang berlari-lari kecil, ada yang jalan kaki sambil mendorong kereta bayi, ada yang diam ditempat seperti sedang melakukan senam yoga.
Catur meletakkan tangganya di pinggang, seraya menggerak gerakan kaki dan kepalanya, memulai pemanasan, sambil matanya menerawang ke kiri, ke kanan, ke depan ke belakang, namun sosok yang dia cari tak terlihat oleh kedua matanya.
Suara handphone dari saku celanya berbunyi, terbaca CEO BOS, dilayar handphone nya.
"Pagi, Pak."
"Bapak dimana ?" lanjut Catur
"Waduh.....saya benar-benar minta maaf."
"Saya kesiangan, Catur di rumah apa di Sempur ?"
"Saya sudah di Sempur, pak ."
"Saya minta maaf."
"Sepertinya saya tidak jadi kesana, nanti kita scedule ulang saja."