Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Trip

Candi Bajang Ratu Kian Memesona

29 Januari 2019   10:01 Diperbarui: 29 Januari 2019   10:09 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Moerad Studio

SALAM PETUALANG

Trowulan sebagai tempat pusat Kerajaan Majapahit memiliki banyak kisah didalamnya, kisah-kisah itu tertuang dengan rapi dan utuh dalam berbagai peninggalan yang ditinggalkan, salah satunya adalah Candi Bajang Ratu.

Nama Bajang Ratu sendiri diambil dari Bahasa Jawa yaitu bujang  (bajang). Ketika penobatan Raja Jayanegara, beliau masih muda. Nama ratu memiliki arti cacat. Pada masa kecil, Raja Jayanegara pernah terjatuh di gapura ini, yang menyebabkan adanya cacat pada tubuhnya. Sehingga akhirnya diberi nama Banjang Ratu yang memiliki arti Raja Cacat.

Bajang ratu atau yang juga biasa disebut sebagai Gapura Bajang Ratu merupakan salah satu candi diantara banyak candi lainnya yang menjadi peninggalan Kerajaan Majapahit, candi ini dibangun pada abad ke-14. Candi ini pada mulanya memiliki fungsi sebagai bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara yang dalam Negara kertagama disebut kembali kedunia wisnu. Namun sebenarnya sebelum wafatnya Raja Jayanegara candi ini dipergunakan sebagai pintu belakang kerajaan. Dugaan ini didukung adanya relief Sri Tanjung dan sayap gapura yang melambangkan pelepasan dan sampai sekarang di daerah Trowulan, sudah menjadi suatu kebudayaan jika berziarah diharuskan lewat pintu belakang.

Candi yang kini kurang lebih sejauh 2 km dari pusat kanal perairan Majapahit di 500 m sebelah selatan candi tikus lebih tepatnya berada di Dusun Kraton, Desa Temon. Candi Bajang Ratu pernah dipugar dalam rangka pelestarian dan diresmikan pada tahun 1992 oleh Dirjen Kebudayaan departemen pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia.

Untuk dapat memasuki kawasan candi ini memang tidak menggunakan tiket resmi ,namun diminta biaya seadanya. Setiap pengunjung yang hadir diminta untuk mengisi daftar hadir pengunjung di pos pendaftaran. Tarif parkir sebesar Rp 2000,00 . Untuk mencapai lokasi Gapura Bajang Ratu, pengunjung harus berkendara sejauh 200 meter dari jalan raya Mojokerto -- Jombang, kemudian setelah sampai di perempatan Dukuh Nglikuk, menuju arah timur sejauh 3 km, di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan. Kendaraan yang digunakan untuk menuju candi ini bisa bervariasi seperti mobil atau sepeda motor.

Sumber Foto : Moerad Studio
Sumber Foto : Moerad Studio
Alhamdulillah beberapa kali sempat mengunjungi situs ini, karena kalua keluarga atau temen dating salah satu tujuan wisata yang di tawarkan adalah tempat ini, karena di lokasi ini banyak situs yang bisa di kunjungi.

Sumber data : Wikipidia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun