Siapa yang suka makan tomat? Paling enak sih kalau dibuat sambal tomat, wuihh... nikmat. Apalagi kalau tomatnya yang masih segar yang dipanen dari kebun sendiri lebih nikmat lagi. Tomat biasanya dibuat jus, lalapan, atau campuran salad. Selain nikmat tomat juga bermanfaat untuk tubuh karena memiliki kandungan vitamin C dan K.
Saya dulu pernah mananam tomat, berhasil panen cuma tanamannya ngenes hehe… Kemarin selama sering di rumah coba tanam lagi. Setelah cari tahu tentang tanaman tomat, ternyata terbagi 2 tipe:
- Determinate, tumbuh tegak ke atas dan cepat berbuah, daur hidupnya singkat
- Indeterminate, tumbuh merambat dan mirip seperti tanaman anggur, daur hidupnya lebih lama.
Menanam tomat di halaman rumah bisa menggunakan beberapa metode. Mau konvensional seperti pada umumnya dengan menanam di tanah langsung bisa, atau metode organik dan hidroponik yang sekarang banyak digandrungi oleh penghobi berkebun. Disini saya memilih menanam dengan cara hidroponik, metode yang lebih sering saya pakai dalam menanam.
Saya dapat kiriman tomat dari teman, yaitu jenis tiny tim dan microtom. Keduanya masuk tipe determinate yang tumbuhnya kecil jadi cocok kalau mau ditanam di pot atau polibag. Keuntungannya mudah dipindah ke tempat yang terkena sinar matahari agar tanaman lebih maksimal saat berfotosintesis.
Semai
- Semai benih tomat bisa dari benih kemasan pabrik atau tomat yang kita punya ke media tanam yang telah disiapkan, kalau saya pakai cocopeat (serbuk kelapa). Untuk tempatnya bisa pakai keranjang bolong-bolong biar air yang berlebih dapat menetes ke bawah.
- Tutupi bagian atas benih tomat yang kita semai, tidak usah banyak-banyak asal tertutup. Tujuannya menjaga kelembapan benih agar mau berkecambah
- Semprot secukupnya media tanam yang telah berisi benih tomat. Kalau terlalu basah media tanamnya benih bisa busuk, kalau kering bisa mati
- Jaga kelembapan media tanam dengan disemprot air secara rutin pagi hari agar waktu siang media tanam tidak kering, kalau sore kelihatan mulai kering disemprot lagi juga boleh
- Tunggu beberapa hari hingga benih tumbuh menjadi bibit.
Pindah tanam
Pindah tanam dilakukan jika bibit tomat sudah muncul daun sejati (daun ke 3-4), lebih baik dilakukan di sore hari agar bibit beradaptasi dulu di tempat tanam baru.Â
Siapkan pot atau polibag diameter 25cm atau lebih, lalu isi dengan cocopeat sampai hampir penuh, bagian tengah cocopeat dikasih lubang kecil untuk bisa dimasukan bibit tomat. Pindah bibit sebisa mungkin akar tetap utuh. Dikasih pegangan disamping bibit agar tanaman tumbuh lebih kokoh, batang nantinya tidak terbebani waktu sudah berbuah dan tidak miring waktu terkena angin. Jangan telat kasih pegangan ke tanaman seperti saya, karena tidak kuat menahan beban hidup akhirnya semplek hehe
Â
Perawatan
- Saya pakai sistem guyur, jadi nutrisi ABmix yang sudah disiapkan disiramkan langsung kebagian perakaran setiap pagi kalau sore dirasa perlu siram juga boleh. Larutan nutrisi pakai ukuran baku 1000PPM dari awal pindah tanam sampai panen.
- Usahakan tanaman banyak terkena sinar matahari agar pertumbuhan optimal
- Sesekali cek bila ada hama yang mengganggu lalu singkirkan, yang saya alami ada hama leafminer, kutu kebul, dan bekicot.
- Kalau bekicot bisa diambil lalu buang, untuk leaf miner dan kutu kebul bisa pakai perangkap lalat yang warna kuning dan biru. Bisa juga pakai pestisida nabati (bisa cari di internet), untuk mengurangi hama. Kalau mau pakai pestisida, insektisida, dan fungisida yang dibuat pabrik juga bisa asal baca aturan pakai.
- Tanaman tomat memiliki bunga hermaprodit, jadi tidak perlu susah-susah mengawinkan bunganya walau tidak ada serangga yang hinggap, nanti akan berbuah sendiri.
Panen
Tomat yang saya tanam membutuhkan waktu 3 bulan untuk panen, hampir serempak waktu berbuahnya. Tomat tiny tim berwarna merah waktu siap panen, kalau jenis microtom berwarna kuning sampai jingga waktu sudah matang.
Sedikit cerita pengalaman menanam tomat dari saya, silakan kalau ada yang mau manambahkan cara menanam tomat.
Ayo menanam di rumah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H