Mohon tunggu...
MIRZA
MIRZA Mohon Tunggu... Freelancer - Masyarakat Umum

Mengabdi dengan Hati Berkarya untuk Negeri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemuda Dulu Pejuang, Pemuda Kini Terjebak Judi Online: Ancaman Terselubung!

28 Oktober 2024   18:07 Diperbarui: 28 Oktober 2024   19:51 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 28 Oktober 1928, pemuda Indonesia berkumpul untuk menyatakan Sumpah Pemuda, sebuah ikrar yang lahir dari tekad dan semangat tanpa pamrih demi kemerdekaan tanah air. Ikrar ini bukan sekadar kata-kata, melainkan penegasan tentang kesatuan, persaudaraan, dan rasa tanggung jawab terhadap masa depan bangsa. Bagi pemuda saat itu, hidup mereka adalah tentang memperjuangkan Indonesia agar berdiri sendiri tanpa penindasan. Dengan penuh idealisme, mereka maju tanpa gentar, menempatkan kepentingan bersama di atas segalanya.

Namun, di era modern ini, di tengah derasnya arus digital, pemuda menghadapi tantangan yang sangat berbeda. Pada suatu sore di sebuah gerai transaksi keuangan, saya melihat pemandangan yang mengusik: transaksi demi transaksi dilakukan oleh para pemuda untuk hal yang sekilas terlihat biasa, namun ternyata banyak yang menuju ke rekening-rekening yang berafiliasi dengan platform judi online. Dari yang saya amati, pemuda kini lebih sering melakukan transaksi yang mencurigakan---bukan untuk hal produktif, tapi untuk terlibat dalam judi online. Ironisnya, potensi besar yang dulu dimiliki pemuda untuk memajukan bangsa kini perlahan terkikis oleh kebiasaan baru yang merusak.

Pemuda Masa Lalu: Pejuang dan Penggerak Perubahan

Dulu, para pemuda menjadi penggerak utama dalam memperjuangkan kemerdekaan. Mereka yang terlibat dalam Sumpah Pemuda, seperti Soegondo Djojopoespito, Mohammad Yamin, dan lain-lain, adalah contoh bagaimana jiwa muda yang penuh idealisme dan pengorbanan mampu menggerakkan perubahan besar. Bagi mereka, kemerdekaan bukan hanya cita-cita, melainkan tujuan hidup. Mereka berkumpul, berdiskusi, dan berani bertindak demi masa depan bangsa.

Pemuda masa lalu berani meletakkan ego pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Rasa tanggung jawab mereka bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk generasi yang akan datang. Mereka percaya bahwa setiap langkah yang mereka ambil saat itu akan membentuk masa depan yang lebih baik bagi Indonesia. Namun, kini tampaknya jejak perjuangan mereka mulai tergantikan oleh tren yang sangat berbeda.

Pemuda Masa Kini: Tergoda Gaya Hidup Instan dan Judi Online

Waktu telah berubah, dan begitu pula pola pikir sebagian pemuda masa kini. Alih-alih memperjuangkan nilai-nilai positif, banyak yang kini terjebak dalam arus digital yang penuh godaan instan, salah satunya adalah judi online. Saya melihat fenomena ini dengan jelas di sebuah gerai transaksi keuangan dan penjualan pulsa. Selama beberapa hari, saya mengamati pola transaksi mencurigakan---pemuda yang datang melakukan transfer dengan nominal cukup besar ke rekening tertentu yang dicurigai sebagai akun judi online.

Setiap hari, setidaknya ada 5 hingga 10 transaksi mencurigakan, dengan nominal transaksi bervariasi antara Rp100.000 hingga Rp500.000. Jika diambil rata-rata, setiap pemuda menghabiskan Rp300.000 hanya untuk satu kali transaksi. Pada awalnya, angka ini mungkin terlihat kecil, tapi jika dihitung dalam satu bulan, kerugian yang mereka alami bisa cukup besar. Jika satu gerai saja bisa mencatat 10 transaksi mencurigakan per hari, maka kita bisa menghitung total kerugian yang dialami pemuda di sekitar gerai ini:

  • Total Transaksi Harian: 10 transaksi x Rp300.000 = Rp3.000.000
  • Total Transaksi Bulanan di Satu Gerai: Rp3.000.000 x 30 hari = Rp90.000.000

Itu hanya dalam satu gerai, di satu tempat. Bayangkan jika ada 100 gerai serupa di satu kota yang juga melayani transaksi semacam ini. Jumlah kerugian yang dialami para pemuda bisa mencapai:

  • Total Transaksi Bulanan di 100 Gerai: Rp90.000.000 x 100 gerai = Rp9.000.000.000

Nominal ini sangat besar untuk aktivitas yang tidak membawa manfaat jangka panjang. Justru sebaliknya, banyak pemuda yang akhirnya terjebak dalam lingkaran hutang, ketergantungan, dan kebangkrutan finansial.

Ancaman Terselubung: Dampak Negatif Judi Online bagi Generasi Muda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun