Ketika pelayanan publik terasa seperti kemewahan yang sulit dijangkau, hadirnya pemimpin yang membawa solusi adalah harapan baru bagi kami, masyarakat desa."Â
Sebagai masyarakat biasa di Parigi Moutong, kami menghadapi kendala besar saat harus mengakses layanan publik. Kebutuhan administratif seperti mengurus KTP, akta kelahiran, kartu keluarga, atau izin UMKM sering kali terasa memberatkan, terutama bagi warga desa terpencil yang harus menempuh perjalanan panjang dan mengeluarkan biaya besar hanya untuk mendapatkan layanan dasar tersebut. Bagi kami, akses layanan ini seharusnya menjadi hak, namun kenyataannya masih seperti kemewahan yang sulit diraih.
Kabupaten Parigi Moutong memiliki luas wilayah mencapai 6.231,85 hektar dengan garis pantai sepanjang 472 kilometer, yang menyajikan tantangan geografis nyata bagi masyarakat untuk menjangkau pusat pemerintahan. Tak jarang, keterbatasan akses ini dimanfaatkan sebagai alat politik, terutama menjelang pemilihan umum. Banyak calon legislatif berlomba-lomba menjadi fasilitator pengurusan dokumen bagi masyarakat. Di satu sisi, ini membantu, tetapi di sisi lain, hal ini menunjukkan lemahnya sistem pelayanan publik yang seharusnya bisa diakses dengan mudah dan merata tanpa harus bergantung pada momen politik atau janji-janji kandidat.
Namun, ketika pasangan calon nomor 3, M. Nizar Rahmatu, S.Sos., Aifo, dan H. Ardi, S.Pd., MM., memperkenalkan program "Bunga Desa" atau "Bupati Ngantor di Desa," harapan baru muncul di hati kami. Program ini bukan sekadar janji kampanye, melainkan bagian dari nilai-nilai yang mereka bawa melalui pendekatan BERSINAR---sebuah prinsip yang mendasari setiap langkah mereka untuk menghadirkan pemerintahan yang dekat, responsif, dan pro-rakyat.
Menyaksikan Program Bunga Desa dalam Debat Kandidat
Menyaksikan debat pertama yang disiarkan langsung melalui TVRI Palu, kami melihat bagaimana M. Nizar Rahmatu dan H. Ardi dengan penuh keyakinan memaparkan program Bunga Desa. Setiap kata yang mereka sampaikan terasa tulus dan penuh ketegasan, menyentuh hati kami yang telah lama merindukan pemerintahan yang benar-benar dekat dengan rakyatnya. Bunga Desa bukan hanya sekadar janji, tetapi adalah langkah nyata untuk memastikan bahwa layanan publik hadir langsung di tengah masyarakat, memberikan keadilan dan kemudahan bagi semua warga, tanpa memandang jarak atau latar belakang.
Program Bunga Desa yang mereka tawarkan melalui prinsip BERSINAR adalah gambaran dari pemerintahan yang benar-benar hadir untuk mendengar, memahami, dan memenuhi kebutuhan kami. Melalui program ini, mereka menunjukkan bahwa Parigi Moutong bisa menjadi tempat di mana setiap warga merasa dihargai dan dilayani dengan adil.
M. Nizar Rahmatu: Komitmen untuk Pemerintahan yang Responsif dan Cepat Tanggap
Selama debat, M. Nizar Rahmatu menekankan pentingnya pemerintahan yang responsif dan mampu mendengar serta melayani masyarakat dengan cepat. Bunga Desa diwujudkan sebagai langkah nyata untuk memastikan bahwa layanan publik bisa diakses dengan mudah tanpa adanya perantara atau birokrasi yang mempersulit. Dalam kata-katanya, M. Nizar menegaskan bahwa pemerintah harus hadir lebih dari sekadar simbol---pemerintah harus ada di tengah-tengah masyarakat, siap memenuhi kebutuhan mereka setiap hari.
Ketika beliau menjelaskan visi ini, kami merasa inilah bentuk pemerintahan yang selama ini kami impikan. Kami menginginkan pemerintah yang bukan hanya datang saat momen kampanye, tetapi juga hadir untuk mendengarkan dan bertindak cepat saat kami membutuhkannya. Bagi kami, program ini bukan hanya janji politik, tetapi sebuah peluang untuk menciptakan pemerintahan yang benar-benar berpihak pada rakyat.