[caption id="" align="alignnone" width="414" caption="anak mengeluarkan pendapat adalah hal yang wajar, bahkan PERLU.."][/caption] Ketika kita berusia 14-19 tahun tentu kita mengalami sebuah masa transisi dewasa, proses perubahan psikis dan kognitif kita akan mengalami benturan-benturan dalam jiwa jika kemauan, kemampuan kita tidak dapat tersalurkan dan dipenuhi, hal ini merupakan hal yang wajar. Perubahan jiwa yang wajar ini akan berubah ke arah negatif jika orang tua tidak mampu mengerti kemauan dan kemampuan anak. Beberapa orang tua akan menganggap anak tidak lagi “berbakti” ketika sang anak mulai berani membantah pendapat mereka. Mereka berharap sang anak akan kembali “berbakti” seperti pada usia anak-anak atau remaja.
Kesalahan orang tua yang umum dilakukan ketika anak dalam proses pendewasaan diri adalah pemberian label “nakal” atau “pembangkang”. Pemberian label ini merupakan kesalahan awal yang akan memicu untuk melakukan kesalahan yang selanjutnya. Orang tua akan cenderung marah ketika pendapat mereka disangkal oleh sang anak. Padahal sang anak berusaha mengeluarkan pendapat pribadinya. Missed Communication yang terjadi pada Orang Tua – Anak ataupun sebaliknya merupakan hal yang lumrah terjadi namun akan menjadi besar ketika orang tua membiarkan sang anak melakukan “eksperimen diluar kendali” seperti mengalihkan egonya ke arah hal yang negatif seperti ikut-ikutan merokok, nyimeng atau bahkan yang lebih ekstrim kecanduan narkoba. Hal ini berpeluang besar terjadi ketika sang anak ketika masa kecil tidak diberi penguatan norma agama maupun sosial, apalagi emosi anak usia 14-19 merupakan usia emosi labil, tak salah jika ada istilah ABABIL (ABG LABIL). Karakteristik stereotip pada ababil adalah mudah mengambil keputusan dalam keadaan emosi dan berani mengambil resiko. Peran orang tua yang dibutuhkan disini adalah kemampuan mengcover setiap perilaku anak, mengamati perubahan perilaku, memberikan sugesti positif atau semacam warning yang membangun dan tidak serta merta memarahi, melabeli dan memberikan pernyataan negatif seputar tingkah laku anak.
Kebutuhan utama yang paling penting bagi ababil adalah adanya orang yang mampu memahami apa yang sedang terjadi pada dirinya, dan orang yang diharapkan mampu mengerti akan dirinya adalah orang tuanya. Memang berat tugas orang tua zaman sekarang jika ingin anaknya menjadi anak yang sesuai dengan apa yang diharapkan dan mampu menang di tengah persaingan global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H