Mohon tunggu...
Muhammad Mirza Ayatulloh
Muhammad Mirza Ayatulloh Mohon Tunggu... Freelancer - Ordinary person

pengemis Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Remah Remuk

12 Januari 2016   07:20 Diperbarui: 12 Januari 2016   07:29 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan…

Inikah hukuman-Mu untukku?

Aku tak sanggup Tuhan..

Aku tak ingin hidup dalam lara hati seperti ini. Bukan aku tak ingin hidup Tuhan, aku hanya ingin Engkau mengambil sedikit laraku dan menyembuhkannya. Mohon beri hamba kesempatan untuk dekat dengan-Mu lagi seperti dulu.

Ampuni hamba yang telah lalai dalam hidup hamba. Ampuni diri hamba yang berani menentang Kuasa Mu Tuhan.

Hamba ingin melupakan semuanya. Hamba ingin kembali hanya berdua denganMu Tuhan. Sesungguhnya tiada ketenangan hati, selain ketenangan dalam hubungan hamba dengan Penciptanya.

Hamba hanya seorang hamba, berikanlah pengampunan pada hamba, Tuhan...

Secepat inikah Kasih-Mu yang selama ini aku agung-agungkan akan engkau cabut dari hidupku?

Tidak adakah bagiku kesempatan untuk memperbaikinya lagi? Sungguh Tuhan, aku memohon pada-Mu, dengan segala kerendahan diriku, aku merangkak, memohon, memohon ampunan dari-Mu

Aku tak lagi dapat berfikir jernih saat itu, kekhilafan yang selama ini aku jaga agar tidak terlepas dari kesadaranku, lari begitu saja. menghambur, menggodaku akan kenikmatan sesaat dalam selang waktu yang sangat singkat.

Fisikku tidak menderita apapun, atau lebih tepatnya, aku tidak peduli. tapi, hatiku..

Hatiku terasa sakit bagai tertusuk beribu paku, karena aku telah lancang melupakan-Mu, melanggar apa yang telah Engkau gariskan ketetapan dan aturan intinya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun