Mohon tunggu...
Mirza Muhajir
Mirza Muhajir Mohon Tunggu... Freelancer - Pemula

Young Geologist

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Find Answers Through Forensic Geology

23 Oktober 2018   14:32 Diperbarui: 23 Oktober 2018   14:46 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata-kata tersebut adalah penilaian John Watson terhadap pengetahuan Sherlock Holmes tentang geologi. Watson bercerita bahwa Sherlock dapat membedakan satu tanah dengan tanah yang lain. Dengan melihat percikan tanah yang menempel pada celana seseorang, Sherlock dapat menyimpulkan dari bagian London mana seseorang itu sebelumnya. Sherlock adalah detektif fiktif terkenal karya Sir Arthur Conan Doyle.

Cuplikan komik detektif Fantomette dan novel Sherlock Holmes diatas menceritakan penemuan material bumi sebagai bukti untuk memecahkan suatu kasus kriminal.  Setiap material geologi in situ di suatu daerah mencerminkan kondisi geologi  dan genetika wilayah yang bersangkutan. Dasar lain dalam penerapan geologi forensik pada cerita tersebut adalah asumsi bahwa setiap kontak dengan material bumi akan ada jejaknya pada barang pelaku, korban, benda, atau tempat kejadian perkara.

Dalam mengungkap teka-teki di dunia kriminal, geologi forensik dapat memberikan bukti-bukti ilmiah yang lebih maju sehingga akan mempersulit pelaku kriminal untuk mengelak. Saat ini para pelaku kriminal sudah terbiasa mengelak dengan tidak meninggalkan jejak-jejak yang konvensional, misal menghapus sidik jari, menghilangkan bercak darah, tidak meninggalkan cairan tubuh dsb. Tentunya diperlukan metode-metode yang lebih maju (advance) dalam mengungkapkan sebuah tindak kriminal yang bukan konvensional. Tinggalan lainnya dari suatu kejahatan, misalnya debu di dalam mobil, serat mineral, lumpur yang menempel di sepatu, merupakan jejak-jejak baru yang harus diketahui oleh polisi atau penyidik.

Biar penulis ceritakan beberapa contoh pemanfaatan pengetahuan geologi dalam memecahkan teka-teki kasus kriminal. Pada tahun 1925 di California, Amerika Serikat, seorang perempuan bernama J.J. Loren dibunuh dan tubuhnya dipotong-potong. Beberapa bagian tubuhnya berhasil ditemukan di daerah El Cerrito, California. Termasuk yang ditemukan adalah potongan telinga. Namun, bagian tubuh lainnya belum dapat ditemukan. Edward Heinrich meneliti dan menyimpulkan bahwa butiran pasir yang ditemukan di telinga itu tidak berasal dari lumpur di mana potongan telinga itu ditemukan. Ini artinya telinga dan potongan tubuh ini pernah dikubur di suatu tempat lain.

Setelah meneliti butiran pasir ini, Heinrich menyimpulkan bahwa ada butiran pasir pantai yang menempel. Ia berasumsi bahwa butiran ini berasal dari suatu sungai yang mulai memasuki laut. Akhirnya, setelah mempelajari peta, ia mendapatkan lokasi terdekat yaitu di Pulau Bay Farm, yang jaraknya 12 mil dari lokasi penemuan awal. Akhirnya ditemukanlah keseluruhan potongan tubuh di bawah jembatan antara Alameda dan Pulau Bay Farm.

Di Jerman pada tahun 1904, seorang wanita bernama Eva Disch ditemukan tewas di sebuah perkebunan. Di tempat kejadian ditemukan satu sapu tangan. Pada sapu tangan ini ditemukan nasal mucus (ingus) yang setelah diteliti mengandung partikel batubara, tembakau, dan -- yang paling menarik -- pecahan mineral hornblenda. Pecahan mineral yang sama kemudian ditemukan juga di kuku seseorang bernama Karl Laubach. Bukti pendukung lain adalah kesamaan jenis tanah yang menempel pada celana Laubach dan tanah yang berada di lokasi ditemukannya korban. Maka pengadilan pun menetapkan Karl Laubach sebagai pelaku pembunuhan Eva Disch.

Tahun 1985, seorang agen DEA (Drug Enforcement Agency), Enrique Camarena Salazar, diculik dekat Guadalajara. Amerika meminta pemerintah Mexico dan MFJP (Mexican Federal Judical Police) untuk menyelidikinya. Mayat Camarena ditemukan di ranch El Mareno, Michoacan State, di lokasi tempat tembak menembak MFJP dengan pengedar narkoba. Dalam investigasi FBI yang dibantu oleh Ron Rowalt, seorang ahli geologi forensik, diketahui bahwa mayat Camarena telah dibakar sebelum mencapai ranch.

Petunjuknya adalah tuffaceous rhyolite ash (debu riolit tufan), material hasil vulkanisme yang ditemukan melekat di tubuh mayat Camarena yang digali. Petunjuk tersebut membantu penyelidik menemukan lokasi tanah kuburan asal, yaitu sebuah tempat bernama Bosques de la Primavera yang jauh dari ranch. Mayat telah dipindahkan dari lokasi itu ke ranch. Penyelidikan membantu mengungkap kembali kasus yang telah ditutup oleh MFJP.

Selain kasus-kasus kriminal seperti pembunuhan atau pencurian, para geolog forensik juga dapat diminta bantuannya dalam kasus-kasus kejahatan lingkungan, kasus kecelakaan tambang, kecelakaan pesawat, atau kejahatan yang melibatkan batumulia atau barang tambang lain. Bahkan prinsip-prinsip geologi forensik juga bisa digunakan untuk meneliti pola kehidupan peradaban masa lalu yang telah terkubur lama.

Saat ini sudah banyak instansi pemerintah maupun swasta di luar negeri yang berkontribusi dalam pengembangan geologi forensik. Instansi pemerintah itu antara lain adalah Federal Bureau of Investigation (FBI), Japanese National Research Institute of Police Science, dan Netherland Forensic Institute. Walaupun perkembangan yang pesat ini baru terlihat di luar negeri, bukan tidak munkin di masa yang akan datang kebutuhan akan ahli geologi forensik di Indonesia juga meningkat. Dan ini adalah kesempatan bagi pemuda Indonesia yang berkiprah dibidang Geologi untuk berkontribusi dalam dunia forensik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun