Point of Interest (POI) merupakan fokus atau titik utama  yang menjadi inti dari cerita dalam sebuah foto. Kaidah-kaidah fotografi sangat ditekankan tentang adanya POI, POI akan menambah kedalaman visual dan pesan yang akan disampaikan.
Banyak foto-foto terpampang dimedia-media online, buku-buku maupun pameran-pameran fotografi yang digelar oleh para fotografer, banyak foto yang menarik, indah, unik, bercerita bahkan mengandung pesan di dalamnya. POI dengan unsur ketajaman dan warna banyak kita jumpai dalam karya fotografi, sehingga foto akan terlihat lugas dan menonjol.Â
Kali ini saya akan berbagi pengalaman tentang karya foto dengan POI yang tidak tajam (blur) dan melepaskan unsur warna sebagai penguat obyek utama.Â
Pertama, obyek utama (POI) blur
Dalam fotografi tidak ada aturan baku dalam membuat POI yang tajam, menempatkan obyek blur sebagai POI sebenarnya tidak lazim dilakukan, perlu digaris bawahi bahwa tidak lazim bukan berarti salah, hanya kurang populer saja.Â
Apa yang salah dengan pemilihan POI blur tersebut?Â
tidak ada yang salah, asalkan kaidah fotografi tentang POI tidak kita lepaskan, dimana POI merupakan obyek utama dan dapat menjadi titik tolak seseorang dalam menikmati sebuah karya foto.
Mungkin akan muncul  pertanyaan, kalau tidak tajam apakah obyek utama bisa menonjol?
obyek utama yang menonjol tidak identik dengan ketajaman, tajam hanyalah salah satu unsur pembangun POI bukan satu-satunya, ada beberapa unsur pembangun lain diantaranya adalah membuat POI foto (pada foto di atas) lebih terang meskipun meniadakan unsur ketajaman POI. Â diharapkan obyek yang lebih terang menjadi menjadi titik tolak seseorang dalam menikmati foto tersebut.
Kedua, obyek utama (POI) ada di belakang obyek yang terdekat dengan lensa
Depan, belakang, samping tidak menjadi masalah seseorang dalam menempatkan obyek utama, subyektifitas pembuat karya fotografi cukup bermain dalam hal ini. Penempatan obyek foto dalam frame kamera tergantung dari pemotret akan menyampaikan ide-idenya.
Ketiga, hitam putih
Subyektifitas kembali berperan dalam pembuatan karya foto, pemilihan warna ataupun hitam putih untuk memunculkan obyek utama merupakan hak penuh dari pemotret, apakah akan menonjolkan warna (full colour) untuk menceritakan obyek utama atau memberikan efek dramatisir (black white) pada obyek utama, itu pilihan si pemotret dalam menyampaikan pesan fotonya.
Memang akan terkesan dan terlihat rancu ketika dihadapkan dengan kebanyakan orang membuat karya foto, perlu kita pahami bersama, bahwa tidak ada aturan yang baku, dimana POI wajib tajam dan wajib berwarna agar terlihat menonjol. Menonjolkan obyek utama dalam sebuah foto, kita dapat melakukan sesuatu hal yang berbeda dari biasanya, tetapi tanpa meninggalkan kaidah yang ada dalam fotografi.
Selamat Berkarya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H