Mohon tunggu...
Mirza Faaizatul Hilmi
Mirza Faaizatul Hilmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - maba

baca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tinjauan Umum Situasi Kesehatan Tenaga Kesehatan di Indonesia

27 Desember 2024   10:20 Diperbarui: 27 Desember 2024   10:16 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tenaga kesehatan menjunjung tinggi prinsip penting dalam meningkatkan sistem kesehatan Indonesia. Namun, tantangan yang mereka hadapi menjadi lebih kompleks seiring berjalannya waktu, terutama dari tahun 2019 hingga 2024. Tenaga kesehatan dikaitkan dengan berbagai faktor yang memengaruhi kualitas pemberian layanan kesehatan secara komprehensif, mulai dari ketidakmerataan distribusi layanan kesehatan hingga tantangan kompetensi hingga teknologi medis yang terus berkembang. Dalam artikel ini, beberapa masalah terkait kesehatan dan kebugaran akan dibahas, beserta kemungkinan solusinya.

Masalah utama yang terus-menerus muncul dalam perawatan kesehatan adalah distribusinya di berbagai wilayah di Indonesia. Data menunjukkan bahwa tenaga kesehatan secara konsisten hadir di perkotaan di wilayah perkotaan, kepulauan, perbatasan, dan terpencil daerah,namun sering terjadi penurunan tenaga kesehatan .Daerah kepulauan, perbatasan, dan terpencil sering mengalami penurunan tenaga kesehatan. Misalnya misalnya Laporan Kementerian Kesehatan(2020) menyebutkan bahwa 60% dokter dan dokter spesialis berada dalam jumlah besar spesialis berada di provinsi besar seperti Jawa dan Bali, sementara provinsi yang lebih kecil seperti Papua dan Kalimantan masih kesulitan menemukan tenaga medis yang berkualitas. Hal ini berdampak pada akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas tinggi.

Selain distribusi, ketimpangan kompetensi tenaga kesehatan juga menjadi isu penting. Tenaga kesehatan di daerah wilayah dengan fasilitas terbatas,sering gagal memberikan siswa instruksi yang menarik. Menurut penelitian Bilqis ( 2023 ), banyak penyedia layanan kesehatan di daerah terpencil mengalami kesulitan dalam mengakses teknologi medis modern dan pelatihan untuk meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Menurut Bilqis (2023), banyak penyedia layanan kesehatan di daerah terpencil mengalami kesulitan dalam mengakses teknologi medis modern dan pelatihan untuk meningkatkan kesehatan mereka sendiri. kondisi ini mengakibatkan kesenjangan antara kebutuhan praktis lapangan dan standar pendidikan yang ditegakkan di lapangan.

Tekanan kerja yang berat juga merupakan permasalahan terkait kesehatan, khususnya pada masa pandemi COVID -19 pada tahun 2020–2022 .masalah yang berkaitan dengan kesehatan. Lonjakan pasien yang membutuhkan perawatan intensif mengakibatkan tekanan, banyak tenaga kesehatan bekerja berlebihan yang mengerjakan terlalu banyak pekerjaan. Yang pada akhirnya mempengaruhi kesehatan fisik dan mental mereka. Menurut data Badan PPSDM Kesehatan ( 2021 ), lebih dari separuh tenaga kesehatan mengalami burnout akibat tingginya stres terkait pekerjaan . Selain itu, isu terkait tenaga kesehatan seperti gaji yang kurang bersahabat dan kurang peka terhadap lingkungan tempat tinggal yang sempit juga masih relevan. 

Kemajuan dalam teknologi medis dan digitalisasi pelayanan kesehatan telah menimbulkan beberapa tantangan unik bagi para profesional kesehatan. Teknologi seperti telemedicine dapat membantu pasien di daerah terpencil, tetapi kurangnya pelatihan menjadi hambatan. Marwa (2021) menekankan bahwa banyak tenaga kesehatan, terutama mereka yang bekerja di fasilitas kecil dan puskesmas, tidak akrab dengan perangkat digital dan sistem informasi kesehatan yang seharusnya membantu mereka dalam pekerjaan mereka.

Kebijakan dan Regulasi Pemerintah yang Kurang Tepat Sasaran adalah salah satu faktor yang memengaruhi kinerja tenaga kesehatan. Banyak program yang bertujuan untuk meningkatkan distribusi dan kualitas tenaga kesehatan telah dimulai, tetapi seringkali gagal dilaksanakan. Sebagai contoh, meskipun tujuan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah untuk memberi orang lebih banyak akses ke layanan kesehatan, prosedur administratif yang kompleks seringkali menghalangi pelaksanaan program tersebut. Regulasi yang tidak fleksibel, seperti membatasi tanggung jawab tenaga kesehatan di wilayah yang tidak memiliki cukup sumber daya, memperparah masalah ini.

Pandemi COVID-19 dan Dampaknya: Pandemi COVID-19 adalah salah satu masalah terbesar yang dihadapi tenaga kesehatan selama tahun 2019–2024. Mereka berada di posisi terdepan dalam menangani pandemi, yang menguji kemampuan, kapasitas, dan kesiapsiagaan sistem kesehatan negara. Pandemi ini meningkatkan risiko infeksi, kelelahan, dan kematian karyawan kesehatan. Data Kementerian Kesehatan (2020) menunjukkan bahwa ribuan profesional kesehatan di Indonesia telah terpapar COVID-19 hingga akhir tahun 2021, dan ratusan di antaranya meninggal dunia.

Referensi:

1. Badan PPSDM Kesehatan. (2019). Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan 2020-2024. Kementerian Kesehatan.

2. Bilqis, M. (2023). Tantangan Sistem Kesehatan Nasional. Journal of Nursing and Public Health. 

3. Marwa, R. (2021). Tantangan SDM Kesehatan di Puskesmas. Jurnal Kesehatan Indonesia. 

4. Kementerian Kesehatan. (2021). Laporan Distribusi Tenaga Kesehatan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun