Mohon tunggu...
Muhammad Irwan
Muhammad Irwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas PTIQ Jakarta

Gelas Kosong yang perlu untuk di isi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pena Bumi: Bergerak Aktif Mendatangkan Keberkahan, Berdiam Diri Mati

14 Desember 2023   15:31 Diperbarui: 14 Desember 2023   15:33 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu guru pernah menyampaikan kepada saya, "Al-Harokah Barokah, As-Sukuut Maut: Bergerak Mendatangkan Berkah, Berdiam Diri Mati".

Kalimat diatas adalah singkat namun sangat mendalam. Adapun maknanya adalah:

  • Al-Harokah Barokah

Di dalam kamus bahasa Arab "Lisan Al `Arob" kata harokah yang berasal dari kata Haruka memiliki arti lawan dari kata diam atau tidak bergerak, yang berarti harokah adalah suatu gerakan. Di dalam bahasa umum Harokah berarti perpindahan tubuh dari satu tempat ke tempat tertentu menuju tempat lainnya. Harakah secara bahasa bermakna gerakan, aktifitas, mobilitas dan semangat. Sehingga Harakah  mengandung makna suatu usaha, gerakan riil atau aktifitas yang dilakukan manusia.

Ketika kita menyapu lantai agar bersih, maka kita telah melakukan harokah. Ketika kita mencuci piring, maka kita telah berharokah. Ketika kita berangkat dari rumah hendak menuntut ilmu, maka sesungguhnya kita hendak berharokah. Apapun yang kita lakukan dalam hidup, selama itu hal yang baik, bermanfaat dan bukan hal merusak dan merugikan, maka bergeraknya kita berarti berharokah.

Sedangkan Barokah atau "Berkah" atau istilah ngalap barokah selalu menjadi prioritas dari setiap aktifitas seorang muslim. Berharap hidup penuh berkah, dari ilmu yang berkah, harta berlimpah nan berkah, dan umur penuh berkah.

Berkah pada dasarnya berasal dari bahasa Arab barakah. Kata barokah menurut Ibnu Manur dalam Lisan al-'Arab bermakna al-ziyadah yang berarti tambahan, nilai tambah; al-sa'adah (kebahagiaan), al-du'a (doa), dan al-manfa'ah (kemanfaatan).

Secara istilah barokah adalah subut al-khair al-ilahiy fi al-syai` (tetapnya kebaikan dari Allah dalam sesuatu). Sesuatu yang berkah berarti mengandung kebaikan, bermanfaat, mencukupi, bahkan nilai kualitas maknanya melebihi nilai kuantitasnya. Berkah juga berarti Ziyadah al-khoir ala al-khoir (bertambahnya kebaikan atas suatu kebaikan).

Barokah memiliki korelasi yang sangat erat dengan Harokah. Berdasarkan pesan salah satu Masyayikh Kajen yang disampaikan kepada para santri yakni "untuk meraih berkah perlu harakah".

Untuk mendapat berkah bukan berarti manusia cukup berdoa tanpa usaha. Tetapi manusia tersebut harus berharokah. Barokah itu akan didapatkan manusia yang mau bergerak atau aktif secara dinamis. Keberkahan tidak datang tiba-tiba. Keberkahan akan diraih manusia setelah ikhtiar, usaha, dan bekerja.

Masyayikh kami pernah berkata "keberkahan tidak ada padaku, tetapi terletak pada cara engkau memperlakukanku". Ini berarti bahwa untuk mendapatkan keberkahan harus dengan usaha/gerakan, inilah mengapa dalam islam kita harus berharokah guna mencapai keberkahan.

  • As-Sukuut Maut

As-Sukuut berasal dari bahasa arab Sakata-Yaskutu yang berarti Diam. Sukut atau diam berarti tidak melakukan apapa, tidak berbicara, tidak berjalan, tidak berdiri atau tidak bergerak.

Sedangkan maut atau al-maut secara bahasa adalah kepergian atau hilangnya daya dan kekuatan sesuatu. Kata al-maut juga dapat diartikan hilangnya kekuatan indra, hilangnya kekuatan akal atau kebodohan atau kesedihan yang mengeruhkan. Pada umumnya, kata al-maut menjelaskan tentang kematian dalam hal apapun atau hal yang hilang dari sesuatu.

Dalam konteks as-sukuut maut bukan berarti orang yang tidak melakukan sesuatu atau berdiam diri akan mati (meninggal dunia). Tetapi orang yang berdiam diri dan tidak melakukan apapa maka hidupnya tidak akan mengalami kemajuan, ia akan tumbuh sebagai orang yang malas dan tidak akan bermanfaat.

Orang yang berdiam diri mustahil akan mendapatkan keberkahan. Orang yang diam maka hidupnya akan stagnan bahkan lebih jauh akan mengalami ke-jumud-an.

Jumud ibarat air yang menggenang, tidak mengalir. Air yang menggenang, menjadi membahayakan orang yang ingin menggunakannya, bisa saja air tersebut terkena banyak bakteri, yang tersebar di dalam air tersebut, tentu bila dikonsumsi, akan menimbulkan masalah baru.

Seorang suami yang tidak bekerja dan tidak mau berusaha bergerak untuk mencari nafkah bagi keluarga, maka tidak akan mendapatkan kebaikan dalam hidup. Sebaliknya jika ia mau bergerak, entah sesulit apapun ia mencari, maka keberkahan akan senantiasa menghampirinya. Telah banyak cerita sejarah dari orang-orang yang tidak mau bergerak aktif dalam hidupnya. Mereka akan mengalami kemunduran, kesusahan dan keresahan, mereka mengalami kehilangan dan ini lah yang di maksud al-maut.

Orang yang bergerak aktif, maka Allah akan memudahkan baginya urusan-urusannya. Allah akan membantunya dengan kuasa yang dimiliki-Nya.

Ketika kita menyapu lantai, itu adalah suatu kebaikan karena lantai akan bersih dan orang lain akan merasa nyaman. Menyapu adalah harokah, lantai menjadi bersih merupakan kebaikan dan kebaikan ini bertambah tatkala orang lain merasa nyaman.

Ketika kita tidak mau membersihkan lantainya, maka lantai itu akan kotor. Selain tidak nyaman, lantai kotor tadi akan menjadi sumber penyakit bagi kita dan orang lain.

Ketika kita berangkat menuntut ilmu adalah harokah, menuntut ilmu adalah suatu kebaikan dan berpahala, dari ilmu yang kita dapati lalu kita amalkan maka orang lain akan merasakan manfaat dari ilmu tersebut, dan inilah keberkahan. Orang yang tidak berharokah mustahil akan mendapatkan barokah.

Ketika kita tidak mau menuntut ilmu, maka kita akan bodoh dan tidak bisa melakukan apapa karena ketidak-tahuan kita. Ketika kita tau akan suatu ilmu, namun kita tidak mau mengamalkannya. Maka kita akan lupa pada ilmu tersebut, menjadikan kita bodoh dan tidak bermanfaat bagi siapapun.

Maka al-Harokah Barokah al-Sukut Maut harus kita pegang dan kita jadikan prinsip dalam hidup, agar kita dijauhkan dari ke-jumud-an dan akan mendapatkan keberkahan dalam hidup.

Hasbunallah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun