Mohon tunggu...
Muhammad Irwan
Muhammad Irwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas PTIQ Jakarta

Gelas Kosong yang perlu untuk di isi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pena Bumi: Renungan Hidup tentang Apa yang Kita Butuhkan Bukan Kita Inginkan

9 Desember 2023   23:50 Diperbarui: 10 Desember 2023   00:21 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berawal dari kisah yang dialami secara empiris diakhir tahun 2023 ini. Bagaimana ketika tengah malam yang sunyi, orang-orang sedikit demi sedikit mulai berangkat menuju kasur seraya beristirahat setelah menjalani kehidupan seharian. Tiba-tiba lampu rumah mati. Usut punya usut ini terjadi akibat token listrik yang sudah habis.

Bukan tidak mau mengisi pulsa token agar lampu hidup kembali, tetapi gerai penjualan pulsa mungkin dan kebanyakan sudah tutup. "Loh kan bisa pakai m-banking?." Ya memang dewasa ini segala hal dapat dilakukan dengan sangat mudah, termasuk beli pulsa token listrik bisa melalui mobile. Akan tetapi itulah letak permasalahannya, sebab saldo yang ada direkening sudah mencapai batasan limit yang artinya tidak dapat melakukan berbagai macam transaksi. Singkatnya uangnya habis.

Pagi itu kondisi rumah sangat hening, bagaimana tidak listrik yang habis dari semalam ditambah dengan kondisi keuangan yang memang sedang tidak baik-baik saja, padahal dihari yang sama ada undangan hajatan yang harus dihadiri. Ditengah-tengah kebingungan, tiba-tiba pesan whatsapp masuk dari salah seorang teman yang dulu pernah satu tempat naungan.

Betapa kagetnya isi pesan dari seorang teman itu, singkatnya ia mengabarkan bahwa ternyata masih ada hak honorarium dari tahun 2021. Honor yang jumlahnya tidak terlalu besar tetapi sangat berharga pagi itu. Yaa, honor di tahun 2021 dari sebuah kegiatan kepanitiaan yang (mungkin) terselip atau terlupakan.

Dengan begitu dapat tertunaikan pembelian listrik juga untuk menghadiri undangan hajatan. Sesuatu yang sangat tidak disangka-sangka, padahal jaraknya kurang lebih 2 tahunan. Memang saat 2021 silam uang itu sangat diharapkan, akan tetapi tidak diberikan. Mungkin itu tadi, ntah terlupa atau terselip. Satu pelajaran yang diambil, bahwa Allah sangat mengetahui apa yang kita butuhkan dan apa yang sebenarnya hanya sebatas keinginan.

Bayangkan jika "itu" diberikan pada saat itu juga (tahun 2021), mungkin saja tidak akan menjadi malaikat penyelamat pada pagi ini. Artinya Allah Swt., sangat tau bahwa saat itu kita tidak sedang membutuhkannya, melainkan menginginkannya. Maka Allah pun (dengan segala cara-Nya) menjadikan uang itu seolah-olah tersimpan untuk nanti akan diberikan pada waktu yang tepat, waktu dimana uang itu benar-benar dibutuhkan bukan diinginkan.

Teringat firman Allah Swt.,: "....boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui,sedang kamu tidak mengetahui." (QS : Al-Baqarah: 216)

Setiap manusia pasti mempunyai sesuatu yang di inginkan dalam hidup. Namun terkadang apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan apa yang terjadi, dan itu sudah menjadi scenario Allah dan berada dalam kekuasaan-Nya.

Rintik Sedu (seorang penulis era milenial) pernah bilang di salah satu podcast nya berjudul Semesta Enggak Pernah Ingkar Janji "kalau orang lain berhasil, itu bukan salah dia, bukan salah kita juga,  ya itu sudah begitu jalannya."

Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya juga pernah mengatakan dan menganalogikan

"Keinginan anda ke ITB tapi kemudian beloknya ke UNPAD bagaimana memakainya? perhatikan!, kadang jalan kehidupan yang telah Allah tetapkan bukan harus menetukan hasil sesuai dengan apa yang anda inginkan, tapi Allah menetapkan sesuai dengan apa yang anda butuhkan." Ungkap ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya.

Jika sesuatu tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, itu bukan berarti Allah tidak saying terhadap kita. Tapi karena Allah tahu apa yang terbaik buat kita.

" Kita diwajibkan belajar , bukan diwajibkan menjadi pintar.. Kita diwajibkan bekerja , bukan diwajibkan untuk berhasil.. Kita diwajibkan berikhtiar semampu kita , tapi tak diwajibkan meraih sesuai keinginan kita.. Sehebat apapun manusia , ia tetap tak mampu menghalangkan kuasa Allah.. ALLAH MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN , BUKAN YANG KITA INGINKAN ."

Yang perlu kita lakukan adalah sabar dan ikhlas dalam menjalani segala yang terjadi dalam hidup kita, serta berbaik sangka terhadap Allah Swt. Husnudzon dengan segala hal yang telah dan yang akan terjadi atas kehendak-Nya yang Maha Mengetahui, serta selalu yang terbaik yang akan diberikan-Nya, meskipun kita tidak menyukainya.

Bukankah kita merasa nyaman ketika naik pesawat tanpa tahu siapa pilotnya?
Bukankah kita senantiasa merasa aman ketika naik kapal tanpa tahu siapa nahkodanya?
Bukankah kita selalu yakin ketika naik kereta tanpa tahu siapa masinisnya?
Lalu mengapa kita tidak merasa aman, nyaman dan terkadang tidak yakin dengan hidup, padahal kita tahu Allah-lah yang maha Kuasa atas segala sesuatu?

Hasbunallah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun