Dengan membaca potensi diri manusia terbakar, terpacu dan terdorong, baik potensi diri yang berhubungan dengan jasmani maupun rohani. Membaca dalam Islam akan menghantarkan manusia pada jalan kebenaran, kebaikan dan kemuliaan. Sehingga Islam melalui Iqra atau membaca memiliki beberapa tujuan.
Pertama, membaca menjadikan seorang manusia sebagai subjek perubahan dan berwawasan luas. Kedua, membaca mengajarkan manusia untuk tangan di atas (yad al-'ula) dan bukan tangan di bawah (yad al-sufla). Ketiga, membaca menjadikan manusia sebagai pelaku sejarah (syuhada 'ala al-nas). Keempat, membaca menjadikan manusia sebagai umat yang moderat (ummatan wasatha) dalam kehidupan. Kelima, membaca menjadikan manusia menjadi golongan terbaik, unggul dan menjadi umat terbaik atau (khayra ummah). Keenam, membaca mengantarkan manusia untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil-'alamin.
Membacalah untuk kemajuan pola pikir dan prilaku. Merubah yang ada pada diri bukan karena orang lain melainkan karena diri sendiri. Sebagaimana yang tertulis di Surat Ar-Rad ayat 11:
"Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia".
Membacalah dengan memaksimalkan potensi diri yang telah dianugrahkan Allah SWT., kepada manusia untuk menegakkan agama-NYA, menyeru kepada kebaikan dan mencegah daripada kemungkaran, sebagaimana yang tertulis di Surat Ali Imran ayat 110: "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah".
Hasbunallah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H