Mohon tunggu...
Muhammad Irwan
Muhammad Irwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas PTIQ Jakarta

Gelas Kosong yang perlu untuk di isi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Harus Menulis?

2 Desember 2023   19:39 Diperbarui: 2 Desember 2023   20:30 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram pada akun @irwnn25

KENAPA HARUS MENULIS DALAM ISLAM?

Menulis merupakan kegiatan menuangkan kreativitas atau gagasan ke dalam bentuk bahasa tulisan, yang biasanya disebut dengan karangan. Menulis berarti mengungkapkan gagasan, opini dan ide dalam rangkaian kalimat. Menulis menjadi sarana menyampaikan isi pikiran, pandangan dan mengarang cerita serta menggambarkannya.

Sejatinya menulis merupakan keterampilan unik yang hanya diberikan oleh Allah SWT., kepada hambanya yang berakal sempurna, yaitu manusia. Tanpa menulis maka tidak akan ada peradaban manusia dimuka bumi ini. Setiap dari kita mampu untuk menulis, hanya saja enggan untuk melakukannya. Alasannya sederhana, karena tidak ada kesadaran akan pentingnya menulis dalam kehidupan ini.

Ibarat merangkai bunga agar menjadi indah dipandang dan mempesona dilihat mata, maka menulis adalah merangkai huruf demi huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat agar tercipta sebuah tulisan yang indah, renyah, berisi dan mengandung banyak sekali makna dan manfaat didalamnya.

Dalam islam menulis merupakan suatu ibadah yang besar pahalanya. Bagaimana tidak, dengan menulis berarti kita telah menjaga ilmu pengetahuan, yang itu berarti menjaga agama Allah SWT. Imam Syafi'I pernah berkata "ilmu itu bagaikan hasil panen/buruan didalam karung, menulis adalah ikatannya". Sayyidina Ali bin Abi Thalib juga berkata "ikatlah ilmu dengan menulis".

Jika seorang orator terkenang akan gaya penyampaian dan beberapa kalimat intinya, maka penulis dengan pena (tulisan) akan terkenang gagasan pemikirannya dan akan tersampaikan dengan utuh. Sebuah karya yang dihasilkan dari pena seorang penulis akan terus terkenang dan mengalir manfaatnya walaupun sang penulis sudah meninggal dunia.

Ayat Al-Quran yang pertama kali diturunkan (QS Al-Alaq ayat 1-5) mengindikasikan kepada kita bahwa pondasi sebuah kebudayaan dan masyarakat adalah didasarkan dari tindakan membaca dan menulis, selain riset dan penggunaan teknologi komunikasi dalam rangka transmisi pengetahuan dan informasi.

Kata 'Iqra' (bacalah) mengimplikasikan ide dari kesadaran berkomunikasi. Tindakan membaca baik dengan suara atau tidak, pastilah mengandaikan adanya pemahaman mengenai kata dan ide yang diterima dari sumber luar. Pena (Qolam) juga merepresentasikan ide komunikasi. Pena adalah simbol bagi teknologi komunikasi yang digunakan untuk persebaran pengetahuan. Pena sebagai simbol komunikasi adalah instrumen untuk menjawab seruan Al-Quran bagi muslim, yaitu membaca.

"Sebuah masyarakat yang tidak mengamalkan perilaku ini (membaca dan menulis) tidak dapat disebut sebagai masyarakat ideal dalam Islam".

Allah SWT., berfirman didalam Al-quran surah Al-Qalam ayat 1: "Nuun, demi pena dan apa yang mereka tuliskan".

Dalam ayat di atas Allah bersumpah dengan alat tulis yaitu pena dan apa-apa yang mereka tuliskan. Ini mengindikasikan betapa mulia dan agungnya pena dan hasil tulisan di sisi Allah selama semuanya bermanfaat dan dilandasi dengan ibadah karena-Nya.

Imam Ghazali, seorang sufi islam dan juga seorang ulama tasawuf berkata: "Setetes tinta Ulama lebih berat timbangannya di sisi Allah daripada ribuan darah syuhada yang meninggal di medan perang". Dalam kesempatan lainnya, Al-Ghazali mengatakan: "Kalau Engkau bukan anak raja, dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis"

Sedangkan Qatadah mengatakan: "Menulis adalah nikmat termahal yang diberikan oleh Allah, ia juga sebagai perantara untuk memahami sesuatu. Tanpanya, agama tidak akan berdiri, kehidupan menjadi tidak terarah....."

As-Syahid Sayyid Qutb sang penulis kitab Tafsir Fi Dzilal al-Qur`an menegaskan:"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu telunjuk (tulisan) mampu menembus jutaan kepala,"

Oleh karena itu, para ulama menjadikan menulis sebagai sebuah tradisi yang istimewa dan mulia. Dengan tradisi ini, ilmu-ilmu Islam bisa lestari dan terjaga sehingga bisa diwariskan pada generasi setelahnya. Ratusan bahkan ribuan ulama yang telah meninggal dunia puluhan, ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu, namun nama dan karyanya harum semerbak dan tetap lestari sampai sekarang. Secuil di antara nama-nama tersebut adalah Imam al-Syafi'I, Imam Al-Ghazali, Imam an-Nawawi, Sayyid Qutb dan Hamka.

Kalaulah tidak ada alasan-alasan lain yang cukup mendorong kita untuk menulis. Maka cukupkanlah ibadah sebagai satu-satunya alasan yang mendorong kita untuk menulis. Menulis karena Allah akan melahirkan energi luar biasa dan dahsyat.

Menulis karena Allah akan melahirkan keberanian dan menyingkirkan rasa takut, celaan ataupun hinaan. Menulislah dengan niat ibadah karena sesederhana apapun tulisan, Allahlah yang akan memberi bobot dan nilai lebih atas karya tulisan kita.

Menulislah dengan niat ibadah karena hal itu membuat kita telah membuka keran ilmu dari Sang Maha Sumber ilmu yang takkan pernah habis.

Menulislah karena menulis adalah ibadah jariah tiada bedanya dengan amal ibadah jariah seperti bershadaqah, membangun madrasah, sekolah, pesantren dan lain-lain.

Menulislah karena menulis adalah sebuah amal jari`ah yang terus menerus mengalir pahalanya bagi sang penulis selama tulisannya didasari niat karena Allah dan bermanfaat bagi generasi setelahnya.

Menulislah ..., kalau bukan kita siapa lagi. Menulislah ..., kalau bukan sekarang kapan lagi. Menulislah ..., selagi kesempatan terbuka lebar. Menulislah ..., dengan niat tulus ikhlas mengharap ridla-NYA. Menulislah ..., berharap berkah dari ilmu dan ulama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun