Dalam ayat di atas Allah bersumpah dengan alat tulis yaitu pena dan apa-apa yang mereka tuliskan. Ini mengindikasikan betapa mulia dan agungnya pena dan hasil tulisan di sisi Allah selama semuanya bermanfaat dan dilandasi dengan ibadah karena-Nya.
Imam Ghazali, seorang sufi islam dan juga seorang ulama tasawuf berkata: "Setetes tinta Ulama lebih berat timbangannya di sisi Allah daripada ribuan darah syuhada yang meninggal di medan perang". Dalam kesempatan lainnya, Al-Ghazali mengatakan: "Kalau Engkau bukan anak raja, dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis"
Sedangkan Qatadah mengatakan: "Menulis adalah nikmat termahal yang diberikan oleh Allah, ia juga sebagai perantara untuk memahami sesuatu. Tanpanya, agama tidak akan berdiri, kehidupan menjadi tidak terarah....."
As-Syahid Sayyid Qutb sang penulis kitab Tafsir Fi Dzilal al-Qur`an menegaskan:"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu telunjuk (tulisan) mampu menembus jutaan kepala,"
Oleh karena itu, para ulama menjadikan menulis sebagai sebuah tradisi yang istimewa dan mulia. Dengan tradisi ini, ilmu-ilmu Islam bisa lestari dan terjaga sehingga bisa diwariskan pada generasi setelahnya. Ratusan bahkan ribuan ulama yang telah meninggal dunia puluhan, ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu, namun nama dan karyanya harum semerbak dan tetap lestari sampai sekarang. Secuil di antara nama-nama tersebut adalah Imam al-Syafi'I, Imam Al-Ghazali, Imam an-Nawawi, Sayyid Qutb dan Hamka.
Kalaulah tidak ada alasan-alasan lain yang cukup mendorong kita untuk menulis. Maka cukupkanlah ibadah sebagai satu-satunya alasan yang mendorong kita untuk menulis. Menulis karena Allah akan melahirkan energi luar biasa dan dahsyat.
Menulis karena Allah akan melahirkan keberanian dan menyingkirkan rasa takut, celaan ataupun hinaan. Menulislah dengan niat ibadah karena sesederhana apapun tulisan, Allahlah yang akan memberi bobot dan nilai lebih atas karya tulisan kita.
Menulislah dengan niat ibadah karena hal itu membuat kita telah membuka keran ilmu dari Sang Maha Sumber ilmu yang takkan pernah habis.
Menulislah karena menulis adalah ibadah jariah tiada bedanya dengan amal ibadah jariah seperti bershadaqah, membangun madrasah, sekolah, pesantren dan lain-lain.
Menulislah karena menulis adalah sebuah amal jari`ah yang terus menerus mengalir pahalanya bagi sang penulis selama tulisannya didasari niat karena Allah dan bermanfaat bagi generasi setelahnya.
Menulislah ..., kalau bukan kita siapa lagi. Menulislah ..., kalau bukan sekarang kapan lagi. Menulislah ..., selagi kesempatan terbuka lebar. Menulislah ..., dengan niat tulus ikhlas mengharap ridla-NYA. Menulislah ..., berharap berkah dari ilmu dan ulama.