Mohon tunggu...
Mirza Aerunissa
Mirza Aerunissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB University

Sebagai seorang mahasiswa, saya memiliki minat di bidang pengembangan manusia dan ilmu sosial. Untuk menunjang minat tersebut, saya memiliki kepribadian yang empatik dan inovatif. Saya memiliki hobi menulis dan mendesain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalisasi Komunikasi Orang Tua dan Remaja melalui Edukasi dan Pengukuran PACS (Parents Adolescents Communication Scales)

3 Juli 2024   18:45 Diperbarui: 27 Juli 2024   15:42 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga menjalankan berbagai peran dan fungsinya dalam menjaga keharmonisan dan keutuhan keluarga. Salah satunya adalah melalui komunikasi dan interaksi antar anggota keluarga. Orang tua perlu berkomunikasi dengan anak untuk mengajarkan nilai-nilai dan menjalin hubungan yang lebih dekat. Komunikasi memiliki porsi sekitar lebih dari 80 persen dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan kegiatan lain (Maulana & Gumelar 2013). Komunikasi akan berpengaruh terhadap perkembangan perilaku anak di usia dini bahkan hingga menginjak usia remaja (Lubna 2021).

Dalam menemukan jati diri, remaja akan lebih berani dalam menyampaikan pikirannya kepada orang tua. Remaja sangat menginginkan kebebasan berpendapat serta mencoba hal-hal baru yang belum pernah dilakukan. Namun, pencarian jati diri tersebut dapat membutakan remaja dalam mempertimbangkan konsekuensi atau risiko yang akan dihadapi. Jika orang tua tidak dapat memfasilitasi pendapat remaja dengan baik, maka perselisihan antara orang tua-remaja akan terjadi. Hal tersebut menjadi salah satu indikator buruknya komunikasi antara orang tua dengan remaja.

Permasalahan keterbukaan remaja dengan orang tua saat ini masih menjadi tantangan bagi setiap orang tua, terutama yang memiliki remaja generasi Z. Keterbukaan diri dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk mengutarakan informasi kepada orang lain, termasuk pikiran, pendapat, perasaan, perhatian, bahkan keinginan (Wijaya & Gischa 2023). Menurut Setianingsih (2015), remaja yang terbuka akan mudah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi karena dapat mengungkapkan perasaan dan meminta bantuan orang lain. Sebaliknya, remaja yang tidak terbuka akan mengalami kesulitan komunikasi sehingga berpotensi mengambil keputusan yang tidak tepat. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penting bagi orang tua untuk membimbing dan mendampingi remaja melalui komunikasi yang baik, terutama untuk kehidupan sosialnya.

Kegiatan optimalisasi komunikasi orang tua dan remaja bekerja sama dengan pihak DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana) Kabupaten Bogor. Optimalisasi komunikasi orang tua dan remaja dilakukan dengan dua jenis kegiatan, yaitu edukasi mengenai tips menumbuhkan rasa percaya remaja dan dilanjutkan dengan pengukuran kualitas komunikasi orang tua-remaja menggunakan instrumen PACS.

  • Edukasi Komunikasi Orang Tua dan Remaja

Kegiatan edukasi yang dilakukan mengambil topik komunikasi orang tua dan remaja. Edukasi tersebut mencakup tips membuat remaja mau curhat dengan ibu sebagai upaya menumbuhkan kepercayaan remaja kepada orang tuanya. Edukasi yang dilakukan bertempat di BKR (Bina Keluarga Remaja) “Aster” Desa Cimande, Kec. Caringin, Kab. Bogor, Jawa Barat. Kegiatan dihadiri oleh pengurus dan anggota BKR “Aster” Cimande yang berjumlah sekitar dua puluh orang. Pada sebelum dan sesudah kegiatan edukasi, peserta diberikan pre-test dan post-test. Materi edukasi diselingi oleh penayangan video terkait pesan remaja untuk orang tuanya. Video tersebut diharapkan dapat memberikan kesadaran bagi para ibu tentang isi hati remaja agar dapat meningkatkan kualitas komunikasi di antara keduanya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
  • Pengukuran kualitas komunikasi menggunakan instrumen PACS (Parents Adolecents Communication Scales)

Setelah dilakukan edukasi, pertemuan selanjutnya berupa pengukuran kualitas komunikasi orang tua dan remaja. Pengukuran yang dilakukan menggunakan instrumen PACS yang berupa kuesioner berjumlah 20 butir pernyataan. Skala jawaban yang digunakan terdiri dari tiga skala, yaitu 1 (tidak pernah), 2 (kadang-kadang), dan 3 (selalu). Hasil pengukuran yang telah dilakukan selanjutnya dijadikan dasar dalam pembuatan policy brief untuk pengembangan kebijakan pemerintah setempat.

Hasil analisis data yang dilakukan, usia minimal ibu yang diukur adalah 34 tahun dan maksimalnya sebesar 54 tahun. Sedangkan usia remaja minimal adalah 11 tahun dan maksimalnya 24 tahun. Untuk rata-rata usia, usia ibu berada di 42 tahun dan remaja berada di 15,5 tahun. Hasil analisis kemudian dikelompokkan dalam tiga kategori berdasarkan Bloom’s Cut Off Point. Mayoritas kualitas komunikasi orang tua dan remaja tergolong sedang dengan jumlah sebesar 78,6% (11 responden). Pada kategori rendah sebanyak 14,3% (2 responden) dan kategori tinggi hanya dimiliki satu responden (7,1%).

REFERENSI

Lubna ST. 2021 Nov 27. Pengaruh kurangnya komunikasi orang tua terhadap perilaku anak. Kumparan.com. Rubrik Mom. [diakses pada 2024 Mar 07]. Tersedia pada: https://kumparan.com/tsamara-lubna/pengaruh-kurangnya-komunikasi-orang-tua-terhadap-perilaku-anak-1wzH6FbdiKz.

Maulana H, Gumelar G. 2013. Psikologi Komunikasi dan Persuasi. Jakarta: Akademia Permata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun