Mohon tunggu...
Mirza Aerunissa
Mirza Aerunissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB University

Sebagai seorang mahasiswa, saya memiliki minat di bidang pengembangan manusia dan ilmu sosial. Untuk menunjang minat tersebut, saya memiliki kepribadian yang empatik dan inovatif. Saya memiliki hobi menulis dan mendesain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lansia di Pedesaan: Lingkungan dan Kesejahteraan

30 April 2023   09:40 Diperbarui: 30 April 2023   09:55 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proporsi penduduk berusia 60 tahun atau lebih meningkat pada tahun 1990 dari 6 persen menjadi 9,3 persen pada tahun 2020. Proporsi tersebut diproyeksikan akan terus meningkat menjadi 16 persen pada tahun 2050 sehingga satu dari enam orang di dunia akan berusia 65 tahun atau lebih. Masa tua merupakan tahap akhir dari hidup manusia sehingga terjadi penurunan fungsi kognitif, psikomotor dan perubahan aspek psikososial yang dapat menurunkan kualitas hidup lansia. Komponen kualitas hidup dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, kesejahteraan dan tingkat kehidupan, fungsi peran, dan faktor lingkungan (Puspadewi dan Rekawati 2017). 

Artinya, lingkungan tempat tinggal lansia yang padat, macet, bising, dan kotor dapat menurunkan kualitas hidup lansia. Hal tersebut terjadi karena pikiran lansia menjadi was-was akan dampak buruk pencemaran lingkungan terhadap kesehatannya, sehingga lama-kelamaan dapat membuat lansia stress. Implikasi lebih lanjut, kualitas hidup dan produktivitas lansia akan menurun diikuti dengan penurunan kesejahteraan pada lansia. Oleh karena itu, diperlukan manajemen sumberdaya lingkungan yang baik demi meningkatkan kesejahteraan lansia. 

Karakteristik Lanjut Usia

Lansia atau lanjut usia merupakan tahap perkembangan manusia yang terakhir, yaitu ketika berusia 60 tahun ke atas. Lansia akan mengalami perubahan fisik dan mental sebagai tanda-tanda proses penuaan. Dalam artikel ini, penulis mewawancarai lima narasumber yang termasuk lanjut usia. Kelima narasumber terdiri dari: Bapak S (75), Ibu A (62), Ibu R (68), Ibu L (65), Bapak T (68). Tempat tinggal narasumber pun bervariasi, yaitu Kabupaten Dramaga , Kabupaten Bandung, Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten Sibolga. 

Permasalahan Lingkungan Sekitar

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, termasuk alam dan sosial. Lingkungan alam berkaitan dengan sumber daya alam di sekitar manusia. Sedangkan, lingkungan sosial berkaitan dengan interaksi sosial antar kelompok atau individu serta berhubungan dengan lingkungan alam atau buatan. Kedua jenis lingkungan dapat menjadi masalah bagi para lansia. Pada daerah pedesaan, jenis permasalahan yang sering ditemukan adalah kebersihan, keamanan, kebisingan, serta kualitas udara. 

Permasalahan kebersihan cukup jarang dirasakan sebab kelima narasumber merasa lingkungan mereka sangat bersih dan tidak terkena banjir saat musim hujan. Permasalahan keamanan sangat dirasakan oleh narasumber Bapak S dan Ibu L, yaitu sering terjadi pencurian motor, barang berharga, dan pembobolan paksa. Permasalahan kebisingan di pedesaan cenderung rendah sebab daerah pedesaan narasumber jauh dari dari jalan raya dan fasilitas umum seperti masjid atau kegiatan desa dapat mengontrol kebisingannya. 

Terakhir, kualitas udara di pedesaan tergolong cukup baik. Hal ini juga didukung oleh banyaknya pepohonan dan persawahan yang asri. Namun, kualitas udara bagi tiga narasumber sedikit buruk sebab tingginya penggunaan kendaraan bermotor dan pembakaran sampah dalam jumlah besar. 

Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan Pedesaan 

Manajemen sumberdaya lingkungan pedesaan perlu ditingkatkan untuk mempertahankan potensi sumberdaya yang dimilikinya, terlebih bagi daerah pedesaan yang masih minim informasi mengenai pemeliharaan sumberdaya lingkungan. Untuk mampu mengelola sumberdaya lingkungan yang baik, maka sumberdaya manusia juga perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan manajemen sumberdaya keluarga yang baik. Ketika keluarga memasuki masa lansia, penggunaan sumber daya seperti air, listrik, dan bahan bakar minyak mengalami penurunan yang drastis. 

Hal ini dikarenakan lansia bukan lagi individu dengan kegiatan produktif melainkan individu yang harus lebih memperhatikan kesehatan fisik secara berkala. Terlebih pada lansia yang tinggal di pedesaan, mereka tidak menggunakan listrik dalam jumlah yang banyak. Terbukti pada kelima narasumber mengatakan bahwa mereka hanya menggunakan listrik hanya untuk alat elektronik penunjang, misal kulkas, kipas, TV, mesin cuci, dan lampu.  

Dalam penggunaan air, dua dari lima narasumber menggunakan sumber mata air untuk konsumsi air sehari-hari dengan skala yang tidak terlalu banyak. Tiga narasumber lainnya menggunakan PDAM,  Bapak S memiliki angka penggunaan air terbesar karena beliau mempunyai kontrakan sehingga penggunaan air dilihat bukan hanya dari penggunaan pribadi saja. Sedangkan Bapak T sangat bijak dalam pengolahan air, mengingat jumlah individu yang tinggal di rumah sangat sedikit dan menghemat biaya tagihan air.  

Dalam penggunaan bahan bakar minyak (kendaraan) kelima narasumber sangat jarang menggunakan kendaraan bermotor dalam keseharian, semua narasumber lebih sering berjalan kaki atau menggunakan sepeda karena lingkungan pedesaan yang sejuk sebagai faktor pendukung. Tetapi ketika menuju rumah sakit untuk pemeriksaan berkala biasanya mereka baru akan menggunakan kendaraan bermotor dikarenakan jaraknya yang lumayan jauh. 

Tingkat Kesejahteraan Keluarga Lansia di Pedesaan 

Kesejahteraan berhubungan erat dengan pemenuhan kebutuhan. Terdapat empat dimensi kesejahteraan, yaitu kesejahteraan ekonomi, sosial, fisik, dan psikologis. Kesejahteraan menjadi indikator kenyamanan hidup seseorang individu. Sebagai contoh, ketika individu mampu mengatur keuangan dengan baik, maka saat pensiun dan menjadi lansia kesejahteraan ekonominya akan terjamin dengan baik. 

Kelima narasumber kami memiliki keadaan ekonomi yang baik, cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Uang ini berasal dari kiriman anak-anaknya, ada yang mengandalkan uang pensiunnya, bahkan Bapak S yang hanya mengandalkan iuran kontrakan. Lingkungan sosial juga menjadi aspek kesejahteraan psikis, hanya Bapak S yang tidak menyukai lingkungan sosial tempat tinggalnya karena para tetangga yang tidak taat aturan dan menyepelekan kebersihan. 

Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Rasa Kesepian Yang Dialami Lansia 

Lansia sangat rentan merasakan kesepian karena mereka telah melepaskan anak-anaknya untuk hidup dengan pasangan. Terlebih dengan lansia pada lingkungan pedesaan yang jarang bertemu dengan anaknya yang bekerja di kota-kota besar. Tetapi tidak jarang terdapat anak yang memutuskan untuk hidup bersama di desa untuk merawat orang tua. Seperti yang dirasakan Ibu A yang tinggal bersama dengan anak sulungnya, dikarenakan suami Ibu A telah tiada. Rasa bahagia dirasakan Bapak S dan Ibu L hanya ketika hari Raya Lebaran tiba, karena semua anggota keluarganya akan mudik yang bermalam di rumah mereka, sehingga mereka tidak merasa kesepian seperti hari-hari biasa. 

Mengikuti agenda sosial ketika manusia menjadi salah satu solusi yang diterapkan oleh Bapak T dan Ibu R untuk menghalau rasa kesepian di hari tua. Beruntung desa tempat mereka tinggal masih memiliki empati dan simpati untuk mengadakan kegiatan yang berfokus pada lansia. Bapak T dan Ibu R mengatakan mereka sering mengikuti agenda lansia bersama pasangan masing-masing 

Dalam meningkatkan kualitas hidup lansia, diperlukan adanya kesadaran yang besar dari masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungannya. Kesadaran ini harus didukung dengan aksi yang nyata karena masih banyak masyarakat yang membuang atau membakar sampah sembarangan. Artinya, masih banyak masyarakat yang tidak sadar akan dampak buruk dari hal yang mereka lakukan. 

Selain itu, pemerintah harus lebih tegas mengenai masalah sampah. Sebab, bukan hanya kualitas dan kesejahteraan hidup lansia saja yang bergantung terhadap lingkungan sekitarnya, tetapi juga dari semua kalangan. Keluarga yang mempunyai lansia diharapkan untuk memberikan perhatian, perawatan, dan dukungan yang optimal pada lansia. Lansia juga dapat meningkatkan aktivitasnya dengan mengikuti kegiatan religiusitas dan pelayanan kesehatan lansia (posyandu lansia) agar dapat menjaga kesehatan fisik serta psikisnya.

Dosen Pengampu

Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si.

Irni Rahmayani Johan, S.P., M.M., PhD. 

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

Fakultas Ekologi Manusia

Institut Pertanian Bogor

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun