Mohon tunggu...
mirna dwiaryani
mirna dwiaryani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/UNNES

Saya mirna dwiaryani, saya suka dengan hal-hal kuliner karena saya memiliki hobi memasak. Harapan saya menjadi wanita karir sukses untuk kedepan dan membahagiakan orang tua saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bermain Kata-Kata, Cara Menyenangkan Anak Mengungkapkan Perasaan melalui Puisi

2 Desember 2024   10:12 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:38 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pernahkah Anda melihat anak Anda kesulitan mengungkapkan apa yang dia rasakan? 

Atau mungkin justru meledak-ledak ketika mengekspresikan emosi? Menulis puisi bisa menjadi solusi yang menyenangkan untuk membantu anak mengekspresikan diri mereka dengan cara yang sehat dan kreatif, menulis puisi memang bisa menjadi saluran yang sangat bermanfaat untuk anak mengekspresikan perasaan mereka.

Kekhawatiran orang tua melihat anaknya kesulitan mengungkapkan perasaan bukanlah hal yang asing. Di era digital yang serba cepat ini, banyak anak -anak yang terjebak dalam dunia digital mereka. Mata mereka terus tertuju pada layar, jari-jari kecil mereka lincah mengetuk gawai, namun lidah mereka seolah kelu ketika harus mengungkapkan perasaan. 

Ada yang mendadak menangis tanpa bisa menjelaskan alasannya, ada pula yang melempar mainan saat merasa kesal. Situasi ini tentu membuat kita sebagai orang tua merasa khawatir dan bingung. 

Fenomena ini semakin umum terjadi di era digital. Anak-anak zaman sekarang lebih banyak berinteraksi dengan gawai dibandingkan mengekspresikan diri secara langsung. Akibatnya, kemampuan mereka untuk mengenali dan mengkomunikasikan emosi menjadi terbatas.

Lalu bagaimana dengan puisi? Puisi hadir sebagai sahabat yang siap menampung segala cerita. Seperti selembar kertas kosong yang tidak menghakimi, puisi memberi ruang bagi anak untuk menuangkan apa saja yang mereka rasakan. Mereka bisa menulis tentang kupu-kupu yang indah, atau tentang monster di bawah tempat tidur yang menakutkan. 

Semua valid, semua diterima. Melalui puisi, anak-anak menemukan cara baru untuk "berbicara". Ketika kata-kata lisan terasa berat di lidah, mereka bisa menuliskannya dalam baris-baris sederhana. Tidak perlu kata-kata rumit, tidak perlu struktur sempurna. Yang penting adalah kebebasan untuk mengungkapkan isi hati.

Berbeda dengan media sosial yang sering membuat anak terjebak dalam perbandingan dan penilaian, puisi memberikan ruang pribadi yang aman. Di sini, tidak ada "like" yang perlu dikejar, tidak ada komentar yang perlu ditakuti. Yang ada hanyalah kejujuran ekspresif seorang anak yang sedang belajar mengenal dan menerima perasaannya sendiri.

Sebagai orang tua, kita bisa mulai dengan hal-hal sederhana. Saat anak pulang sekolah dengan wajah murung, kita bisa mengajaknya menulis tentang apa yang dia rasakan. Atau saat dia begitu gembira setelah bermain dengan teman, kita bisa mendorongnya untuk menggambarkan kegembiraan itu dalam kata-kata. Mungkin hasilnya tidak akan langsung seperti puisi-puisi dalam buku sastra. 

Mungkin baris-barisnya masih tertatih, mungkin kata-katanya masih terbata. Tapi bukankah begitu juga cara mereka belajar berjalan dulu? Sedikit-sedikit, tertatih-tatih, sampai akhirnya bisa berlari dengan bebas. Yang terpenting adalah proses anak mengenali, menerima, dan mengungkapkan perasaannya. Karena ketika seorang anak bisa mengekspresikan diri dengan sehat, dia sedang membangun fondasi kesehatan mental yang kuat untuk masa depannya.

Mengapa Puisi Cocok untuk Anak? 

Puisi adalah bentuk seni yang sangat personal dan bebas aturan kaku. Berbeda dengan pelajaran menulis di sekolah yang sering membuat anak merasa tertekan, menulis puisi memberi mereka kebebasan untuk menggunakan bahasa mereka sendiri. Saat anak menulis puisi, mereka tidak perlu khawatir tentang tata bahasa yang sempurna atau struktur yang rumit.

Aktivitas menulis puisi dapat membantu anak mengembangkan kecerdasan emosional. Ketika anak menulis puisi, mereka akan belajar mengenali, memahami, dan mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk yang aman dan konstruktif.

Di antara berbagai bentuk tulisan, menulis puisi merupakan sarana yang berdaya guna dalam meningkatkan keterampilan siswa untuk mengungkapkan perasaan dan mengasah daya cipta mereka. 

Dengan kekhasan pola dan pilihan katanya, puisi membuka peluang bagi para siswa untuk mengolah bahasa, menuangkan perasaan, serta menjelajahi beragam gagasan dan pokok pikiran. Keinginan siswa untuk belajar dapat ditingkatkan ketika bahan pembelajaran memiliki kaitan erat dengan keseharian mereka.

Langkah Praktis Memulai Menulis Puisi dengan Anak

1. Cipatakan suasana yang tepat terlebih dahulu

Sebelum menulis puisi dengan anak, pastikan suasana yang mendukung. Pilih waktu ketika anak rileks dan bersemangat, siapkan tempat yang nyaman dan tenang, serta sediakan alat tulis yang menarik. Jauhkan gawai dan hal-hal yang bisa mengganggu konsentrasi agar kegiatan lebih fokus dan menyenangkan.

2. Mulai dari Pengamatan Sederhana

Ajak anak mengamati hal-hal di sekitar mereka. Bisa dimulai dari mainan kesayangan, hewan peliharaan, atau pemandangan dari jendela kamar. Dorong mereka menuliskan apa yang mereka lihat dengan kata-kata mereka sendiri.

3. Bermain dengan Kata-kata

Buat aktivitas menulis puisi agar menjadi permainan yang menyenangkan. Misalnya, minta anak mencari kata-kata yang bersajak dengan namanya atau nama benda kesayangannya. "Bola - menggelinding ke mana saja - membawa tawa."

4. Ekspresikan Perasaan

Bantu anak untuk mengidentifikasi perasaan mereka dan menuangkannya dalam kata-kata sederhana. Misalnya, "Hari ini aku senang, seperti kupu-kupu yang terbang."

Manfaat Menulis Puisi bagi Perkembangan Anak

Menulis puisi tidak hanya mengembangkan kreativitas, tetapi juga memberikan berbagai manfaat penting:

- Meningkatkan kemampuan berkomunikasi

- Mengembangkan kepercayaan diri

- Melatih kemampuan mengolah emosi

- Memperkaya kosakata

- Mengasah kepekaan terhadap lingkungan sekitar

Tips untuk Orang Tua

Saat mendampingi anak menulis puisi, ingatlah beberapa hal penting:

- Hindari mengoreksi terlalu detail

- Berikan pujian atas usaha mereka

- Tunjukkan ketertarikan pada karya mereka

- Jadikan aktivitas menulis puisi sebagai kegiatan rutin yang menyenangkan

Contoh Aktivitas Menulis Puisi yang Menyenangkan

Mari coba aktivitas sederhana ini dengan anak Anda:

1. Minta anak menuliskan lima hal yang membuatnya bahagia

2. Bantu mereka menggambarkan setiap hal tersebut dengan kata sifat

3. Gabungkan kata-kata tersebut menjadi baris-baris puisi sederhana

Contoh:

Kebahagiaanku

Pelukan hangat Ibu

Es krim dingin di sore hari

Kucing lucu yang menggelitik

Hujan rintik membawa mimpi

Pelangi indah usai badai

Kesimpulan

Menulis puisi adalah petualangan yang menyenangkan bagi anak untuk mengenal diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka. Melalui puisi, mereka belajar bahwa setiap perasaan valid untuk diungkapkan, dan setiap pengalaman berharga untuk dibagikan. Dengan menulis puisi bisa menjadi cara yang menyenangkan bagi anak untuk mengekspresikan diri. 

Yang terpenting adalah menciptakan suasana yang mendukung dan tidak menghakimi. Biarkan kreativitas anak mengalir dengan bebas, dan Anda mungkin akan terkejut dengan keindahan kata-kata yang mereka ciptakan. Mulailah hari ini, dan saksikan bagaimana puisi membuka pintu ekspresi bagi anak Anda. Karena setiap anak memiliki cerita untuk dibagikan, dan puisi bisa menjadi cara yang indah untuk menceritakannya.

Jadi, tunggu apa lagi? Mulailah petualangan puisi dengan anak Anda hari ini. Biarkan kata-kata menari, dan saksikan bagaimana puisi membuka jendela baru dalam cara anak Anda melihat dan mengekspresikan dunia.

Catatan penutup: Setiap anak adalah penyair dengan caranya sendiri. Yang mereka butuhkan hanyalah kesempatan dan dukungan untuk mengungkapkan suara hati mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyanti, E. D., Asri, S. A., & Ulfa, M. (2021). Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Teknik Akrostik Berbantuan Media Audiovisual. Prosiding ..., 199--208. http://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/semnara2020/article/view/1299%0Ahttps://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/semnara2020/article/download/1299/895

Eka, D., Wardhana, C., Wahyuni, P., & Yogyakarta, U. P. (2024). Puisi Anak Bagi Calon Guru Sekolah Dasar.

Idammatussilmi, I., & Latifah, A. (2021). Analisis Keterampilan Siswa Madrasah Ibtidaiyah dalam Menulis Puisi Anak Berdasarkan Teori Nurgiantoro. Journal of Integrated Elementary Education, 1(2), 119--127. https://doi.org/10.21580/jieed.v1i2.8258

Nur' Ajmiy, F., & Khoirul Umam, N. (2023). Keterampilan Menulis Puisi Bebas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV MI. Jurnal Elementaria Edukasia, 6(4), 1654--1667. https://doi.org/10.31949/jee.v6i4.6984

Pratiwi.N, A., Paida, A., & Ratnawati. (2023). Kemampuan Menulis Puisi Anak Pada Siswa Kelas V Sd Inpres Mallengkeri I Kota Makassar. Jurnal Riset Guru Indonesia, 2(2), 81--86. https://doi.org/10.62388/jrgi.v2i2.294

Yanti, C. H., Neisya, N., Aprilia, F., & Mayrita, H. (2023). Pengembangan Kemampuan Menulis Puisi Untuk Anak: Early Literacy. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bina Darma, 3(3), 187--193. https://doi.org/10.33557/pengabdian.v3i3.2555

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun