Kota yang tidak teratur. Manusia di mana-mana. Namun, Kota yang berjiwa oleh manusianya. Instrumen-instrumen yang berperan sangat vital untuk menjadikan kota ini bisa dirasakan dari tulisan saya di atas.
Banyak orang memang belum tertarik ke bekas negara jajahan Spanyol ini. Secara wisata dan kuliner belum banyak yang tahu dan tereksplorasi apa saja yang menarik.
Kecuali setahu saya ada salah satu penerbangan yang membuat iklan tentang negara yang satu ini. Terlihat tentang keindahan alam yang mirip dengan di Indonesia. Memang terlihat dan dapat dirasakan, sangat mirip dengan keindahan alam Indonesia.
Dua bulan lalu, saya membuat perjalanan ke kota Manila. Ada dua penerbangan untuk sampai di kota sang penyanyi Christian Bautista yang terkenal dengan lagu-lagu romantisnya. Yaitu Philippines Airlines dan Cebu Airlines. Penerbangan yang terakhir ini seperti Air Asianya Malaysia. Berbiaya murah.Â
Cukup jauh juga penerbangan yang saya tempuh selama enam jam dari Jakarta. Airport Manila Ninoy Aquino benar-benar terletak di tengah kota. Begitu keluar dari airport ini, cuaca lembab dan kering terasa di permukaan kulit. Terlihat banyak apartemen, gedung-gedung dan berbagai macam bangunan di sekitar airport ini.Â
Kawasan yang cukup padat saya rasakan. Kemacetan dan udara yang panas menyambut kedatangan saya. Terlihat di dalam taksi yang saya tumpangi, lalu lalang manusia di mana-mana. Seolah-olah semua dikejar oleh sang waktu.Â
Terlintas dalam pikiran saya, harus cukup bertahan keras juga kehidupan di negara ini. Muka-muka serius. Motor roda dua dengan tambahan bangku berpenumpang 6 orang.Â
Terbayang kan betapa hidup di kota ini harus lebih bisa bertahan dari di Jakarta. Sepanjang jalan menuju ke hotel, terlihat juga jeepney yang antik berseliweran di mana-mana.
Untuk angkutan umum yang terakhir ini, benar-benar legendaris di Manila. Angkutan yang menyerupai jeep dengan bagian belakang memanjang.Â
Dulunya digunakan sebagai transportasi untuk mengangkut tentara Amerika pada masa perang dunia kedua. Jeepney terus dipakai sampai sekarang sebagai salah satu moda transportasi di kota ini bahkan menjadi ikon negara ini. Bisa terlihat dari souvenir yang dijual sebagai oleh-oleh.Â
Terasa dan memang sungguh terasa ketika tubuh ini menyusuri kotanya, Manila memang kota yang agak tertinggal jauh dari negara-negara Asia lainnya. Kota yang serba tidak teratur, tumbuh begitu saja.Â
Polusi udara yang terasa karena asap kendaraan dan penghijauan kota yang sangat kurang. Terlihat juga oleh mata saya yaitu adanya perbedaan antara zona kawasan kumuh dan kawasan terbangun baru yang diperuntukkan untuk kaum berada. Ini sangat terlihat dari kehidupan orang kaya dan orang-orang miskin di kota ini.Â
Zona kawasan terbangun diperuntukkan untuk orang-orang berada dan zona kawasan tidak terbangun yang cenderung dibiarkan terlihat menjadi kawasan kumuh-sangat tidak berjarak.Â
Terlihat sangat mencolok di mata. Mungkin hal ini disebabkan oleh seringnya kita dengar di televisi dan di koran juga Filipina belum bisa terlihat seperti negara Asia lainnya dikarenakan akibat pertumbuhan ekonomi yang lemah, penyitaan kekayaan yang dilakukan oleh pemerintah dan yang terbanyak adalah korupsi para penguasa negerinya sendiri.
Nama Filipina sendiri asalnya dari penguasa Spanyol yaitu Raja Felipe II. Lebih dari tiga abad era penjajahan Spanyol di negeri ini. Pertama kali Spanyol membangun pemukiman adalah di Cebu. Kemudian ke Manila.Â
Di ibukota negara Filipina inilah, mereka mendirikan kota baru dan dimulainya era penjajahan Spanyol. Spanyol mendirikan sekolah-sekolah, universitas, rumah sakit dan pemukiman berupa benteng-benteng. Ini masih bisa terlihat dari berbagai bangunan-bangunan lama dan bersejarah di Manila yang berkarakter arsitektur Spanyol.
Inilah gambaran secara umum tentang kota Manila. Dan untuk menyelusuri kota ini, cukup dieksplorasi hanya dengan dua hari saja. Berikut ini tempat yang wajib dikunjungi, yaitu:
Intramuros
Belum ke Manila jika anda belum ke sini- Intramuros. Kota tua Manila yang dikelilingi dengan dinding tebal yang memiliki bangunan-bangunan menarik di dalam kawasannya ini.Â
Ketika datang ke kawasan ini, kami memilih menelusurinya dengan kereta kuda. Tak disangka, pemandu kereta kudanya sekaligus merangkap sebagai guide. Mereka menceritakan sejarah secara detail disetiap bangunan dan sekaligus bisa membantu mengambil foto-foto kita.
Fort Santiago menjadi bangunan pertama yang kami kunjungi. Benteng Santiago dibangun sebagai pertahanan awal dari serangan musuh dari laut. Banyak yang terbunuh di penjara benteng ini selama periode kolonial Spanyol dan Perang Dunia II.Â
Salah satunya yaitu Jose Rizal, pahlawan nasional Filipina yang mencoba memperjuangkan negara ini. Sebagai tanda cinta negara ini buat beliau, negara membuat patung dan museum tentang jejak-jejak  perjuangannya dalam satu kawasan.
Destinasi berikutnya dari perjalanan menggunakan kereta kuda ini yaitu katedral Manila. Dilihat dari sejarahnya melalui sign board yang ada di depan bangunan, katedral di sepanjang sejarahnya pernah hancur tujuh kali baik karena gempa bumi, angin topan saat   maupun kebakaran.Â
Katedral manila didirikan oleh seorang pendeta yang ditugaskan untuk mendukung kolonialisme Spanyol di Filipina bernama Juan de Vivero. Lokasinya tidak jauh dari Fort Santiago. Â Â
Bagi pencinta sejarah dan kota tua, pasti menyukai kawasan ini. Menyusuri kawasan yang cukup luas sambil melihat-lihat bangunan lawas yang terdapat di sepanjang jalan- sungguh menakjubkan.Â
Bisa terbayangkan dulu Spanyol ketika membangun kawasan ini dengan dinding-dinding bangunan yang teramat tebal yang bisa bertahan hingga sekarang. Disinilah letak bangunan-bangunan tua penuh akan sejarah Manila bermula.Â
Tak terasa, waktu berjalan lebih cepat dari perkiraan saya. Menyelusuri kawasan kota tua Manila ini, saya tutup dengan melihat beberapa toko souvenir dan juga restauran yang bernuansa romantis.Â
Chinatown
Kawasan Chinatown yang ada sejak tahun 1594 merupakan Chinatown tertua di dunia. Kawasan ini sangat luas dan sangat padat. Jika anda ingin ke sini sangat mudah aksesnya apalagi dari Intramuros.Â
Dari Intramuros, anda bisa berjalan kaki ke sini. Kawasan ini baru buka pada sore hari. Persiapkan diri anda dengan penuh sesaknya manusia yang berdagang dan membeli. Barang-barang di sini memang sangat murah jika dibandingkan di Jakarta. Â
SM Mall
Bagi pecinta shopping, mall terbesar di kota Manila ini harus dikunjungi. Karena harga-harga di sini untuk make up, barang-barang bermerek, makanan, salon memang murah dibandingkan di Jakarta.
Setiap negara dan setiap kota pasti memiliki keunikan yang berbeda. Manila, memang agak berbeda dengan kota Asia lainnya karena masih terasanya rasa 'Spanyol' di negara ini.
Kota Manila, sesuatu yang dirasakan 'hidup' karena ada manusia-manusia yang membuatnya 'hidup' dengan budaya ataupun karakter manusia-manusianya sehingga walaupun secara infrastruktur kota ini agak tertinggal dari kota Asia lainnya namun para manusia-manusia yang menghuninyalah kota ini tetap terasa nyaman dan tentu saja memiliki karakter. Makanya kota ini dirasakan 'berjiwa' dengan keramahtamahan warganya.
Tentang kunjungan ke kota ini, saya tutup dengan secangkir kopi yang saya nikmati di Mall terbesar di Manila- SM Mall.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H