Mohon tunggu...
Meirna Fatkhawati
Meirna Fatkhawati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyukai dunia menulis || "sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lain" || Salam Literasi || silahkan berkunjung www.mirnaaf.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Zero Waste Lifestyle untuk Mendukung Net Zero Emission

24 Oktober 2021   22:42 Diperbarui: 24 Oktober 2021   23:23 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
10 cara mengurangi jejak karbon oleh WRI 

Zero waste lifestyle atau gaya hidup nol sampah adalah gaya hidup yang sedikit menghasilkan sampah. Faktanya, manusia pasti menghasilkan sampah. Jadi, berfokus pada paling sedikit bahkan mencapai nol.

Berusaha untuk bijak menggunakan sumber daya yang ada. Kalau versi saya adalah jangan mubadzir, jangan buang-buang/berlebihan. Dalam hal ini termasuk penggunaan listrik, air, bahan bakar dan makanan.

Pedomannya adalah 6R

Jika sebelumnya dikenal 3R (reduce, reuse, recycle), maka perluasannya menjadi 6R (rethink, refuse, reduce, reuse, recycle, rot). Penjelasannya yaitu :

  • Rethink (berpikir ulang) : berpikir ulang sebelum membeli/memiliki sesuatu. Termasuk jasa dan barang. Apakah ini bermanfaat? Apakah ada barang sejenis yang sudah dimiliki? Pedoman ini biasanya saya gunakan saat membeli sesuatu. Jadi, terkadang agak lama membuat keputusan untuk membeli sesuatu.
  • Refuse (menolak) : menolak jika diberikan barang yang tidak berkelanjutan (sustainable). Menolak jika diberikan kantong plastik.
  • Reduce (mengurangi) : jika tidak bisa menolak, maka selanjutnya harus bisa mengurangi barang-barang yang tidak sustainable. Mengurangi plastik, dan jenis bahan lainnya yang tidak ramah lingkungan. yang menghasilkan jejak karbon tinggi. Seperti mengurangi pemakaian listrik, mengurangi pemakaian kendaraan pribadi, mengurangi beli barang impor.
  • Reuse (gunakan kembali) : menggunakan kembali barang-barang yang sudah ada. Contohnya membuat celengan dari botol plastik. Menggunakan sisi yang kosong pada kertas. Upcycle barang-barang bekas yang sekiranya bermanfaat.
  • Recycle (daur ulang) : biasanya daur ulang ini dilakukan jika mempunyai mesin besar. Juga biaya mesin, listrik dan tenaganya besar. Sehingga, sebisa mungkin tidak sampai ke tahap ini. Daur ulang plastik utamanya.
  • Rot (membusukkan) : sebelum sampah ke TPA (tempat pemrosesan akhir), sampah organik dapat dimanfaatkan. Misalnya dijadikan eco-enzyme, olahan makanan, pestisida, makanan hewan. Dan yang paling terakhir adalah mengompos. Jangan dibakar yang justru dapat menambah emisi.

Zero waste itu ngurusin sampah. Apakah bisa mendukung tercapainya NZW?

Apakah dengan mengurus sisa konsumsi/sampah dapat mendukung tercapainya NZW (net-zero emission) ? Jawabannya, ya tentu saja sangat mendukung. Sangat berhubungan.

SATU. Bahwa gaya hidup ini berpikir untuk sedikit menghasilkan sampah. Yang berarti awal mulanya, sedikit memiliki barang. Supaya nantinya tidak banyak sampah yang dihasilkan. Pengelolaan sampah pada dasarnya menghasilkan jejak karbon. Dimulai dari pengangkutan sampah, pilah sampah, daur ulang, dan proses yang menyertainya.

DUA. Jika semakin banyak masyarakat yang menjalani hidup ini, besar kemungkinan juga berpengaruh terhadap permintaan pasar. Pengadaan barang, pembuatan barangnya. Sehingga, produsen berpikir ulang untuk membuat barang yang sekiranya sesuai kebutuhan konsumen.

TIGA. Bijak mengonsumsi. Dalam hal ini diantaranya pemakaian listrik, mengurangi jejak karbon, habiskan makanan, penggunaan air, mengutamakan produk lokal, penggunaan kendaraan pribadi. Tak lupa menggunakan barang yang ramah lingkungan minim jejak karbon.

Kesimpulan

Kalau diri sendiri yang menjalani gaya hidup ini, rasanya berat. Kemungkinan NZW sulit untuk tercapai. Jika hanya segelintir orang yang mengetahuinya, maka ancaman pemanasan global terus menghantui.

Maka dari itu, mari kita budayakan gaya hidup ini. gaya hidup zero waste bisa dilakukan untuk semua orang. Karena zero waste bukan tentang sedotan stainless, atau barang aestethic saja. Namun, esensinya adalah pada perilaku bijak mengonsumsi. Tidak mubadzir, tidak berlebihan.

Terimakasih telah membaca.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun