Judul : Patah Hati Tersengaja
Waktu yang terasa amat berharga. Meskipun hanya melihat senyum itu.
Kedipan mata. Suara yang lembut. Nafas yang masih berhembus.
Detik itu ku tahu rasanya keindahan dunia.
Melihatmu ada. Bersyukur dirimu di dunia ini.
Menyentuh mu terasa mustahil. Apalagi mendapatkan perhatianmu
Ingin ku ambil seluruh ragamu. Buatku satu.
Hanya itu yang ku mau di dunia ini. Bersamamu sampai akhir nafas.
Berjuang bersama cita-cita cinta.
Kita berdua saja tanpa ada pengganggu
Jika ditanya, kenapa harus kamu? Bukan yang lain?
Entahlah, rasa itu muncul sendiri. Â Namanya cinta.
Bertulus ingin saling balas cinta. Memiliki mu dalam genggamku
Ingin saling bersapa dan berbalas.
Lalu hal apa yang paling menyakitkan?
Kau melihat yang lain. Diriku diacuhkan.
Jiwamu bersama yang lain. Padahal tanganmu dipeluk ku.
Sakit itu saat cinta yang terbuang.
Kau membuangnya lalu mengambil yang lain
Sisi ini rapuh dan jatuh
Namun, senyum itu lebih terasa menyenangkan
Daripada cinta dalam diri. Senyum itu mengembang
Kemudian terus mengembang. Meskipun aku telah menjauh
Menjauh lah. Â Agar senyummu terus bernada.
Rasa cinta bisa diulang lagi. Daur ulang lagi.
Perasaan akan layu, tanpa sentuhanmu.
Selamat menjadi anggota baru.  Generasi  orang baik. Sedia menangkap namun tak dianggap
Berkorban untukmu, meraih bahagiamu. Â Minim keegoisan.
Patah hatiku yang paling disengaja. Â Takdir yang menentukan segala.
                                                              -o-o-o-o-o-o-o-o-o-
Menyebalkan . cinta segitiga yang berujung kematian/ trauma/ kesedihan mendalam.
 Â
"Jatuh cinta bukanlah suatu kejahatan" - Han Seo Jun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H