Buat kalian yang akan menikah sudah mempersiapkan apa saja nih? calon? Finansial? Rumah? Kendaraan pribadi? Karir yang mapan? Eits..... yang paling penting itu kamu dan calonmu udah siap secara mental, fisik dan finansial ya. Menikah tak hanya sebatas kata 'sah' atau menghalalkan sebuah hubungan laki-laki dan perempuan. Tak hanya tentang ena-ena mantapnya saja. Menikah itu butuh tanggung jawab besar, komitmen dan hal-hal tak terduga lainnya. Harus siap menerima kelebihan dan juga kekurangan pasangan. Kelebihan & kekurangan pasangan tidak hanya yang ada di diri pasangan saja. Bahkan mencakup isu karirnya, keluarganya, dll. Pokoknya kalau bersedia menikah dengan dia, harus wajib menerima paket enak & tidak enaknya.
Perihal tersebut juga butuh ilmu loh. Seperti bagaimana cara berdamai dengan pasangan, memahami pemikiran pasangan, strategi melunakkan hati mertua, kewajiban dan hak suami istri. Kalau cara ena-ena sih gampang bisa dicari saat eksekusinya. Mendapatkan ilmu/info seputar pernikahan bisa melalui berbagai macam jalan. Misalnya ikut kelas jodoh, diskusi dengan orang yang sudah menikah, cari di internet, baca buku dan menonton film. Kok bisa? Bisa dong karena film tak hanya menghibur, juga ingin memberikan pesan moral/pelajaran untuk penontonnya. Biasanya tersirat tidak terlalu ditonjolkan dalam film.
Buat kamu yang suka menonton film pasti seneng banget nih. selain mendapatkan hiburan juga mendapatkan info atau pesan moral dari film. Berikut daftar 5 film lokal yang wajib kamu tonton! Awas ada spoiler!
1. Wedding aggrement
Adaptasi dari novel yang berjudul sama ini menceritakan tentang pernikahan dan perjodohan. Tari dijodohkan dengan Bian. Akan tetapi, Bian sudah memiliki tunangan sebelum menikah dengan Tari. Bian pun membuat perjanjian pernikahan agar 1 tahun ke depan bisa bercerai, lalu menikah dengan tunangannya, Sarah. Sebelum menikah dengan Tari, Bian sudah mempertemukan Sarah dengan ibunya. Namun, Sarah tidak disambut hangat oleh orang tua Bian.
Meskipun Tari diperlakukan kasar, Tari tetap melakukan kewajiban sebagai istri. Yaitu memasak, mengurus rumah, merawat suaminya ketika sakit. Tari pantang menyerah, walaupun ada orang ketiga diantara mereka. Pelajaran yang bisa didapat adalah jika sudah menikah ya wajib untuk melaksanakan tugas sebagai istri/suami. Restu orang tua adalah hal yang paling diutamakan dalam memilih pasangan hidup.
2. Film Test Pack
Sepasang suami istri yang belum dikaruniai anak selama 7 tahun lamanya. Segala macam usaha telah dilakukan seperti ke dokter kandungan, mengubah berbagai macam posisi, membeli berbagai alat test pack. Tata (Acha Septriasa) bekerja sebagai karyawan di perusahaan periklanan, sedangkan suaminya Rahmat (Reza Rahadian) bekerja sebagai psikolog.
Dari film ini, pasutri harus menerima segala kekurangan pasangan. Termasuk kemandulan. Hiks. Walaupun itu adalah hal yang tak pernah diharapkan oleh semua pasangan. Ingat ingat lagi alasan kenapa menikah dengannya. Ingat lagi janji pernikahan. Mungkin dengan flashback kenangan indah, bisa memunculkan rasa cinta. Akan tetapi, kembali lagi ke diri masing-masing. Apakah mau rumah tangga tetap utuh? Ataukah mencari orang baru?
3. Critical Eleven
Film adaptasi dari novel dengan judul yang sama. Dari penulis novel best seller yaitu Ika Natasha. Anya dan Ale.Mereka bertemu saat penerbangan Jakarta-Sydney. Setelah menikah Anya dan Ale tinggal di New York karena lebih dekat dengan tempat kerja Ale. Ketika Anya hamil, Ale meminta Anya untuk balik ke Indonesia. Agar lebih dekat dengan keluarga di sana. Pernikahan mereka pun diuji ketika anaknya tidak terselamatkan. Saling menyalahkan yang berakibat saling mendiamkan tak peduli.
Terdapat pelajaran untuk istri yakni harus taat pada suami. Karena suami sebagai pemimpin dan juga pengganti sosok orang tua. Berani menghadapi masalah bukan lari dari masalah. Komunikasi antar pasutri sangat penting. Jika kehidupan rumah tangga ada masalah, konflik, marah, sedih, senang itu wajar. Seperti Anya dan Ale yang berhadapan dengan perang dingin ketika tragedi itu menimpa mereka. Pendapat ego keduanya berbeda.
4. Lamaran
Film yang beredar di tahun 2015 ini, ber-genre romedi romantis. Ada beberapa pemeran yang membuat film ini lucu seperti Arie Kriting, Sacha Stevenson, dan Lina Marpaung. Tiar (Acha Septriansah) berprofesi sebagai pengacara terkenal . Arie Kriting & Sacha Stevenson sebagai agen rahasia guna membantu Tiar dengan menyewa Aan (Reza Nangin) untuk dijadikan pacar Tiar. Pada saat itu, Aan bekerja sebagai resepsionis di kantor Tiar. Setelah misi Aan selesai sebagai pacar. Tiar pun jatuh cinta sungguhan. Berasal dari suku yang berbeda antara Batak dan Sunda. Mampukah Tiar & Aan bersatu? Mampukah mereka menjalankan lamaran yang sempat tertunda?
Dari film lamaran ini meskipun komedi juga ada pelajaran yang bisa diambil. Diantaranya yaitu trik mengambil hati mertua, sabar meskipun ada pesaingnya. Jangan main curang. Slow aja kayak Aan. Hahaha. Pernikahan beda suku. Why not? Meskipun banyak perbedaan, kalau udah saling cinta ya jalani saja. Bukankah akan lebih mudah dijalani jika ada rasa cinta? Untungnya mamah Tiar lebih mementingkan kebahagiaan Tiar. Tidak mau melihat anaknya bersedih. Uwu. So sweet deh. I love you full Mak.
5. Film Ayah Menyayangi Tanpa Akhir
Pemain utamanya adalah Fedi Nuril. Bercerita tentang Juna (Fedi Nuril) yang menikah dengan wanita berdarah Jepang. Pernikahan mereka tidak disetujui ibu Juna dan keluarga Keisha (Kelly Tandiono). Namun, mereka tetap menikah. Kabar gembira datang karena Keisha hamil. Si anak selamat, sedangkan ibunya tidak. Kesedihan ditinggal istri, lalu ditambah Mada (Naufal Azhar) menderita kanker otak. Sehingga harus meregang nyawa di usianya yang masih muda. Usia sekolah SMA kira-kira 16 tahun.
Yang bisa didapatkan dari film ini adalah menikah itu harus dapat izin alias restu dari orang tua. Khususnya ibu. Berani menikah, juga berani bertanggung jawab. Merawat anak meskipun si istri sudah meninggal. Pengorbanan single parent. Terlihat bahwa Fedi Nuril sayang dan cinta banget sama anaknya. Sekali lagi, kenapa sih harus dapat restu dari orang tua? Tentu saja agar mendapatkan keluarga yang sakinah mawadah dan warahmah. Juga mendapat keberkahan dalam pernikahan. Seperti dilancarkan dalam menyelesaikan konflik pasutri, bisa menjalankan semua kewajiban suami/istri. Intinya sih ya jangan durhaka atau melawan orang tua terutama ibu.
Menonton film zaman now tidak harus pergi ke bioskop. Kamu bisa menikmati film legal melalui TV ataupun di aplikasi streaming film. Sangat mudah bukan?
Dari kelima film di atas, menurutmu mana nih yang paling menarik? Bagi yang belum nonton, cus lah nonton. Film yang menghibur sekaligus dapat pengetahuan. Keren kan? Bangga menggunakan produk dalam negeri. Kalau bukan kita, lalu siapa lagi?
Referensi :
- aplikasi iflix
- aplikasi hooq
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H