Mohon tunggu...
Mirna Adriyanti
Mirna Adriyanti Mohon Tunggu... Lainnya - UNIVERSITAS JEMBER

ingin tau segala hal

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kebijakan Makroprudential: Menyeimbangkan Pertumbuhan dan Stabilitas di Era Dinamika Ekonomi

3 Desember 2024   12:25 Diperbarui: 3 Desember 2024   12:28 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Teori siklus kredit (credit cycle) menunjukkan bahwa ekspansi kredit yang tidak terkendali dapat menciptakan gelembung aset berbahaya. Kebijakan seperti countercyclical capital buffer dirancang untuk mengurangi efek siklus ini dengan menekan ekspansi kredit saat ekonomi tumbuh pesat, serta memberikan kelonggaran selama masa kontraksi.

Di Indonesia, penerapan kebijakan ini membantu menjaga stabilitas sektor perbankan. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam memastikan bank-bank kecil mematuhi regulasi dengan baik.

Menghadapi Risiko Eksternal

Ketergantungan Indonesia pada aliran modal asing membuatnya rentan terhadap perubahan kebijakan moneter global, seperti kenaikan suku bunga oleh The Fed. Untuk mengurangi risiko ini, BI menerapkan kebijakan pembatasan eksposur valuta asing, yang bertujuan melindungi bank dan perusahaan dari fluktuasi nilai tukar.

Efektivitas Kebijakan Makroprudensial

Pencegahan Krisis Sistemik

Kebijakan makroprudensial telah terbukti membantu mencegah akumulasi risiko sistemik di Indonesia. Namun, efektivitasnya sangat bergantung pada kemampuan regulator untuk mengidentifikasi risiko sejak dini.

Dukungan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Meski bertujuan menjaga stabilitas, kebijakan makroprudensial juga dirancang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Pelonggaran aturan LTV, misalnya, memungkinkan masyarakat mengakses kredit lebih mudah, tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian perbankan.

Tantangan Implementasi

Keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan menjadi tantangan utama. Kebijakan yang terlalu ketat dapat menghambat pertumbuhan kredit dan investasi, sementara kebijakan yang terlalu longgar dapat meningkatkan risiko sistemik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun