3. Kepercayaan Investor dan Aliran Modal Asing
Volatilitas nilai tukar sering kali menciptakan ketidakpastian yang membuat investor asing ragu untuk menanamkan modal di Indonesia. Dalam situasi ini, teori Uncovered Interest Parity (UIP) relevan, di mana perbedaan suku bunga antar negara memengaruhi aliran modal. Jika BI menaikkan suku bunga untuk menstabilkan Rupiah, hal ini dapat menarik investor jangka pendek, tetapi pada saat yang sama berpotensi menekan konsumsi dan investasi domestik.
Respons Kebijakan: Mencari Keseimbangan
1. Intervensi Pasar Valuta Asing
Bank Indonesia secara aktif menggunakan cadangan devisa untuk menstabilkan Rupiah, terutama selama periode tekanan tinggi. Namun, intervensi ini memiliki keterbatasan, karena cadangan devisa tidak bersifat tak terbatas.
2. Kebijakan Suku Bunga
BI sering menaikkan suku bunga untuk mencegah pelemahan Rupiah yang berlebihan. Namun, menurut teori Mundell-Fleming, kenaikan suku bunga dalam ekonomi terbuka dapat memperlambat pertumbuhan domestik, terutama jika investasi dan konsumsi terganggu.
3. Diversifikasi Ekonomi
Langkah strategis lainnya adalah mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas dan impor bahan baku dengan mendorong diversifikasi ekonomi. Investasi dalam sektor manufaktur dan teknologi dapat membantu menciptakan struktur ekonomi yang lebih tahan terhadap fluktuasi eksternal.
4. Pengelolaan Utang Luar Negeri
Pemerintah juga perlu mengelola komposisi utang luar negeri dengan lebih hati-hati, memastikan bahwa risiko nilai tukar dapat diminimalkan melalui penggunaan lindung nilai (hedging) atau pengalihan utang ke denominasi Rupiah.