Mohon tunggu...
MIRNA
MIRNA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi S1 Geografi FISIP - ULM

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Lahan Basah: Mewawancarai serta Apa Saja Potensi dan Pengembangan yang Ada di Kecamatan Anjir Muara

10 Oktober 2024   13:15 Diperbarui: 10 Oktober 2024   16:09 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: Responden 2 Ibu Bayati

Nama : Mirna_2410416220001

Kelas : A

MataKuliah : Pengantar Lingkungan Lahan Basah

Dosen Pengampu : Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si, M,Si.

Mahasiswa S1 Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Geografi

     Di dunia sampai sekarang masih banyak kontroversi dalam mencerapi lahan basah. Akibat kontroversi yang berkepanjangan, kebijakan menangani lahan basah tidak jelas, nasib lahan basah tidak menentu, dan kerusakan lahan basah tidak tertanggulangi. Dalam kenyataan lahan basah dapat menyediakan sederetan barang dan jasa penting bagi manusia dalam penggunaan langsung dan tidak langsung, kesejahteraan margasatwa, dan pemeliharaan mutu lingkungan. Proses biofisik yang menjadi gantungan penyediaan barang dan jasa, juga menopang fungsi dan struktur ekosistem. Namun demikian, kenyataan penting tersebut tidak tercerapi oleh masyarakat umum, termasuk para pemimpinnya. Kegandaan gatra (aspect) yang mengisyaratkan bahwa kelestarian lahan basah memerlukan pengimbangan cermat antara produksi dan konservasi, luput dari perhatian. Akibatnya, pemeliharaan lahan basah alami di kebanyakan negara memperoleh prioritas rendah.    

     Kecamatan Anjir Muara, adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Anjir Muara terletak 19 km dari Kota Banjarmasin. Anjir Muara memiliki banyak lahan basah yang dapat dimanfaatkan secara produktif, potensi lahan basah di Anjir Muara ada beragam mulai dari tanaman pangan, holtikultura buah, holtikultura sayur dan sebagainya. Namun, sangat di sayangkan potensi tersebut belum sepenuhnya dikembangkan secara optimal.

     Pada tugas artikel ini saya akan mengidentifikasi kontroversi dalam mencerapi lahan basah di Kecamatan Anjir Muara. Penelitian ini diperlukan untuk memajukan kapasitas nasional mengelola lahan basah secara efektif. Wilayah yang saya teliti di kabupaten Anjir Muara meliputi beberapa desa Beringin Jaya, Sungai Punggu, Anjir Muara Lama, Anjir Muara Kota Tengah, dan Anjir Serapat Muara 1. Berdasarkan wawancara dengan beberapa responden dari lima desa di Kecamatan Anjir Muara sebagai berikut: 

1. Desa Beringin Jaya

     Di Desa Beringin Jaya, saya bertemu dan mewawancarai Ibu Tuti, ibu Bayati,  ibu Haji Galuh, serta pak Nahdi. Mereka menjelaskan bahwa komoditas utama yang dihasilkan di Desa Beringin Jaya adalah Tanaman pangan seperti padi dan tanaman singkong. Di lokasi ini, proses penanaman padi dimulai dengan persiapan lahan, penanaman benih di persemaian, dan kemudian pemindahan ke lahan basah. Padi memerlukan air yang cukup, jadi saat musim hujan, lahan biasanya terisi air secara alami. Sebaliknya saat musim kemarau, petani harus mengelola irigasi agar padi tetap tumbuh.

 Sumber gambar: Responden 2 Ibu Bayati
 Sumber gambar: Responden 2 Ibu Bayati

     Untuk singkong, prosesnya melibatkan pemilihan bibit dari batang singkong yang sehat, penanaman di tanah yang gembu, dan perawatan hingga panen. Singkong lebih toleran terhadap kekeringan, tetapi jika hujan berlebihan, akar singkong bisa membusuk mempengaruhi hasil panen dan kualitas kedua tanaman ini.

 Sumber gambar : Responden 3 Ibu Haji Galuh
 Sumber gambar : Responden 3 Ibu Haji Galuh

     Hasil panen tanaman padi yang membludak baru-baru ini dapat disebabkan oleh kondisi cuaca jika musim hujan yang tepat dan secukupnya pasokan air selama pertumbuhan padi dapat mendukung hasil panen yang melimpah.

 Sumber gambar: Responden 4 Pak Nahdi
 Sumber gambar: Responden 4 Pak Nahdi

2. Desa Sungai Punggu

 Sumber gambar: Responden 5 Pak Supriadi
 Sumber gambar: Responden 5 Pak Supriadi

     Di Desa Sungai Punggu, saya bertemu dan mewawancarai Pak Supriadi, beliau seorang petani yang menanam padi sekaligus berkebun buah kuini. Menurut beliau, daerah Sungai Punggu ini cocok untuk budidaya kedua jenis tanaman ini, karena padi dan buah kuini cocok dengan iklim tropis, sehingga dapat tumbuh optimal di lokasi ini. Menurut Pak Supriadi cara mengetahui panen buah kuini ada beberapa ciri-ciri nya yaitu warna kulit kuini yang matang biasanya berwarna kuning keemasan, aroma buah kuini yang matang akan mengeluarkan aroma manis yang khas, serta tekstur kulit kuini yang matang lembut saat ditekan. Pak Supriadi juga memberitahukan bahwa jika berlebihan memakan buah kuini dapat mengalami diabetes karena kadar gula alami buah kuini yang cukup tinggi.

 Sumber gambar: Responden 6 Ibu Suharti dan Ibu Mastura
 Sumber gambar: Responden 6 Ibu Suharti dan Ibu Mastura

     Selain Pak Supriadi, saya juga bertemu dengan Ibu Suharti dan Ibu Mastura, Menurut beliau sebagian besar lahan basah yang dimanfaatkan warga setempat adalah tanaman pangan yaitu tanaman padi, Menurut beliau cara mengelola tanaman padi di lokasi ini adalah dengan mempersiapkan lahan seperti membersihkan lahan dari gulma, membajak, dan meratakan tanah untuk memastikan drainase yang baik, memilih benih unggul yang sesuai dengan iklim dan tanah di lokasi ini, melakukan penanaman benih di lahan sawah dengan teknik yang tepat, seperti sistem tanam jajar legowo, Mengelola sistem irigasi untuk memastikan tanaman mendapatkan cukup air, terutama selama fase pertumbuhan kritis, Memberikan pupuk yang sesuai pada waktu yang tepat untuk mendukung pertumbuhan, melakukan monitoring secara rutin dan menerapkan pengendalian hama secara terpadu, mengatur waktu panen yang tepat dan melakukan proses pengeringan dan penyimpanan yang baik.

3. Desa Anjir Muara Lama

 Sumber gambar: Responden 7 Pak Marsiman 
 Sumber gambar: Responden 7 Pak Marsiman 

     Di Desa Anjir Muara Lama, saya melakukan wawancara dengan Pak Marsiman, Beliau seorang petani yang menanam padi, beliau memanfaatkan lahan basah di samping rumahnya dengan menanam padi. Menurut beliau memilih menanam padi di samping rumah karena mengurangi biaya transportasi untuk mengangkut hasil panen ketempat penyimpanan, serta memudahkan perawatan dan panen, sehingga beliau dapat memantau tanaman secara langsung. 

4. Desa Anjir Muara Kota Tengah

 Sumber gambar: Responden 8 Pak Imban
 Sumber gambar: Responden 8 Pak Imban

     Di Desa Anjir Muara Kota Tengah, saya melakukan wawancara dengan Pak Imban, Beliau juga merupakan seorang petani yang sedang melakukan persiapan lahan dengan meratakan tanah untuk penanaman benih padi. Beliau juga menjelaskan bagaimana cara membajak sawah untuk tanaman padi yaitu dengan mempersiapkan alat dan bahan seperti bajak tradisional atau traktor, mulai membajak dengan membuat garis lurus, selama proses membajak, buat saluran drainase untuk mengatur aliran air, agar lahan tidak tergenang, memastikan tanah yang dibajak terbalik agar bagian bawah tanah yang lebih subur diatas, mengulangi proses pembajakan untuk memastikan tanah benar-benar gembur dan homogen, dan memastikan tanah memiliki kelembaban yang cukup sebelum melakukan penanaman. Beliau juga sering menghadapi beberapa kesulitan ketika membajak sawah untuk penanaman padi seperti kondisi cuaca yang kurang mendukung, hujan yang berlebihan dapat membuat tanah terlalu basah, sedangkan musim kemarau dapat mengakibatkan tanah keras dan sulit dibajak, keterbatasan alat, kekurangan tenaga kerja, dan tanah yang tidak rata dapat menyulitkan proses membajak dan membuatnya lebih lama.

5. Desa Serapat Muara 1

 Sumber gambar: Responden 9 Ibu Aslamiah
 Sumber gambar: Responden 9 Ibu Aslamiah
Di Desa Anjir Serapat Muara 1, saya bertemu dan mewawancarai Ibu Aslamiah,  dan Ibu Nur Samsiyah. Mereka menjelaskan bahwa Desa Anjir Serapat Muara 1 memiliki potensi yang sangat baik untuk penanaman padi. Beliau menyebutkan bahwa dalam satu kali panen, rata-rata yang di capai 4-8 ton per hektar.

 Sumber gambar: Responden 10 Ibu Nur Samsiyah
 Sumber gambar: Responden 10 Ibu Nur Samsiyah

Mereka juga menjelaskan jika panen gagal, kerugian yang di hadapi yaitu kehilangan pendapatan, biaya produksi menjadi beban, kegagalan panen dapat menggangu ketersediaan pangan, dan kemungkinan terpaksa meminjam uang untuk menutupi kerugian yang dapat menyebabkan masalah keuangan jangka panjang. Ada beberapa langkah penanggulangan agar panen tidak gagal yaitu, menggunakan bibit padi yang tahan terhadap hama dan penyakit serta sesuai dengan kondisi iklim lokal, mengatur sistem irigasi yang baik untuk memastikan tanaman mendapatkan cukup air, memberikan pupuk yang tepat dan dalam jumlah yang sesuai untuk meningkatkan kesuburan tanah, pengendalian hama dan penyakit seperti penggunaan pestisida alami, serta melakukan rotasi tanaman untuk menghindari penumpukan hama dan penyakit di lahan.

     Dalam wawancara di desa-desa yang dikunjungi, terdapat beberapa poin utama terkait pemanfaatan lahan basah. Lahan basah sering dimanfaatkan untuk pertanian, terutama padi dan tanaman hortikultura, yang memberikan hasil yang baik karena kesuburan tanah. Berikut ini tabulasi kuesioner yang saya buat sebagai bahan penelitian:

 Sumber gambar: Kuisioner
 Sumber gambar: Kuisioner

 Sumber gambar: Kuisioner 
 Sumber gambar: Kuisioner 

     Berikut kesimpulan saya tentang pengembangan lahan basah di Kabupaten Anjir Muara yang meliputi: 

1. Pertanian Padi: Pengembangan sistem pertanian padi yang berkelanjutan untuk meningkatkan hasil panen.

2. Rehabilitasi Lahan: Upaya pemulihan ekosistem lahan basah yang terdegradasi dengan penanaman vegetasi asli.

3. Pengembangan Infrastruktur: Membangun akses jalan dan fasilitas pendukung untuk meningkatkan produktivitas..

4. Pelatihan dan Penyuluhan: Program untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan lahan basah yang berkelanjutan.

     Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pengembangan lahan basah di desa-desa dapat meningkat secara signifikan.

Referensi 

Notohadiprawiro, T. (1997, December). Lahan Basah: Terra Incognita. In Prosiding Seminar Nasional Pemberdayaan Lahan Basah Pantai Timur Sumatera yang Berwawasan Lingkungan Menyongsong Abad ke (Vol. 21, pp. 1-10).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun