Apakah yang berbahaya dari sakarifikasi?
Zat gula akan bergabung dengan sekitarnya tanpa pandang bulu, sehingga sakarifikasi sangat mungkin terjadi pada protein di dalam tubuh. Misalkan akseptor insulin yang dikeluarkan dari pankreas mengalami sakarifikasi sehingga kehilangan fungsi, maka seberapa banyak pun insulin diproduksi, kadar gula darah tidak akan dapat turun. Kadar gula darah akan tetap tinggi dan mengundang penyakit diabetes, persis seperti naiknya harga BBM yang tidak akan pernah turun dan mengundang penyakit "kanker" alias kantong kering.
Sakarifikasi akan berakselerasi seiring bertambahnya usia. Berawal dari osteoporosis, kulit, dan rambut menjadi jelek, serta fenomena penuaan yang disebut "bau orang tua", semuanya disebabkan oleh protein di dalam tubuh yang disebut sakarifikasi.
Selain itu, protein yang telah mengalami sakarifikasi akan berubah menjadi substansi yang disenut "AGEs (Advanced Glycation End-Products)". Ini adalah substansi layaknya gula yang telah dipanaskan sampai gosong, sekali jadi, dan tidak dapat kembali seperti semula. Anda dapat membayangkannya seperti ayam goreng yang gosong.
AGEs tidak dapat hilang maupun disekresikan, tetapi akan terakumulasi didalam tubuh secara perlahan sehingga meng"gosong"kan bagian dalam tubuh. Akibatnya, secara konkret, tulang akan menjadi rapuh, pembuluh darah juga akan menjadi rusak, sehingga akan menghasilkan berbagai macam gejala penuaan. Ada juga teori bahwa bau orang tua berasal dari bau zat gula yang terbakar.
Semakin tinggi kondisi kadar gula darah, risiko sakarifikasi juga semakin tinggi. Saya sering menyampaikan orang yang suka mengonsumsi nasi putih sampai kenyang dan hobi "go-food" minuman kekinian akan lebih cepat mengalami penuaan.
Jika semua itu disimpulkan dalam satu kalimat, "Sakarifikasi adalah penuaan"; gaya hidup dengan asupan karbohidrat berlebih akan mempercepat penuaan.
Sumber : Mitos Jahat Karbohidrat: Kepo untuk Keto. dr. Toru Mizoguchi. qanita.