Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto selaku Koordinator Penanganan Bencana Sulawesi Tengah mengungkapkan bahwa Pemerintah memutuskan untuk menerima bantuan dari luar negeri dan saat ini sudah ada 18 negara yang menawarkan bantuan.
Sementara terkait evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban, BNPB mengungkapkan bahwa bantuan personel dan perlengkapan Tim SAR gabungan terus berdatangan dari Kementerian dan Lembaga terkait.
- Prioritas pertama, menurut Sutopo, adalah melanjutkan melanjutkan evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban. Yakni, sambung dia, dengan mengerahkan 16 unit alat berat, menambah personel SAR, baik dari TNI, Polri, Basarnar, maupun Kementerian ESDM.Saat ini, Tim Basarnas dan Tim SAR Gabungan tersebut terus melakukan pencarian korban di sejumlah titik, antara lain Hotel Roa-Roa, Balaroa, Patobo, Mall Ramayana, Restaurant Dunia Baru, dan Pantai Talise di Palu, serta di Sigi dan Donggala.
- Prioritas kedua, Sutopo mengatakan, adalah terkait penanganan medis dan korban meninggal. Dalam hal ini, sambung dia, telah didirikan rumah sakit lapangan, dan bantuan tenaga medis serta obat-obatan pun terus berdatangan.
- Ketiga yang sangat dibutuhkan adalah penyediaan pasokan listrik, Kini, beberapa gardu dari tujuh gardu induk (GI) telah opersasi, yakni GI Poso dan GI Pamona. Selanjutnya, dua GI telah dicek dan aman dalam pososo standby menunggu kesiapan transmisi, yaitu GI Silae dan GI Pasangkayu. Sedangkan, tiga GI yang berada dalam proses pemulihan adalah GI Sidera, GI Talise, dan GI Parigi.
- Keempat adalah pasokan BBM yang diketahui masyarakat sangat membutuhkan pasokan BBM untuk melakukan transportasi dan keperluan lainnya, aparat juga berdatangan untuk menertibkan massa yang tidak disiplin dalam menangani distribusi BBM.
- Kelima yang sangat dibutuhkan adalah keperluan dasar logistik untuk para pengungsi, bantuan dikirimkan melalui jalur udara, darat juga melalui pelabuhan yang kini dikawal ketat oleh para parat juga TNI akan dapat tersalurkan kepada para korban bencana.
- Prioritas keenam adalah jaringan komunikasi, Â percepatan jaringan komunikasi, Sutopo menegaskan, sebanyak tiga operator (Telkomsel, Indosat, XL) sudah beroperasi hingga 49% di wilayah Sulteng. Sedangkan untuk Telkomsel (2G) di wilayah Palu (19%), Donggala (25%), Luwuk (96%), Poso (89%) dan Toli (74%). "Telkomsel (3G dan 4G) untuk wilayah Palu (15%), Donggala (13%), Luwuk (65%), Poso (93%) dan Toli (55%). Telkom untuk wilayah Palu (100%), Tawili (0%), Donggala (100%), Pasangkayu (100%). Selain itu sebanyak 1.728 BTS juga sudah berfungsi di Sulawesi Tengah," katanya.
Khusus prioritas penanganan dampak gempa yang terkait dengan koordinasi penerimaan bantuan asing, atau yang merupakan prioritas penanganan ketujuh, Sutopo membeberkan, Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan akan melakukan koordinasi terkait bantuan luar negeri untuk gempa Sulawesi.
Sangat menyedihkan memang kejadian yang menimpa saudara-saudara di Palu, untuk seluruh masyarakat bisa membantu para korban dan pengungsi agar selalu kuat, kami seluruh masyarakat Indonesia juga selalu berdoa, agar Sulawesi Tengah bisa kembali melakukan aktifitasnya dan para korban segera dapat diidentifikasi juga ditemukan.
Bagi masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan bisa langsung ke badan atau lembaga yang nyata kredibel sehingga bersatu dengan pemrintah untuk segera membenahi dalam penanganan pasca gempa yang terjadi di Donggala, Palu, Sigi dan wilayah lainnya yang terdampak di Sulawesi Tengah.
Semoga setelah beebrapa kali kejadian gempa dan tsunami yang terjadi di Indonesia, pemerintah bisa segera memberikan edukasi agar masyarakat sadar dan terus waspada terhadap bencana, dengan memperlajari apa yang harus dilakukan dan persiapkan sehingga ketika bencana yang terjadi masyarakat siap juga meminimalisir jatuhnya korban jiwa.
Indonesia berada dalam wilayah yang memang secara geografis sering mengalami gempa, sehingga dari mulai struktur bangunanan, mental sadar bencana masyarakat sudah mulai diberikan edukasi dan sosialisasi agar lebih siap, sigap dalam menghadapi bencana.
Bertebaran informasi palsu hendaknya diabaikan saja, dan ditindak tegas para pelaku yang dengan sengaja membuat HOAX agar jera juga tidak meresahkan warga secara lebbih luas lagi. Tetap siaga dan simak informasi akura dari situs-situs resmi pemerintah, cek dulu sebelum menyebarkan informasi yang diterima, jangan sampai teman-teman pembaca kompasiana, menjadi penyebar hoax yang merupakan tindak pelanggaran juga kriminalistas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H