Menjadi Tuan Rumah Pertemuan IMF -- World Bank Group
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan kembali menggelar rapat koordinasi penyelenggaraan International Monetary Fund (IMF) and the World Bank Annual Meetings yang akan berlangsung di Bali pada Oktober mendatang.
Luhut menjelaskan, perwakilan dari sekretariat jenderal IMF sudah melakukan finalisasi kunjungan terakhir di Bali untuk melihat kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah gelaran ekonomi tingkat dunia tersebut. Dalam persiapannya Indonesia telah siap 94% untuk menyelenggarakan mega meeting dunia tersebut. Pertemuan IMF di Bali akan diadakan bulan depan 8-14 Oktober 2018, betajuk Voyage to Indonesia.
Mendengar IMF sebenarnya sudah tidak asing sejak 20 tahun lalu, tapi mamih belum paham apa itu IMF. Mulai menampakkan operasi kerjanya di tahun 1947 setelah 3 tahun IMF didirikan, sebenanrnya apa itu IMF, apa benar ketulusan bantuan negara maju untuk negara berkembang ? atau sebuah kepentingan politik demi keuntungan negara maju ?.
Apa itu IMF ?
IMF  atau International Monetary Fund, merupakan organisasi yang terdiri dari 189 negara, merupakan negara maju  juga negara berkembang. Dalam Bahasa Indonesia yaitu, Dana Moneter Internasional, dan memiliki tujuan untuk menjaga stabilitas perekonomian dunia, mendorong perdagangan internasional, memperluas lapangan pekerjaan sekaligus pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dan mengentaskan kemiskinan di seluruh dunia.
Negara maju yang memiliki cadangan kekayaan atau uang dapat meminjamkan ke negara yang sedang mengalami  krisis, dan juga untuk membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara berkembang. Tetapi apakah negara yang memiliki saham tinggi di IMF hanya untuk membantu atau ada kepentingan politik semata, walaupun tetap adanya pengawasan dari anggota negara-negara IMF tersebut.
Negara yang memiliki saham tertinggi yaitu Amerika Serikat mampu memberikan jumlah suara terbanyak jika ada sebuah putusan, karena mekanisme dalam IMF itu "One dollar one vote" dengan kata lain dalam pemikian skeptis Amerika Serikat mampu menekan negara-negara berkembang yang mendapatkan bantuan dari IMF dalam sebuah keputusan. Dikhawatirkan juga tidak hanya berlaku dalam IMF saja, negara yang berkepentingan dan memiliki saham tertinggi di IMF mampu mempengaruhi putusan global pada negara-negara berkembang.
Pinjaman yang berikan oleh negara dengan saham tertinggi ke negara-negara yang membutuhkan akan dipenuhi dengan persyaratan yang sangat ketat, seperti harus membuka pasar selebar-lebarnya dan membongkar semua jenis kebijakan nasional. Lantas jika pemerintah Indonesia mudah untuk dipengaruhi maka negara yang berkepentingan akan merajai dan menjadi penjajah ekonomi global.
Tetapi masyarakat tidak sepenuhnya dapat khawatir secara berlebihan, terus pantau putusan dari pemerintah Indonesia, dan kritisi berdasarkan data jika ada kekhawatiran yang berdampak anjloknya perekonomian di Indonesia. Diharapkan juga ketika menjadi tuan rumah IMF di Bali, Oktober mendatang pemerintah dapat menunjukkan taring bahwa perekonomian dan Bangsa Indonesia merupakan negara yang kuat mampu secara mandiri bersama warganya meningkatkan perekonomian.
Pertemuan IMF -- World Bank Group 2018
Adanya protes menolak Indonesia menjadi tuan rumah terselenggaranya pertemuan IMF di Bali, pemerintah meninjau dan fokus pada dampak positif dari keberlangsungan mega event tersebut.
Seperti diskusi yang disampaikan pada Forum Merdeka Barat 9, Menurut  Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro sebenarnya AM IMF dikategorikan sebagai mega meetings, dampak dari megameeting bisa diihat dari efek yang tidak kelihatan, yaitu efek infrastruktur, lalu image effect, ini menujukkan bahwa Indonesia mampu menjadi tuan rumah mega meetings, kemudian akan diterima juga beberapa keuntungan dan dampak yang terlihat.
Akan ada lebih dari 3000 investor yang akan hadir, untuk itu berlomba-lomba menunjukkan keunngulan Indonesia yangmampu menggebrak pasar dunia, mulai dari parisiwisata, perkebunan, kearifan lokal, juga hasil budaya yang akan menarik minat para investor..
Dalam pertemuan IMF akan membahas isu yang sedang dan akan berkembang nantinya, berikut 5 isu yang akan dibahas :
- Pertama yakni penguatan International Monetary System (IMS)
- Kedua yakni ekonomi digital
- Ketiga, terkait kebutuhan pembiayaan pembangunan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan bagi negara-negara berkembang
- Keempat adalah penguatan aspek ekonomi dan keuangan syariah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, baik di negara maju maupun negara berkembang
- Kelima, pertemuan tahunan itu akan membahas isu-isu terkait sektor fiskal
Indonesia akan diuntungkan dalam mempromosikan pariwisata dankunjungan dari ribuan tamu negar yang menjadi peserta pertemuan IMF -- World Bank Group 2018. Acara yang berlangsung mulai dari tanggal 8 -- 14 Oktober di Bali akan mampu memberikan dampak peningkatan ekonomi di Indonesia khususnya Bali.
Pada pertemuan nanti, akan ada lebih dari 2000 pertemuan yang diikuti oleh 20 Kepala Negara, Â Menteri Keungan serta Direktur Bank Sentral dari 189 negara dan dengan 19800 peserta, ditambah dengan 5050 peserta delegasi dan 14750 non delegasi.
Sedangkan ada 13.000 peserta dari mancanegara dan 1750 dari Indonesia, Â menambahkan bahwa perkiraan konservartif untuk peserta dan lama tinggal peserta adalah 9 hari, 6 hari saat penyelenggaraan, 2 hari sebelum acara dan 1 hari sesudah acara.
Melihat perbaikan dan pembangunan infrastruktur di Bali, merupakan invetasi yang bisa memperluas keuntungan pariwisata di Indonesia. Dalam tahapan penyelenggaran acara, diperkirakan juga dalam menggunakan estimasi pengeluaran pengunjung, yang datang berbagai orang penting dan tidak sembarangan, bahkan ada beberapa peserta dari perwakilan negara banyak yang membawa pesawat pribadi sendiri.
Dampak langsung juga bersama dapat dilihat dari investasi pemerintah, ditambah penyelenggaraan sendiri dan pengeluaran pengunjung.
Dampak tidak langsung seperti dampak UMKM sehingga bisa menghitung penambahan lapangan kerja. Dampak keluaran langsung selama 2017-2018 5,9 T, utamanya untuk infrastruktur 3 T, terkait dengan AM IMF-WBG tapi bukan hanya untuk acara ini saja. Contohnya seperti underpass Ngurah Rai, pelabuhan Benoa, Patung Garuda Wisnu Kencana.
Pemerintah optimis bahwa kegiatan ini akan membuat pertumbuhan ekonomi bali terdongkrak. Dengan adanya acara ini maka pertumbuhan ekonomi Bali menjadi 6,54%, kalau sebelumnya pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Bali kurang dari 6%. Tambahan dan peningkatan yang dihasilkan dari sektor konstruksi, hotel, makanan minuman. Ini menjadi sebah hal positif dan tentu saja peningkatan fokus ekonomi yang baik poinnya, pertumbuhan ekonomi akan naik dari 5,9% menjadi 6,54% karena adanya AM IMF World Bank 2018.
Kabar baik pula dilihat dari kesempatan kerja bertambah sebanyak 32.700. Hal ini disambut baik untuk warga bali, upah riil naik 1,13%, kesempatan kerja naik 1,26%. Diharapkan pula masyarakat ikut menyemarakan dan membantu promo wisata dan kearifan lokal Indonesia melalui media sosial sehingga banyak tamu asing yang kagum dan berhasil memberikan devisa negara dari hasil para tamu berbelanja di Indonesia.
Dari berbagai pertunjujkkan budaya dan lokasi wosata yang dikagumi tamu asing Indonesia akan mampu menjadi desnitasi wisata favorit untuk dunia.
Dengan kemampuan ini tentunya diharapkan dapat memberikan peningkatan ekonomi tidak hanya selama penyelenggaraan pertemuan IMF saja tetapi setelah kegiatan berlangsung perekonomian Indonesia akan mampu membuktikan kekuatannya dengan pariwisata, infrastruktur juga perhatian akan pengolahaan kekayaan alamnya.
Pasti akan dapat bercerita ya, yang sudah merasakan indahnya Pulau Bali, jadi ingin bulan madu ke Bali juga nih. Apakah motivasi ini akan membuat perekonomian mamih meningkat juga ? So sampai bertemu di Bali yah, afirmasi dulu boleh dong.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI