Adanya protes menolak Indonesia menjadi tuan rumah terselenggaranya pertemuan IMF di Bali, pemerintah meninjau dan fokus pada dampak positif dari keberlangsungan mega event tersebut.
Seperti diskusi yang disampaikan pada Forum Merdeka Barat 9, Menurut  Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro sebenarnya AM IMF dikategorikan sebagai mega meetings, dampak dari megameeting bisa diihat dari efek yang tidak kelihatan, yaitu efek infrastruktur, lalu image effect, ini menujukkan bahwa Indonesia mampu menjadi tuan rumah mega meetings, kemudian akan diterima juga beberapa keuntungan dan dampak yang terlihat.
Akan ada lebih dari 3000 investor yang akan hadir, untuk itu berlomba-lomba menunjukkan keunngulan Indonesia yangmampu menggebrak pasar dunia, mulai dari parisiwisata, perkebunan, kearifan lokal, juga hasil budaya yang akan menarik minat para investor..
Dalam pertemuan IMF akan membahas isu yang sedang dan akan berkembang nantinya, berikut 5 isu yang akan dibahas :
- Pertama yakni penguatan International Monetary System (IMS)
- Kedua yakni ekonomi digital
- Ketiga, terkait kebutuhan pembiayaan pembangunan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan bagi negara-negara berkembang
- Keempat adalah penguatan aspek ekonomi dan keuangan syariah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, baik di negara maju maupun negara berkembang
- Kelima, pertemuan tahunan itu akan membahas isu-isu terkait sektor fiskal
Indonesia akan diuntungkan dalam mempromosikan pariwisata dankunjungan dari ribuan tamu negar yang menjadi peserta pertemuan IMF -- World Bank Group 2018. Acara yang berlangsung mulai dari tanggal 8 -- 14 Oktober di Bali akan mampu memberikan dampak peningkatan ekonomi di Indonesia khususnya Bali.
Pada pertemuan nanti, akan ada lebih dari 2000 pertemuan yang diikuti oleh 20 Kepala Negara, Â Menteri Keungan serta Direktur Bank Sentral dari 189 negara dan dengan 19800 peserta, ditambah dengan 5050 peserta delegasi dan 14750 non delegasi.
Sedangkan ada 13.000 peserta dari mancanegara dan 1750 dari Indonesia, Â menambahkan bahwa perkiraan konservartif untuk peserta dan lama tinggal peserta adalah 9 hari, 6 hari saat penyelenggaraan, 2 hari sebelum acara dan 1 hari sesudah acara.
Melihat perbaikan dan pembangunan infrastruktur di Bali, merupakan invetasi yang bisa memperluas keuntungan pariwisata di Indonesia. Dalam tahapan penyelenggaran acara, diperkirakan juga dalam menggunakan estimasi pengeluaran pengunjung, yang datang berbagai orang penting dan tidak sembarangan, bahkan ada beberapa peserta dari perwakilan negara banyak yang membawa pesawat pribadi sendiri.
Dampak langsung juga bersama dapat dilihat dari investasi pemerintah, ditambah penyelenggaraan sendiri dan pengeluaran pengunjung.
Dampak tidak langsung seperti dampak UMKM sehingga bisa menghitung penambahan lapangan kerja. Dampak keluaran langsung selama 2017-2018 5,9 T, utamanya untuk infrastruktur 3 T, terkait dengan AM IMF-WBG tapi bukan hanya untuk acara ini saja. Contohnya seperti underpass Ngurah Rai, pelabuhan Benoa, Patung Garuda Wisnu Kencana.
Pemerintah optimis bahwa kegiatan ini akan membuat pertumbuhan ekonomi bali terdongkrak. Dengan adanya acara ini maka pertumbuhan ekonomi Bali menjadi 6,54%, kalau sebelumnya pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Bali kurang dari 6%. Tambahan dan peningkatan yang dihasilkan dari sektor konstruksi, hotel, makanan minuman. Ini menjadi sebah hal positif dan tentu saja peningkatan fokus ekonomi yang baik poinnya, pertumbuhan ekonomi akan naik dari 5,9% menjadi 6,54% karena adanya AM IMF World Bank 2018.