Kemudian aku masuk ketika mereka sedang asyik bercakap tentang sesuatu ya g aku tidak tahu. Aku mendekati kakiNya, menunduk di depan kakiNya kupecahkan buli buli pualamku, kusiram kaki itu dengan minyak narwastu, kemudian kuhanduki dengan rambutku. Seseorang berusaha menarikku menjauh, namun Dia, Pria itu berkata:
Biarkanlah. KasihNya yang besar menunjukkan bahwa dosanya telah diampuni. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi.
Aku takpeduli sekarang. Aku tahu harapanku untuk menikah kandas dengan habisnya narwastuku tadi. Aku tak lagi peduli. Masa depanku hanya mengikutNya. Aku melihat cerahnya masa depan ketika aku mengikuti Pria itu meski akan ada banyak tantangan yang harus kuhadapi. Ya. Aku siap. Siap dengan sepenuh hatiku.
Inilah aku, Magda hang baru. Bukan si WTS namun aku Magda murid Sang Guru
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H