Mohon tunggu...
Mirlawati GMarada
Mirlawati GMarada Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswi

Menjelajahi dunia dengan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ghoriibah, That is My Name!

1 Desember 2020   10:04 Diperbarui: 1 Desember 2020   10:14 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sepertinya kejadian siang kemarin tidak meniggalkan kesan yang buruk baginya? Toh sekarang dia bisa menikmati harinya seperti makan ikan tak bertulang, tapi nyatanya ikan yang dimakannya bertulang." Kataku pada diriku sendiri mencoba memahami sosok perempuan aneh yang duduk di bawah pohon ketapang bagian belakang kampus.

Dua hari sudah aku menjadi penggemar gelap wanita itu, tapi aku belum berhasil mendekati wanita tersebut, mendengar sepatah kata keluar dari mulutnyapun tidak. Hanya sekedar tahu tangannya yang bagitu mahir memandu ujung polpennya menari di atas kertas.

Sampai hari itu ...

(Kelas A semester 4 jurusan Sastra Bahasa)

"Bil, ku dengar kamu sedang berusaha mendekati mahasiswi aneh yang kemarin di tertawain sama anak-anak kampus di kantin ya? Kok bisa sih seorang Bil-bil ketua komunikasi yang terkenal kemahirannya dalam IT dekat sama anak aneh yang munkin tinggalnya di hutan ?" Tanya Nani yang seakan baginya perbuatanku adalah aib.

"Oh, jadi bener ya kabar yang tersebar di anak-anak tentang ketua kom?" Kata salah seorang mahasiswi yang tiba-tiba datang dan nyerocos seperti kereta yang meluncur tanpa rem.

Aku hanya diam dan berlalu meninggalakan mereka. Ya, aku Sabila hidupku bisa dibilang sangat sempurna dengan keadaan keluargaku yang tak perlu takut melarat sampai tujuh turunan. Dan kepopuleranku juga yang tak dapat di pungkiri. Tapi hidupku terasa hambar dan tak dapat ku nikmati ketenangan jiwa.

Masih dengan hati yang berkabut, kaki ini menyusuri setiap lorong kampus mengikuti irama hati yang mencoba mencari ketenangan. Tak terasa irama itu membawaku ke sebuah taman beringin. Dengan pandangan mata yang kosong aku hanya terdiam seperti pohon beringin di hadapanku.

"Maaf, apa kamu melihat polpenku? Sepertinya jatuh di sekitar sini.''

Seketika suara itu mengisi setiap ruangan hampa di dalam diriku. "Oh, kamu sedang mencari polpenmu ya?" Jawabku seolah tak memiliki pilihan kata yang lain.

Perempuan itu kemudian menganggukkan kepalanya sambil mencari polpennya di sekitar pohon beringin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun