Mohon tunggu...
meithy intan
meithy intan Mohon Tunggu... -

pencinta lingkungan, ingin sharing utk hal2 yg bermanfaat, cinta akan pemberian Yang Maha Segalanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesadaran Generasi

31 Maret 2010   07:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:05 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang menjelang sore hari yang baru berlalu membuat saya getir ketika berhadapan dengan kenyataan dan bukan mimpi. Dalam bayangan saya ada semacam kecemasan yang sering terang2an saya tunjukkan dihadapan anak muda termasuk anak saya. Obyek kecemasan saya tersebut berhubungan dengan kesadaran generasi akan keberadaan tanah yang kita cintai ini. Kehidupan yang terus berlanjut dengan dinamikanya demikian cepat, diikuti pula berbagai dilema yang tidak dapat dihitung sebab Indonesia bukan hanya Jakarta atau Jawa saja. Maka alangkah kagetnya saya ketika pertanyaan yang saya ajukan pada beberapa puluh mahasiswa tidak ada yang tahu dimana itu Dobo, Tual, Saumlaki. Secara bergurau (sambil menelan pahitnya ludah) saya katakan "wah, tdk aneh ya kalau nanti banyak wilayah hilang di masa yang akan datang dan kamu sekalian tidak tahu bahwa milikmu telah hilang dicaplok orang. Atau mungkin kita akan bernasib seperti negara-negara balkan, sehingga ada republik Tasikmalaya, Bantul, Pandeglang dan sejenisnya". Merekapun terdiam. Sebetulnya sudah lama saya curiga bahwa ada yang tidak disadari sepenuhnya oleh kita bahwa batas-batas wilayah negara, letak wilayah dari Sabang sampai Merauke, berbagai situasi yang dialami oleh saudara-saudara kita di wilayah tersebut seperti tampak tidak hadir dalam kesadaran hidup sosial dan bernegara kita. Ada yang keliru dalam proses pembelajaran kita baik di sekolah maupun di lingkungan rumah/sosial kita. Kita tidak mungkin menunggu banyak kasus yang merugikan bangsa baru kita berteriak-teriak. Entah cap apa yang akan diberikan oleh bangsa lain melihat bagaimana kita selalu saja terlambat dalam banyak hal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun