Mohon tunggu...
Mir'atunnisa Anis
Mir'atunnisa Anis Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Believe in your self & You Can do!!\r\n----------------------------------------------\r\nStudent Of PBA UIN MALIKI MALANG (13150002)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terimakasih Ayah

26 Mei 2015   01:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:36 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam bertabur bintang, hawa sejuk menemani kesendirian Vina, seorang gadis sebelas tahun yang merupakan anak tunggal dari Sutiman dan Maryam. Kesepian Vina semakin bertambah setelah Ibundanya telah meninggal beberapa bulan lalu karena mengidam penyakit Kangker rahim. Semenjak itu ia selalu merenung dan lebih banyak berdiam diri di kamarnya.

Ayah Vina adalah seorang Pedagang besar. Biasanya Sutiman berangkat pukul enam pagi dan kembali ke rumah pada pukul Sembilan malam. Terkadang Sutiman tak sempat melihat anaknya, karena pagi ketika ia berangkat Vina belum bangun dan setelah kembalipun anaknya sudah tertidur. Namun sebelum berangkat tak lupa ia menyimpan saku untuk Vina berangkat sekolah. Di rumah, Vina hanya ditemani oleh Bibi, adik dari Ibu Vina. Bibi sangat menyayangi Vina, namun dua bulan lagi bibi akan menikah, dan akan mengikuti suaminya ke Kota.

Beberapa bulan kemudian, hidup Vina semakin sepiVina serasa hidup sendiri. Tak ada yang membantunya menyiapkan sarapan bahkan membantunya mengerjakan tugas sekolah. Gadis kelas Lima sekolah dasar ini selalu melakukan pekerjaannya sendiri, karena dulu ketika sang Ibu masih hidup, ia selalu diajari untuk mandiri dan disiplin.

Melihat anaknya selalu sendiri dan kesepian , Sutimanpun kini telah mengurangi waktu bekerjanya. kini ia dapat kembali ke rumah pukul tiga sore. Sutiman sangat menyayangi anaknya, terkadang dia sedih ketika melihat vani harus merasakan hidup bersama orangtua tunggal diusianya yang seperti ini. Namun itu bukanlah penghalang bagi Sutiman untuk tidak memberikan kasih sayang kepada anaknya. Pernah beberapa saudara Sutiman menawarkannya untuk menikah lagi, namun menurutnya itu sangat berat, kasih sayang dan kesetiaan Sutiman kepada almarhum istrinya sangatlah besar, sehingga ia tak bisa mencintai wanita lain selama ia masih sanggup untuk menjadi ayah sekaligus ibu bagi anak kesayangannya, Vina.

Sutiman kini lebih banyak menyediakan waktu untuk merawat anaknya, sebelum ia berangkat bekerja ia selalu membantu Vina untuk berangkat sekolah dan mengerjakan tugas sekolah. Vinapun sangat menyayangi ayahnya. Walaupun ia hidup dengan orangtua tunggal, ia merasa kasih sayang ayahnya sudah sangat membuatnya bahagia. Namun tak lupa Do’a selalu ia panjatkan untuk Ibu yang telah mendahuluinya.

Vina adalah anak teladan di sekolahnya. Bimbingan dan nasehat ayahnya selalu dipatuhi. Sehingga dia disegani oleh teman-temannya karena kebaikan dan kepolosannya. Selain itu ia selalu meraih juara kelas. Ayahnya merasa bangga dengan ketegaran dan keteguhan anaknya. Sutimanpun kini telah membuktikan pada saudaranya bahwa diapun bisa mendidik anaknya walau tanpa istri baru. Kesetiaan Cinta yang dimiliki Sutiman untuk merawat dan mendidik buah hatinya juga merupakan wujud dari Cinta kepada Maryam, walaupun kini istrinya telah tiadan Sutiman yakin Maryam pasti bahagia melihat kehidupan sutiman dan Vina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun