-Tak seperti biasanya Salsa datang tanpa mengucap salam dan dengan raut wajah yang cemberut. Aku dan suamiku yang berbaring di sofa ruang tamu sama sekali tak dihiraukannya. Dia berlari masuk kamar dan membanting pintunya dengan sangat keras. “hmm, yasudahlah mungkin dia mempunyai masalah dengan temannya di sekolah, biarlah nanti saja aku yang akan berbicara dengannya” ujarku kepada suamiku yang hendak menuju kamar salsa dengan wajah marah.-
Kutipan Cerita di atas menggambarkan keadaan Emosi anak. Ketika seorang anak tiba-tiba menjadi sangat sensitif, gampang marah tetapi cepat kembali ramah. Bisa terkadang marah karena suatu hal kecil yang membuatnya tersinggung, dan berlalu masuk kamar dengan membanting pintu. Pastinya orang tua akan sangat terkejut dan akan memarahinya. Namun lebih baik orang tua menahan emosinya dan menunggu hingga emosinya reda baru menegur anak tersebut dan memikirkan solusi terbaik untuk mengatasi masalah kemarahan anaknya dengan baik dan bijaksana.
Secara emosianal seorang anak sudah bisa merasakan cinta dan kasih sayang, baik dan suka menolong, dan pada saat yang bersamaan juga bisa menjadi sangat agresif dan egois. Ketika orang tua mengasuh anak-anak mereka dengan penuh kehangatan dan kasih sayang, anak akan menjadikan cinta sebagai sesuatu yang penting dalam kehidupan mereka dan bisa diajari untuk peduli dan mau membantu orang lain.Seorang anak sudah bisa merasakan dan menyadari jika ada anak lain yang sedih, mereka akan merasa bersimpati dan ingin menolong.
Anak-anak sudah bisa mengekspresikan emosi dasar dari rasa marah dan takut, baik dengan cara yang positif maupun negatif. Marah merupakan dasar dari cara anak mengembangkan kemampuan inisiatifnya untuk menyelesaikan masalah. Rasa takut, yang diekspresikan dalam bentuk kecemasan yang ringan justru bisa menjadi sebuah motivator bagi mereka.
Emosi menjelaskan mengapa anak berperilaku demikian, termasuk pada perilaku yang merusak diri sendiri. Jadi peran orang tua adalahmemotivasi mereka, dan memahami lebih dulu emosi yang mengendalikan mereka dan memanfaatkannya untuk mengarahkan perilaku dan pemikiran yang lebih positif.
Adapun Kebutuhan emosional anak adalah :
1. Kebutuhan akan rasa aman
Seseorang anak pasti membutuhkan rasa aman baik dari diri maupun lingkungannya. Untuk menciptkan rasa aman kepada seorang anak hendaknya orangtua tidak Membandingkan anak dengan saudara atau orang lain. Mengkritik dan mencari kesalahan dan memberi Kekerasan fisik dan verbal. Sebab jika seperti itu anak tidak akan merasa aman dan nyaman serta akan membuat kondisi psikologi anak terganggu.
2. Kebutuhan akan pengakuan (merasa penting) dan diterima atau dicintai
Kita sebagai orangtua harus membuat anak-anak merasa penting, diterima dan dicintai. Jangan membuat anak merasa kecil hati dengan ancaman. Sehingga anak akan enggan untuk melakukan perintah bahkan dengan ancaman sekalipun. Maka hendaknya orangtua harus mengerti cara yang tepat untuk melayani anak serta harus memberi perhatian dan kasih sayang yang lebih. Sehingga anak-anak tidak akan beralih untuk mencari perhatian di luar rumah. Dan Rasa nyaman pada anak akan tumbuh dari bahasa cinta yang tepat.
3. Kebutuhan untuk mengontrol (merasa mandiri atau keinginan untuk mengontrol)
Untuk melatih kemandirian anak perlu adanya bimbingan sejak dini agar anak terlatih untuk melakukan kegitanannya sendiri dan tidak selalu bergantung pada orang tua. Tetapi tentunya dengan cara yang halus, bagaimana rangtua memberi arahan, perintah itu dengan baik sehingga anak tidak merasa tertekan dan berat untuk melakukan apa yang diperintahkan orang tua. Dan membuat adak menyadari bahwa apa yang dinasehati dan diarahkan orangutan adalah semata-mata untuk dirinya sendiri.
Itulah sekilas tentang pentingnya memahami Emosi anak dan bagaiamana cara yang penting dilakukan oleh orangtua untuk membantu anaknya dalam menyelesaikan masalahnya. Orangtua yang cerdas pasti tidak kehabisan cara untuk melakukan pendekatan dengan anak, sehingga anak akan merasa nyaman dengan orangtua dan bahkan menjadi teman curhat yang baik bagi anak-anak. Sehingga anak akan mampu mengendalikan dan memahami permasalahan yang dia hadapi dengan baik dan tenang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H