Mohon tunggu...
miratul fadilah ast
miratul fadilah ast Mohon Tunggu... -

Telkom Applied Science School

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Wanita Mandiri Penuh Cinta

4 April 2014   23:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:04 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal dari rasa yang biasa menjadi luar biasa. dimana aku memutuskan untuk pertama kali jauh dari keluarga,sahabat bahkan cintaku. ntah apa yang aku fikirkan saat itu,saran dari orang tua dan sahabat yang menyuruh ku untuk kuliah pun aku abaikan.

Tepat tanggal 11 juni 2012, aku mempersiapkan barang-barang yang akan ku bawa. Tiba-tiba mama datang menghampiri kamarku, membuka pintu kamar secara perlahan “ Kamu yakin akan berangkat kesana, apakah kamu yakin tidak ingin melanjutkan kuliahmu ? “ujarnya dengan lembut. Wajahku pun berpaling menatap wajahnya sambil tersenyum. Aku merasakan apa yang dirasakan mama, ketakutannya, kekhawatirannya akan anak perempuannya yang akan jauh darinya. Aku tahu keselahanku yang fatal dulu menjadi alasan mereka melarangku untuk jauh dari pengawasan mereka. Tapi hal itu tidak membuat keputusanku berubah. Tekadku dan semangatku ingin membuktikan kepada mereka semua bahwa AKU BISA MANDIRI , AKU BISA BERUBAH JADI LEBIH BAIK seperti apa yang diharapkan ayahku. Walau tidak dengan keinginannya itu.

Sekitar pukul 3 pagi aku terbangun. Aku teringat akan mama. Aku pun memutuskan untuk shalat. Dalam shalatku ku panjatkan doa untuk ayah dan mama “ ya Rabb yang maha atas segala maha, jaga mereka, berikan mereka keteguhan dalam hatinya, hilangkan rasa takut mereka atas diriku, aku hanya ingin membuktikan apa yang ingin aku buktikan . Aku sayang mereka ya rabb. Amin “. Aku pun tidak bisa menahan airmataku yang jatuh.

Tidak terasa sudah menjelang pagi, seperti biasa mama memanggilku untuk sarapan bersama. Akupunduduk tepat dihadapan ayah. Mengambil roti dan segelas susu yang sudah tertata rapi diatas meja. Rasa takut untuk memandang wajah ayah pun aku rasakan, aku menolehkan wajah kearah mama. Mama tersenyum seakan memintaku untuk mengatakan sesuatu kepada ayah. “ Ayah, pesawat dila berangkat jam 12.30 siang nanti, apakah ayah akan mengantarku ?” ujarku lembut dan ragu-ragu. “ iya berangkatlah , jaga dirimu. Ayah tidak bisa mengantarmu ke bandara siang nanti .” ujarnya singkat.“oh iya, tidak masalah”. Ingin nangis rasanya, tak apalah setidaknya ayah sudah mengizinkanku.

Jarum jam pun menujukkan pukul 9 pagi , bergegasku mandi dan memeriksa kembali perlengkapanku selama disana nanti. Pukul menunjukkan jam 10 lebih beberapa menit, aku pun berangkat menuju bandara diantar kakakku yang pertama dan mama. Tak lupa ku menyapa ayah yang sedang duduk diatas meja kerjanya sambil mengerjakan sesuatu. Dengan hati yang sedih berangkatlah kami ke bandara. Setiba disana, ternyata 4 sahabatku sudah menungguku didepan pintu keberangkatan.

“ hati-hati disana, jangan lupa hubungi mama kalau sudah sampai di Surabaya. Ingat jaga barang bawaan mu.” Ujar mama. “ iya mama , pasti” ujarku sambil memeluknya, lagi-lagi airmataku tak bisa ku tahan. kakakku hanya tersenyum melihatku dan berkata,” jaga dirimu”. Ku ambil koper dan tas bawaanku dan menghampiri 4 sahabat yang sudah menungguku dari tadi. Mereka pun memelukku “ Hati-hati, jangan kelamaan disana” ujar mereka sambil mengelus rambutku. “ hehe.. iyah wanitaku”. Masuklah aku ke ruang check-in dan bergegas menuju ruang tunggu . tepat pukul 12 siang, tiba-tiba seorang pria duduk disampingku menggunakan jaket hitam dan menyapaku “ Hai gadisku “ sapanya. Akupun langsung berbalik kearah lelaki itu. “ INDRA” dengan wajah polos dan ragu. “ apa yang kau lakukan disini?” tanyaku penasaran. “ aku ikut denganmu ke pare”,ujarnya dengan pede. Aku pun terdiam antara senang, marah, jengkel.

Akhirnya ,Pemberitahuan saat boarding pun tiba.bergegasku lari dari hadapan indra. Hufftt .. akhirnya aku bisa duduk tenang diatas pesawat.Rasa penansaranku pun membuatku sering menoleh kebelakang dan kedepan . “Kau mencariku ?”. langsung ku palingkan wajahku dengan seorang pria yang duduk tepat di belakangku. “ aku disini menjagamu!”, ujarnya dengan tegas dan pedenya. Aku mulai berfikir, jangan-jangan dia beneran mengikutiku ke pare. Ku ambil hp di dalam tas mencoba tenang dan mengirimkan sebuah pesan ke mama “ mama aku sudah diatas pesawat , sebentar lagi take off “ . wajah merengut dan lagi-lagi meneteskan airmata. Mencoba untuk tenang , aku pun tertidur . tidak terasa sudah sampai di surabaya dan waktu menunjukkan pukul 13.00 dimana Makassar dan surabaya memiliki perbedaan waktu 1 jam .akupun langsung mengambil barang di cabin dan terun menuju pintu keluar.“ Bareng ya yank “ , ujarnya. “ iya, tapi kamu yang cari mobil ke pare” ucapku jutek. “ Siap komandan” ucapnya dengansenyum. Sambil menunggu aku menyempatkan untuk menelfon mama. Beberapa saat kemudian indra dating menghampiriku” ayo, mobilnya sudah ada” ujarnya. “Indra, aku senang melihatmu disini bersamaku , walau awalnya aku kaget dan marah saat kamu muncul dengan tiba-tiba di hadapanku.” Ucapku malu. “ sudahku bilang dari awal, aku akan ikut denganmu, sekeras apapun kamu melarangku.” Sambil mencium keningku.

Tuhan aku selalu yakin dan percaya, tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini.Dia yang peduli dan mereka yang peduli . kau sudah mengaturnya dari awal. Dari sebelum aku memutuskan untuk jauh dari keluargaku. Semoga ini yang terbaik . sehingga sampai aku pulang nanti, aku bisa menjadi orang yang mereka banggakan .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun