Mohon tunggu...
Mira Aqila
Mira Aqila Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya Ingin Berbagi :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rasa Bersalah Jika Menyatakan "Tidak"

25 Januari 2012   19:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:27 2249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_158379" align="aligncenter" width="557" caption="ihsan-magazine.blogspot.com"][/caption]

Pernahkan anda mengalami kondisi dimana anda susah sekali untuk menolak sesuatu? Misalnya menolak tawaran seorang sales yang menawarkan barang yang tidak kita butuhkan, tetapi karena rasa kasihan maka kita membeli barang tersebut? Atau susah untuk menyatakan tidak untuk menolak seseorang yang menyatakan cinta terhadap anda? Ya, apapun itu permasalahannya, kita tidak bisa menolak atau susah sekali untuk katakan Tidak!!

Pengalaman sayasendiri, saya susah sekali untuk menolak jika ditawarkan barang oleh keluarga /sodara. Jika ada sodara yang berkata “Mir, mau beli barang ini ga? Bagus loh?” apalagi orang yang menawari kita itu berpenghasilan kurang / kurang mampu. Ada rasa kasihan jika kita tidak membeli. Rasa tidak enak jika menolak selalu saja datang. Akhirnya mau tidak mau saya membeli barang tersebut. Kalau jika barang itu makanan yang langsung habis, itu lebih baik. Tetapi jika barang yang di tawarkan bersifat “continue“ bagaimana? Jujur saya masih belum bisa merasakan kenyamanan untuk berkata "Tidak !”

Pengalaman saya yang lain tentang susahnya menolak seseorang yang menyatakan cintanya kepada saya. Ini pengalaman waktu masih single loh, ketika saya masih duduk di bangku kuliah. Ada seseorang yang sudah dekat dengan saya, saya menganggapnya sebagai sahabat dekat. Tetapi tiba-tiba dia menyatakan cinta kepada saya. Karena saya orangnya tidak tegaan, maka saya menerima pernyataan cintanya tersebut. Lama-lama menjalani hubungan yang awalnya dari rasa kasian/tidak tegaan membuat saya merasa tertekan, seperti harus bermuka dua. Cape rasanya. Akhirnya karena saya tidak tahan, maka saya putuskan untuk mengakhiri hubungan dengan dia. Hasilnya apa?? Hubungan saya dengan sang mantan benar-benar hancur, tidak berteman lagi sama sekali, mungkin sakit hati terhadap saya.

Kita sebagai manusia memang memiliki sifat rasa kasian dan tidak enak untuk menolak sesuatu. Itu merupakan penyakit menurut saya, karena jika kita tidak belajar untuk menolak dan menyatakan TIDAK maka akan merugikan kita dikemudian hari.

Drs HD Bastaman, psikolog dari Universitas Indonesia mengatakan salah satu akar permasalahannya adalah karena budaya ‘ewuh pakewuh’ yang mengajari kita untuk selalu berbuat baik pada setiap orang. Akibatnya menolak permintaan dianggap sebagai sesuatu yang salah karena membuat orang lain tersinggung atau tidak senang. (sumber disini)

Untuk menghadapi itu semua, saya mulai mencari tips belajar untuk menolak secara halus. Kalimat yang disarankan oleh William Ury " The Power of Positive No" (sumber disini)diantaranya :

Untuk menolak barang yang ditawarkan, “Jangan sekarang ya.. / lain waktu saja” Kata-kata itu digunakan untuk menolak secara halus. Mungkin ini bisa menunda sementara waktu. Dan memberikan kita waktu untuk berpikir bagaimana cara penolakan selanjutnya jika dia menawarakan ulang. Dan ini sangat efektif untuk menolak secara cepat dan halus.

Untuk menolak ajakan teman, “Saya sudah ada janji.” Jika memilih kalimat ini, maka anda tidak perlu menyampaikan alasan lain secara panjang lebar, sekaligus menunjukkan bahwa anda menghormati komitmen yang sudah anda buat.

Untuk permintaan pertolongan, misalnya mencari pekerjaan, “Saya akan coba mencari orang lain yang bisa membantu anda.” Kalimat ini menunjukkan bahwa anda menghargai dan memperhatikan masalah orang lain.

Dan untuk menolak pernyataan cinta seseorang yang tidak kita cintai, mohon maaf, seandainya saya memiliki perasaan yang sama” jika anda menyampaikan kalimat tersebut, ucapkan dengan hati-hati dan lembut agar tidak menyakiti perasan yang bersangkutan. Untuk posisi sekarang, saya sudah menikah, saya cukup menyatakan “Maaf, saya sibuk menemani anak“ jika ada telepon masuk yang dari cowo yang tidak jelas ingin mengatakan menelepon hanya untuk mengobrol.

Akhir kata, postingan ini saya buat untuk mengingatkan saya pribadi, jujur saja saya masih dalam tahap mempraktekan sehari-hari dan harus banyak dilatih. Ini tidak mudah memang, karena menyatakan “tidak” tanpa melibatkan perasaan bersalah memang susah apalagi dengan keluarga sendiri yang melibatkan hati/perasaan.

Semoga bisa bermanfaat.

1327518610579279439
1327518610579279439

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun