Mohon tunggu...
MIRA RAHMAYANI
MIRA RAHMAYANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dari bagian FPBS, jurusan bahasa dan sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Book

Haluan "Ikan Adalah Pertapa"

20 Juni 2023   18:11 Diperbarui: 20 Juni 2023   18:13 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ebooks.gramedia.com

Dalam menganalisis buku Ikan Adalah Pertama diperlukannya pendekatan kajian sastra struktural, di mana ini bertujuan membongkar dan memaparkan secara cermat, teliti, detil, dan dalam pada keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama mengahasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1988:135). Berikut adalah bagian-baian yang akan di analisis dalam sebuah antologi puisi adalah diksi, gaya bahasa, imaji, bunyi, dan tipografi, serta struktur batin yang meliputi tema, nada, perasaan, dan itikad.
Mayoritas jenis diksi dalam buku Ikan Adalah Pertama adalah konotatif, yakni makna yang terkandung dalam puisi merupakan kiasan atau bukan makna yang sebenar-benarnya. Makna ini sifatnya emosional, sehingga menimbulkan imajinasi dan nilai rasa tertentu bagi sang penulisnya. Di mana puisi ini tentang alam dengan cuaca yang dirasakannya dan di tafsirkan kedalam sebuah puisi. Penulis tidak secara transparan menceritakan tentang cuaca dan alam, namun dari sana ia berangkat dengan imajinasi-imajinasi yang dikiaskan.
Gaya bahasa yang digunakan dalam buku Ikan Adalah Pertama yaitu personifikasi, di mana benda mati yang tidak bernyawa memiliki pikiran dan perbuatan seolah hidup seperti manusia. Berikut salah satu kutipanya dalam puisi "Puisi Ombak"
            Mimpimu bintangku
            Kesakitanku keputusasaanmu
Aku adalah ombak putih
yang mengikutimu
gelombang kecil
ombak yang datang kembali
("Puisi Ombak", Ryeol, hlm. 6)
Bait di atas merupakan bait kedua dalam puisi "Puisi Ombak" dengan kata yang pertebal yaitu kata kesakitan, Aku, dan mengikutimu. Ketiga kata itu seolah-olah ombak memiliki nyawa layaknya manusia yang bisa merasa 'kesakitan', menyebut dirinya sebagai 'Aku' dan dapat 'mengikuti' seolah bisa berjalan.
Menurut Rokhmansyah (2014:18) imaji adalah susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi di mana pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan membayangkan melalui pengalaman dan perasaan kita apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan penyair dalam puisinya. Namun dalam buku ini, penulis tidak begitu transparan dalam menunjukkan imajinya, di mana hal ini selaras dengan bukunya Sapardi Djoko Damono dengan judul "Bilang Begini Maksudnya Begitu" sehingga butuh pemahaman mendalam saat membacanya karena yang disampaikan bukan hanya sekedar menceritakan alam dan cuacanya saja.
Tipografi merupakan struktur fisik yang digunakan dalam menulis sebuah puisi. Penulis dalam buku Ikan Adalah Pertama yaitu menggunakan tipografi yang konsisten yaitu puisi-puisi yang disajikan menggunakan judul dengan huruf kapital, puisi-puisi dituliskan dari tepi kiri ke kanan, tanda baca yang digunakan memberikan penegasan dan tidak berlebihan.
Struktur batin puisi dibagi menjadi empat bagian: tema, perasaan, nada dan pesan. Melalui tema, penyair menyampaikan gagasan-gagasan yang berkembang dalam puisi-puisinya, baik menurut makna setiap baitnya maupun secara keseluruhan. Adapun struktur batin yang terkandung dalam buku Ikan Adalah Pertama yaitu dengan tema dan rasa ini saling barkaitan dengan latar belakang penuis di mana penulis mengatasnamakan alam dalam puisi-puisinya,  setelah tema dan rasa ada nada yang merupakan cara penulis menyampaikan puisi-puisinya kepada pembaca, selain itu amanat merupakan struktur batin yang penting karena amanat merupakan inti sari dari puisi-puisi yang ditulisnya yaitu penulis ingin menyampaikan bahwa tidak ada yang abadi sehingga keindahan alam sekalipun membawa kesan kepergian.
Kesan yang di dapat dari membaca buku Ikan Adalah Pertama karya Ko Hyeong Ryeol yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Kim Young Soo dan Nenden Lilis Aisyah ini sebuah antologi puisi yang sederhana yang sarat akan makna dengan mengatasnakamakan alam dan hal-hal yang tidak abadi. Sehingga ini pun dapat dikatakan spiritualisme yang secara tidak langsung karena mengandung kiasa-kiasan yang membutuhkan pemahaman lebih dalam.
Buku antologi puisi Ikan Adalah Pertama karya Ko Hyeong Ryeol yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Kim Young Soo dan Nenden Lilis Aisyah merupakan jalan lebih banyak bagi penulis-penulis dalam menyuarakan karyanya dengan diterjemahkan kedalam berbagai bahasa, salah satunya dengan adanya terjemahan dari karya Ko Hyeong Ryeol ini menjadi kiblat baru khususnya bagi para pembaca dan penulis puisi Indonesia karena penulis merupakan warga asli korea, di mana latar belakang dapat menjadi pemicu karya-karya yang dilahirkannya. Dari sini dapat dijadikan pembelajaran baru bagaimana gaya seorang penulis korea membuat puisinya. Sehingga ini hal yang bagus dan menarik untuk dikembangkan
Terlepas dari buku yang merupakan terjemahan dari bahasa korea, buku ini masih mencantumkan orisinalitas dengan mencantumkan puisi-puisi yang masih berbahasa korea, sehingga bagi pembaca dapat mempelajari dan membandingkannya langsung dalam satu buku. Puisi-puisi yang disajikan cukup sederhana namun berkesan karena memiliki diksi-diksi yang unik, di mana pembaca harus menganalisis maksud dari setiap puisi yang dituliskan penulisnya. Karena tidak sedikit puisi-puisinya yang mengandung kiasan dan majas-majas yang membutuhkan pemahaman. (Mira Rahmayani)
 
Sumber : http://repository.syekhnurjati.ac.id/5074/3/BAB%202.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun