melipatlipatgandakan kegelapan
juga kata-kata usang.
Ia pun menyalakan lilin-lilin
sambil meratap-ratap
mengap-mengap susah payah,
lalu melihat lekat-lekat
gelas yang dijilat cahaya.
Terpaku, kosong dan samar-samar.
Sekali lagi, ia lawan
jemu, sepi, sedih itu
dengan kejemuan, kesepian, dan kesedihan lainnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!