Hadirlah nyiur
menggalang perhatian
di ketinggian.
Nyiur itu melambai
membaca puisi lama dan
menyanyi lagu nasional
tentang keindahan alam
swargaloka kebanggaan bangsa
tentang dirinya.
Tak ada yang merespon,
hanya burung dan tupai satu dua
juga padi yg bersemilir
sedang mesin gergaji menimpali.
Tak ada yang mendengar
makhluk yang bernama manusia itu
bernyanyi tentang anaknya yang butuh rumah
Sambil merubuhkan batang tubuhnya.
Nyiur itu, siur melambai
bukan lagi merayu.
Kuning padi merunduk layu
burung-burung melepas rumahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H