Gambaran Gedung dan Sarana Prasarana Madrasah
Keterbatasan dana dapat menghambat pengembangan dan peningkatan fasilitas serta program pendidikan. Masyarakat desa pada umumnya lebih memilih bangunan sekolah yang lebih bagus sebagai patokan indikator majunya sebuah institusi pendidikan.Â
Pembangunan gedung dapat mempengarui keberlanjutan peran madrasah dalam mengajarkan nilai-nilai pendidikan di desa Ranupani. MIDA Ranupani menjadi pelopor sekolah dengan Program Full Day School, yaitu madrasah memulai kegiatan di Hari Senin sampai Sabtu dengan Jam belajar mulai 07:00 WIB hingga 16:00 WIB. Adanya kesadaran akan pentingya pendidikan dapat mendorong partisipasi aktif dari masyarakat dalam mendukung program-program madrasah.Â
Selain mengajarkan tentang materi belajar pada umumnya dalam kurikulum merdeka, disini beragam ektrakulikuler juga diajarkan yaitu Seni Melukis, Senam Aerobik, Seni Bela Diri, Komputer, Seni Al Banjari, dan juga Jurnalistik. Program Diniyah juga disediakan umum untuk seluruh masyarakat yang ingin belajar Al-quran dan Iqro' pada pukul 13:00 WIB hingga 16:00 WIB.Â
MIDA Ranupani akan terus berupaya untuk dapat menjalin kerjasama dengan lembaga lain seperti organisasi sosial dan komunitas-komunitas peduli pendidikan bagi daerah terluar pelosok paling barat kabupaten Lumajang.Â
Desa Ranupani memiliki potensi Pengembangan program pendidikan yang terkait dengan lingkungan atau kearifan lokal. MIDA Ranupani telah memberikan sumbangsih karya berupa kamus dwi bahasa tengger - arab yang dijadikan pedoman belajar bagi siswa.Â
Keterbatasan akses internet dan perangkat teknologi dapat diatasi oleh madrasah dengan menghadirkan Wifi di ruangan kelas untuk memudahkan guru dalam mengakses informasi dalam menunjang pendidikan yang lebih baik.
Sulitnya menarik guru berkualitas ke daerah Desa Ranupani menjadi tantangan tersendiri yang kerapkali dialami oleh civitas madrasah. Kurangnya ruang kelas, perpustakaan, ruang diorama, laboratorium, dapat membatasi siswa dalam pengalaman belajar di Madrasah.Â
Namun upaya untuk mengantisipasi itu civitas madrasah memanfaatkan pengetahuan lokal sebagai tambahan kurikulum yang menghubungkan pendidikan dengan lingkungan sekitar seperti memanfaatkan Amphiteater, Masjid, Mushola, Rest Area Ranupani, Danau Ranu Regulo, Danau Ranupani, Rumah Budaya, dan lain sebagainya sebagai lokasi penunjang belajar.