Mohon tunggu...
MI Thoriqul Huda
MI Thoriqul Huda Mohon Tunggu... Guru - Pusat Riset dan Berita Suku Tengger

Madrasah Ibtidaiyah di Desa Ranupani, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bulan Silaturahmi Hari Raya Karo di Ranupani

8 September 2021   20:30 Diperbarui: 8 September 2021   20:48 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk keindahan suku dan kekayaan budaya negeri indonesia memiliki semuanya. Salah satunya legenda suku tengger tanah tiyang gajah mada yang memiliki kaitan erat dengan kerajaan majapahit.

Dalam keistimewaan Hari Raya Karo telah tiba untuk bersuka cita, melepaskan cinta dalam segala pelik masalah duniawi. Romansa tradisi sanjan-sinanjan yang mengakrabkan antar keluarga, saudara, tetangga, dan seluruh lapisan masyarakat lainnya. Dengan tradisi sanjan-sinanjan membangun partisipasi masyarakat dalam mengisi ruang publik yang menjunjung tinggi akal budi dan kepercayaan sosial (social trust).

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Ada beragam cerita yang menghangatkan peristiwa sanjan-sinanjan bersama masyarakat desa Ranupani. Mulai dari cerita perkembangan zaman, kisah tentang pendidikan, dan adat leluhur yang ada di desa Ranupani. 

Umumnya masyarakat desa Ranupani melakukan sanjan-sinanjan masa sebelum sadranan dan masa setelah sadranan. 

Sadranan itu prosesi masyarakat untuk datang ke makam menabur bunga dan mendoakan leluhurnya di dalam rangkaian kegiatan hari raya karo. Desa Ranupani dibagi menjadi 2 dusun yaitu dusun besaran dan dusun sidodadi. 

Meskipun bukan rumus yang sepenuhnya benar, penulis menemukan jika kegiatan sanjan-sinanjan setelah sadranan biasa dilakukan warga dusun sidodadi menuju warga masyarakat dusun besaran. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Masyarakat suku tengger melakukan tradisi sanjan-sinanjan juga berkaitan erat dengan sesanti. Yaitu sebuah ritual doa dalam rangkaian hari raya karo yang dilakukan oleh dukun adat dengan mengunjungi setiap rumah warga masyarakat desa ranupani. 

Warga yang sudah melakukan sesanti itu akan diandhoni mangan oleh warga yang belum melakukan sesanti. Andhon mangan adalah istilah makan bukan dirumah sendiri pada saat melakukan tradisi sanjan-sinanjan.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Penulis juga menemukan selalu ada 2 meja dalam penyuguhan makanan. Meja pertama umumnya lebih banyak kepada snack/camilan, susu, ragam minuman, kue, dan buah-buahan, kita akan mendapatkan suguhan itu ketika baru dipersilahkan masuk rumah oleh tuan rumah. 

Lalu meja kedua umumnya berisi Nasi dan beragam lauk pauk, kita akan dipersilahkan makan ketika beranjak untuk pamit pulang, jadi ada budaya menghormati tuan rumah harus dengan makan terlebih dahulu sebelum pamitan pulang. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Sampai saat ini nilai-nilai budaya suku tengger masih dipegang erat oleh masyarakatnya. Meskipun ada beberapa pergeseran budaya yang penulis dapatkan cukup menjadi perhatian kita bersama. Misalnya tentang cerita tentang adab andhon mangan dulu yang lebih baik daripada adab andhon mangan saat ini. 

"Dulu di Desa Ranupani setiap warga masyarakat yang masuk ke dalam rumah tetangganya harus duduk terlebih dahulu, lalu makannya menunggu dipersilahkan oleh tuan rumah. Duduk untuk menghormati tuan rumah, dan makan menghormati tuan rumah makannya paling tidak benar-benar 1 suap nasi. Tetapi saat ini untuk antar warganya masuk rumah sama sekali tidak duduk dan makannya tidak sampai 1 suap nasi. Kadang makannya pun sambil berdiri selalu terburu-buru." Ujar salah satu masyarakat.

Tentu niatan dalam menjaga kebersamaan harus selalu bergerak menuju kearah yang lebih baik. Dengan bersungguh-sungguh bercermin pada nilai-nilai luhur yang diajarkan nenek moyang maka lahirlah hidup yang indah. Maju Bersama Suku Tengger !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun