Kesedihan merasa kehilangan mereka yang telah berjuang demi kemerdekan negeri indonesia harus terobati dengan langkah generasi patriot selanjutnya. Warisan cinta yang berkibar dengan warna merah putih memanggil Siswa MI Thoriqul Huda Ranupani untuk gegap gempita satu barisan memperingati Upacara HUT RI ke 76 di Desa Ranupani.Â
Dunia sedang terluka dengan Covid 19, kita hanya mampu menghadirkan ruang terbatas yang bisa mencurahkan nafas bunga kemerdekaan. Untuk memperingati, untuk mempelajari, dan untuk mengheningkan cipta rasa menghayati warisan kehidupan yang telah diperjuangkan para syuhada di masa lalu.Â
Suku tengger telah lama jatuh cinta dengan merah-putih pusaka negeri ini. Nenek moyang mereka adalah bagian dari pemilik sejarah perjuangan bangsa indonesia. Siswa MI Thoriqul Huda Ranupani telah datang pukul 07.00 Wib, yang laki-laki ada yang sudah mengitari lapangan sangking bahagianya akan ada upacara HUT RI. Sedangkan siswinya, mereka berdandan dengan bedak tipis, semuanya memakai pakaian adat. Madrasah ingin mengajarkan tentang pentingnya semangat dalam kegiatan sakral ini.Â
Saya pun terkesan dengan semangat walimurid yang mengantarkan putra-putrinya untuk bersegera masuk barisan upacara. Pun diantara mereka, ada yang sengaja memasakkan makanan untuk guru-gurunya sebelum mengikuti upacara. Dengan ramah khas masyarakat Suku tengger sajian makanan itu ditata di dekat Tumang.Â
Sejak dulu, tumang selalu ada sebagai tempat kekerabatan dalam menghangatkan suasana. Menu yang selalu ada yang menggoda adalah Sambel Terong dengan bumbu bawang prei tengger. (menu makanannya lain kali mungkin akan penulis bahas lebih detail lagi ya). Yang tidak ketinggalan melegenda nusantara adalah Semeru mengintip semangat Upacara ini dengan langit yang tegas dipandang. Dalam kehidupan Bromo-Semeru merasa aman dengan ramahnya kearifan masyarakat Suku Tengger.
Hadirnya madrasah di Ranupani menggenggam amanah perjuangan para Pahlawan dalam cita-cita kemanusiaan yang adil dan beradab. Pun dari sejarah bangsa ini, teriakan Takbir sudah menjadi senjata utama melawan penjajah.Â