Dinamika perkembangan madrasah sejak jaman penjajahan hingga masa kemerdekaan memiliki pasang surut. Kebijakan pemerintah hindia-belanda terhadap pendidikan islam pada dasarnya bersifat menekan dan membatasi.Â
Ada kekhawatiran pemerintah hindia-belanda  terhadap militansi kaum muslimin terpelajar. Salah satu bentuk kebijakan pemerintah hindia-belanda dalam mengawasi pendidikan islam adalah dengan terbitnya ordonansi guru pada tahun 1905 dan pada tahun 1926 (sumber: buku menelusuri pertumbuhan madrasah di indonesia, mastuki, depag RI 2001).
Pun saat pemerintahan jepang. Baru setelah indonesia merdeka 1945 , kondisi perkembangan madrasah secara umum meningkat.Â
Era presiden Soekarno pengajaran di madrasah, di musholla, di pesantren memiliki peran yang menonjol. Pada masa ini didirikan PGA,PHIN,MWB 8 Tahun, dan mulai ada penegerian madrasah swasta di semua tingkatan. Era Presiden Soeharto pun memiliki peran memperkuat kebijakan yang sudah ada sebelumnya.Â
Perkembangan yang signifikan adalah dikeluarkannya keputusan SKB tiga menteri tanggal maret 1975 yang isinya yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat Sekolah Dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs) setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan Madrasah Aliyah (MA) setingkat dengan Sekolah Menengah Atas (SMA).Â
Siswa lulusan madrasah dapat menggunakan ijazahnya untuk melanjutkan ke sekolah umum yang lebih atas.
Mari kita zoom-in menuju ke madrasah yang berdiri 2 tahun lalu di Desa Ranupani Kabupaten Lumajang. Di pintu masuk desa Ranupani, saya berhenti sejenak untuk mencuci muka, tempat ini oleh masyarakat disebut Oong. Selama 45 menit menjelajah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru kita akan menemukan keagungan Ilahi, kemegahan hamparan semesta, dan ledakan kesunyian serasa memacu semangat untuk bebas mengembara.Â
Negara ini sudah 76 tahun merayakan kemerdekaan, berbagai persoalan telah terlewati di bidang pendidikan, dll. Suasana yang sangat berbeda ketika berada di pintu masuk sini adalah suhu yang lebih dingin daripada sedang berada diperjalanan tadi. Sebetulnya Desa Ranupani lebih mudah dikenal sebagai daerah wisata, mengingat trend milenial yang suka jalan-jalan dan ngevlog tempat ini.Â
Sejuk dan dingin menjadi ciri khas pagi hari di Madrasah. Anak-anak sudah siap untuk menjalankan proses belajar seperti biasanya. Mereka sangat membutuhkan minimal pelajaran dasar membaca, menulis, dan menghitung.Â
Potret madrasah MI Thoriqul Huda Ranupani hadir untuk memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat suku tengger di Ranupani.Â
Dengan adanya madrasah kita ingin menjadi tempat komunikasi yang baik guru, murid, dan masyarakat. 76 tahun kemerdekaan indonesia kita syukuri sebagai anugerah dari Allah SWT. Walaupun kami berada di pelosok negeri, semangat itu terus membara lahir di tempat terang kemerdekaan. Maju bersama suku tengger!.
Salam Kemajuan Pendidikan di Kaki Gunung Semeru, Ranupane - Lumajang, Jawatimur. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H