Harus diakui, suku tengger adalah masyarakat yang tentram dalam menjalani kehidupan. Jika membahasnya akan membawa kisah yang membuat kita dapat kembali kemasa dimana cinta dapat memeluk sucinya manusia menjadi manusia.Â
Menyambut keberhasilan Mahapatih Gajah Mada yang berhasil mewujudkan sumpah palapa, sang baginda Raja Hayam Wuruk pun merasa bahagia. Sang raja pun ingin berkeliling negerinya. Perasaan itu tertulis mesra oleh seorang Empu Prapanca ahli sastra pada masanya.Â
Saya sudah dua tahun ini aktif dalam pendidikan masyarakat suku tengger di desa Ranupani. Melalui almamater Madrasah Ibtidaiyah Thoriqul Huda Ranupani, proses belajar generasi suku tengger dapat terjadwal dengan baik.Â
Sejak awal pendirian Madrasah di Ranupani telah memiliki lika-liku perjuangan yang luar biasa. Semangat masyarakat yang ingin mendapatkan pendidikan yang berkwalitas harus dijemput dengan ektra tenaga, ektra pikiran, dan ekstra perasaan.Â
Pertama, karena Ranupani memiliki suhu yang dingin jadi tenaga bisa cepat habis (cepat lapar juga). Kedua, karena Ranupani mayoritasnya adalah Suku Tengger, sudah menjadi tanggung jawab yang besar dapat mengajar dengan latar budaya yang berbeda Guru dan muridnya. Ketiga, karena Ranupani adalah tumpuan masa depan pintu masuk daerah wisata Kabupaten Lumajang.Â
Suku tengger itu mereka bukan suku primitif dan bukan pula suku terasing. Mereka hidup di lingkungan setempatnya yang sedang berkembang.Â
Suku tengger memiliki jumlah populasi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan populasi suku jawa. Keadaan tanahnya gembur seperti pasir sangat subur. Hasil tanaman yang umum adalah kentang, kubis, dan bawang prei.Â
Jika melintasi jalan di kawasan tengger maka akan banyak ditemui pohon cemara dengan suara khas ketika tertiup angin. Cuacanya sepanjang hari akan merasakan sejuk dan dingin. Jika musim kemarau cuacanya akan semakin dingin hingga di pagi hari daun-daun terselimuti bunga es.Â
Menyaksikan panorama di kawasan tengger membuat kita betah untuk singgah. Masyarakat suku tengger di desa Ranupani memiliki kesetiaan untuk menjaga alam sekitarnya dengan kegiatan adat, kerja bakti, tanam pohon, dsb.Â
Sebagai implikasi dari kiprahnya Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah di Desa Ranupani menjadi cikal bakal mewariskan banyak hal berharga untuk generasi masa depan. Maju Bersama Suku Tengger !!.
Salam Kemajuan Pendidikan di Kaki Gunung Semeru, Ranupane-Lumajang, Jawatimur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H