Sepanjang tahun 2020-2021 kita telah mulai akrab dengan istilah Konsep Merdeka Belajar. Dunia pendidikan telah bertransformasi menuju era digital sekaligus memastikan bahwa segala kebutuhan pembelajaran dimasa krisis ini harus dapat tetap terpenuhi.Â
MI Thoriqul Huda Ranupani sebagai lembaga yang baru pun harus menerima keadaan ini dengan dilematis. Kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang ada di madrasah menjadi bahan pemikiran untuk dapat dengan cepat dan masif dalam penguatan pembinaan madrasah terhadap peserta didik yang disusun sebagai standart kompetensi lulusan madrasah.Â
Konsep merdeka belajar kita respon dalam penguatan kebijakan madrasah dan menghadirkan paket penggerak organisasi paguyuban walimurid yang nantinya akan melengkapi unit ketrampilan dan kebudayaan di madrasah.
Sementara ini, madrasah sudah melakukan perkembangan mutu pendidikan dengan menghadirkan ruang Kelas Outdoor yang dikemas dengan pengembangan softskill bahasa inggris, MC, dan Pidato. Selain itu para siswa juga mendapatkan tambahan materi Video dan setiap bulannya mendapatkan soal ujian online.
Di bulan agustus ini, percepatan yang ingin kita kejar adalah menghadirkan Kelas Paguyuban Walimurid sebuah upaya untuk membuat madrasah memiliki ciri khas suku tengger.Â
Jadi ruang Kelas Paguyuban Walimurid adalah ruang belajar khusus yang terjadwal untuk melengkapi pembelajaran yang belum ada di madrasah.
" Saya ingin madrasah ini minimal memiliki 3 fungsi utama; pertama, Ruang sharing ilmu pengetahuan dari Guru ke murid. kedua, Ruang menggali bakat murid dengan mengajari keterampilan dan pengembangan softskill. ketiga, Ruang Kelas Paguyuban Walimurid yang membuat guru, siswa, dan walimurid dapat semakin akrab dan saling memiliki madrasah sebagai penggerak perubahan masa depan yang terarah sesuai kearifan lokal Desa Ranupani. " Tutur Hawin Fizi Balaghoni SP.d selaku kepala madrasah MI Thoriqul Huda Ranupani.
Lebih lanjut, harapannya ruang Kelas Paguyuban Walimurid nanti akan menjadi ikonik sebab dilengkapi dengan ornamen-ornamen yang selalu ada di masyarakat suku tengger, misalnya Tumang dan Sarung tengger. Siswa-siswi harus dibuat betah untuk datang ke madrasah bukan hanya karena alasan belajar, tetapi juga ada alasan madrasah serasa rumah mereka sendiri yang nyaman, unik, dan sesuai dengan adat istiadat desa Ranupani.
Pandemi bukan penghalang jika kita terus berfokus menemukan terobosan dalam meraih hasil pendidikan yang terbaik. Maju bersama suku tengger.
Salam Kemajuan Pendidikan di Kaki Gunung Semeru, Ranupane - Lumajang, Jawatimur.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H