Mohon tunggu...
Miranti Sabtiana
Miranti Sabtiana Mohon Tunggu... Freelancer - Social Worker

Warnai hidup dengan lesan dan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sumiyati Graduasi dengan Berwirausaha di Kawasan Wisata Religi Gunung Tidar

27 Juni 2021   07:09 Diperbarui: 7 September 2021   09:27 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indikator keberhasilan Program Keluarga Harapan (PKH) adalah graduasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari PKH untuk sejahtera dan secara sukarela melepaskan diri untuk tidak lagi menerima bantuan sosial Keluarga Harapan yang selama ini didapatkannya. Oleh karena itu, target graduasi harus dilakukan secara terukur dan sistematis melalui pendampingan para SDM PKH.

Kementrian Sosial RI melalui Seksi Terminasi Direktorat Jaminan Sosial Keluarga mengunjungi KPM PKH yang mengajukan graduasi sejahtera di Kota Magelang pada hari Rabu, 23 Juni 2021. Kegiatan kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Indri Astuti selaku Kepala Seksi Terminasi Direktorat Jaminan Sosial Keluarga, didampingi Praditya Dedy Heryanto selaku Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial Kota Magelang, Arif Rohman Muis selaku koordinator Wilayah Jateng II, Taufiq Hendra Wicaksono sebagai koordinator PPKH Kota Magelang, dan Meutia Aviva Pratiwi sebagai pendamping PKH Kelurahan Magersari.

Indri Astuti bersama rombongan menilik KPM siap graduasi
Indri Astuti bersama rombongan menilik KPM siap graduasi

KPM pertama yang dikunjungi pada hari itu adalah Sumiyati, KPM PKH warga Rejosari RT 06 RW 06, Kelurahan Magersari. Sumiyati merupakan KPM PKH Kohor 2015 yang memiliki 2 komponen PKH, yaitu komponen Pendidikan (anak SMP) dan komponen Kesehatan (anak usia dini).

 Sumiyati memiliki  usaha yaitu membuat arem-arem (nasi berisi sayuran atau sambal goreng yang dibungkus dengan daun pisang, dibentuk seperti lontong atau lemper) dan berjualan makanan ringan di rumah serta di warung emperan yang berada di bawah area wisata Religi Gunung Tidar. Sumiyati dapat meraup omset sebesar Rp 300.000,00 hingga Rp 500.000,00 per hari dari membuat dan berjualan arem-arem serta makanan ringan lainnya. Sumiyati bisa menghabiskan 7 kg beras setiap harinya untuk pembuatan arem-arem, per kg beras tersebut dapat menghasilkan rata-rata 40 arem-arem. Usahanya itu sudah digeluti dari 7 tahun yang lalu.

Sumiyati mengatakan bahwa Ia juga sudah bisa mendapatkan KUR senilai 50 juta, dengan cicilan per bulan Rp 1.500.000,00. Suami dari Sumiyati sendiri bekerja di lapangan golf sebagai petugas kebersihan dengan penghasilan Rp 1.100.00,00/bulan. Sumiyati memutuskan untuk mundur dari kepesertaan PKH setelah berunding cukup lama dengan keluarganya. Sumiyati merasa bahwa selama ini sudah cukup banyak dibantu dengan adanya bantuan PKH. 

Bantuan PKH yang didapatkan Sumiyati yaitu senilai Rp 1.125.000,00/3 bulan untuk membeli kuota paket internet karena kondisi pandemik belum berakhir sehingga kegiatan belajar masih menggunakan sistem daring (online), dan juga untuk membeli keperluan anak balitanya yaitu membeli susu, makanan, diapers, dan sebagainya. Sumiyati juga mengatakan bahwa banyak tetangganya yang sangat membutuhkan yang belum tersentuh bantuan sama sekali. Gaji dan penghasilan Sumiyati dan suami terbilang sudah sangat cukup untuk melunasi cicilan KUR dan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.  Ia berharap dengan mundurnya dari kepesertaan PKH juga bisa memotivasi anggota PKH lain khususnya di kelompoknya, agar bisa lebih memajukan usaha yang dimiliki masing-masing anggota dan segera mentas dari kepesertaan PKH.

(Meutia Aviva) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun